Tribun Ekonomi
Pengaruh Ekspor Impor, Nilai Tukar Rupiah Menguat
Menurutnya dalam tahun ini dollar cenderung melemah dengan berbagai kebijakan yang akan dilakukan oleh Presiden Baru Amerika Serikat, Joe Biden.
Penulis: Dian Amelia | Editor: Imam Wahyudi
TRIBUN-TIMUR.COM,MAKASSAR - Sempat terpuruk akibat pandemi virus korona (Covid-19), nilai tukar rupiah perlahan tapi pasti meninggalkan level Rp 16 ribu.
Pengamat Ilmu Ekonomi Unhas , Prof Dr H Abdul Hamid Paddu SE MA, menjelaskan jika penguatan rupiah tidak lepas dari sentimen positif pergerakan ekonomi yang baik dan adanya sinyal penurunan suku bunga rendah.
Menurutnya dalam tahun ini dollar cenderung melemah dengan berbagai kebijakan yang akan dilakukan oleh Presiden Baru Amerika Serikat, Joe Biden.
" Kalkulasi untuk mata uang tahun ini saya kira dollar rupiah relatif stabil dan bermain di Rp 14,100 ribu hingga Rp 14,300 ribu, demikian kalau dollar cenderung melemah maka itu memperkuat rupiah kita," ujarnya Senin(16/2/2021).
" Itu perkiraan karena situasi global ditambah situasi dalam negeri bahwa kita tahun ini tetap menganut suku bunga rendah sebagai konsekuensi dunia yang juga menganut suku bunga rendah,"tambahnya.
Jika hal tersebut terjadi maka tentu saja inflasi akan bergerak seperti yang diperkirakan pemerintah sekitar 2,5 persen sampai 3 persen dengan perkiraan rupiah akan membaik.
Ia juga menambahkan jika vaksin selesai dalam waktu setahun maka ekonomi juga akan bergerak serta inflasi tidak banyak dan bisa dikendalikan, maka rupiah akan cukup baik dan stabil dalam artian dollar tidak akan menggila sama dengan diakhir tahun 2020.
Tak hanya itu salah satu faktor pendukung menguatnya rupiah menurutnya adalah ekspor hasil tambang serta perikanan.
" Ekspor kita masih akan bergerak khususnya di hasil komoditas apalagi kita Indonesia memiliki tambang nikel dan hasil perikanan yang berjalan bagus, jika hasil ekspor kita masih bertahan, di saat yang sama import tidak akan terlalu banyak bergerak dulu dan tidak melonjak tinggi karena industri sementara bertahan, maka kita akan kelebihan mendapat dollar," tuturnya.
Selain itu suku bunga rendah dalam negeri akan membawa rupiah tetap berputar didalam negeri dengan demikian itu bisa menahan inflasi.
" Nah kalau menahan inflasi seperti itu, maka otomatis rupiah akan menguat ditambah tadi bahwa secara internasional dan global memang dollar cenderung melemah dan diperkirakan rupiah akan terus menguat sampai akhir semester 2021," jelasnya.