Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Tribun Luwu Utara

Angka Stunting di Luwu Utara Terus Menurun, Sisa 19,65%

Berdasarkan laporan PPGBM, angka stunting di Luwu Utara sejak 2018-2020 terus mengalami penurunan

Penulis: Chalik Mawardi | Editor: Suryana Anas
Pemkab Luwu Utara
Plh Bupati Luwu Utara, Armiadi menghadiri Workshop Analisis Situasi Program Penurunan Stunting di Aula Hotel Bukit Indah, Masamba, Kamis (1822021). 

TRIBUNLUTRA.COM, MASAMBA - Stunting merupakan salah satu masalah pada kesehatan yang mendapat perhatian dari pemerintah pusat sampai ke level pemerintahan paling bawah. 

Secara nasional angka stunting di Indonesia terbilang cukup tinggi masih di atas 20%. 

Angka ini masih di atas dari target WHO yang menginginkan prevalensi di bawah 20%. 

Pemerintah pusat sendiri menargetkan prevalensi stunting 14% pada tahun 2024 mendatang.

Di Luwu Utara, berdasarkan laporan e-PPGBM (Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat) melalui sistem elektronik disebutkan bahwa angka stunting sejak 2018-2020 terus mengalami penurunan. 

Tahun 2018 tercatat 31,1% angka stunting di Luwu Utara. 

Angka itu kini menurun menjadi 19,65% di 2020. 

"Untuk mencapai target nasional tahun 2024, maka kita perlu melakukan penajaman analisis situasi yang lengkap, sehingga kegiatan yang menjadi prioritas kita nantinya adalah kegiatan yang tepat sasaran, baik di perangkat daerah kabupaten sampai kecamatan dan desa," kata Plh Bupati Luwu Utara, Armiadi, pada Workshop Analisis Situasi Program Penurunan Stunting di Aula Hotel Bukit Indah, Masamba, Kamis (18/2/2021).

Armiadi mengatakan, upaya percepatan pencegahan stunting tentu akan lebih efektif apabila intervensi gizi spesifik dan gizi sensitif dilakukan secara konvergen di tingkat kabupaten sampai desa. 

Upaya ini, kata dia, terbukti efektif menurunkan angka stunting di Luwu Utara.

"Coba kita lihat, hasil riset pada tahun 2013. Persentase stunting kita ada di angka 43,2%, kemudian tahun 2018 menjadi 31,1%. Puncaknya 2020, angka stunting kita menjadi 19,65%," terang dia.  

Untuk itu, Armiadi, berharap, kegiatan workshop ini dapat menghasilkan analisis data yang lengkap.

Sehingga dapat digunakan sebagai bahan penyusunan perencanaan untuk tahun 2022 mendatang. 

"Kita memang perlu menyusun strategi yang tepat dalam rangka mengakselerasi pencegahan stunting, yang nantinya diharapkan bisa menjadi acuan bersama, mulai dari tingkat pusat, sampai ke tingkat desa," pungkasnya.

Sementara itu, Kabid Kesmas Dinas Kesehatan Luwu Utara Syahruni, menyebutkan, tujuan kegiatan ini untuk memperoleh alokasi sumber daya yang dikelola kabupaten/kota bagi peningkatan cakupan layanan intervensi gizi terintegrasi. 

Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved