Mahmud Suyuti
16 Tahun Berjuang Demi Gelar Doktor, Mahmud Suyuti Teliti Ittisal Sanad Tarekat, Temui 12 Mursyid
16 Tahun Berjuang Demi Gelar Doktor, Mahmud Suyuti Teliti Ittisal Sanad Tarekat, Temui 12 Mursyid di Sulsel dan Jawa
TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Bismillah, seringkali saya membantu sahabat, teman dan lain-lain sampai dia doktor bahkan prof. Tapi saya justru tidak bisa menjadi doktor.
Sejak 2004 saya kuliah S3 sekarang 2021 (16 tahun) baru bisa melewati perjuangan hanya karena menyorot sanad hadis dan tarekat.

Demikian penggalan kalimat pembuka Mahmud Suyuti saat mengundang sahabat-sahabat dan koleganya menghadiri promosi gelar S3 doktoralnya di Universitas Islam Negeri UIN Alauddin Makassar, Selasa (23/2/2021) hari ini.
.... وَمَنْ رَآنِي فِي الْمَنَامِ فَقَدْ رَآنِي، فَإِنَّ الشَّيْطَانَ لاَ يَتَمَثَّلُ فِي صُورَتِي، وَمَنْ كَذَبَ عَلَىَّ مُتَعَمِّدًا فَلْيَتَبَوَّأْ مَقْعَدَهُ مِنَ النَّارِ . (رواه البخاري ومسلم).
Artinya:
.... siapa yang diantara kalian melihatku di dalam tidurnya, maka ia benar-benar telah melihatku. Sesungghnya setan tidak bisa menyerupai bentukku dan siapa yang berdusta dengan sengaja, maka ia telah menyediakan tempatnya di dalam neraka. (HR Bukhari dan Muslim)
Periwayat hadis harus berlawat ke berbagai wilayah, dari negeri satu ke lainnya, dari Madinah ke Hijaz, ke Syam, mencari dan menemui guru hadis dan bertemu langsung demi menerima sebuah hadis.
Perjalanan dalam lawatan mereka kadang bertahun-tahun lamanya.
Ada 12 mursyid yang dijadikan sampel prihal perlawatan mereka secara spiritual bertemu dengan guru-gurunya, masyaikh sebelumnya memiliki jawaban yang sama dan terekam dalam wawancara.
Mereka menerima hadis dari Nabi SAW antara lain tentang cara pengucapan la ilaha illallah.
Bagaimana posisi Nabi saat memberi riwayat, keadaan dan cara, bahkan sampai tutur kata Nabi SAW, cara duduk Nabi SAWdan pakaian yang digunakan digambarkannya secara detail dengan jawaban mereka yang sama. Sehingga mustahil ada dusta di antara mereka.