Tribun Bantaeng
2020, Ada 64 Kasus DBD di Bantaeng, Tahun Ini Sudah 11 Pasien
Untuk mengatasi terjadi tambahan kasus DBD, Dinas Kesehatan Kabupaten Bantaeng melakukan Penyelidikan Epidemiologi (PE).
Penulis: Achmad Nasution | Editor: Imam Wahyudi

TRIBUNBANTAENG.COM, BANTAENG - Kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Bantaeng selama tahun 2020 tercatat 64 kasus.
Kini memasuki tahun 2021 sudah tercatat 11 kasus hingga 14 Februari.
Hal itu di sampaikan oleh Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Kabupaten Bantaeng, dr Armansyah.
"Selama tahun 2020, 64 kasus DBD. Masuk tahun 2021 bulan Januari bertambah 10 kasus dan Februari sementara 1 kasus," kata Armansyah kepada TribunBantaeng.com Minggu, (14/2/2021).
Dijelaskan, selama tahun 2020, dari 64 kasus DBD tak ada pasien yang meninggal dunia.
Dalam melakukan penanganan pasien DBD terdiri dari empat grade atau tingkatan.
Pasien DBD tingkat pertama dan dua yang masuk kategori ringan cukup dilakukan rawat inap di puskesmas.
Sementara, pasien DBD tingkat tiga dan empat masuk kategori berat dirujuk ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan lebih lanjut.
"Untuk pasien DBD grade I dan II cukup kita rawat di puskesmas rawat inap. Bila masuk grade III dan IV maka kita rujuk ke RSUD untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut," ujarnya.
Untuk mengatasi terjadi tambahan kasus DBD, Dinas Kesehatan Kabupaten Bantaeng melakukan Penyelidikan Epidemiologi (PE).
Selain itu, melakukan pembasmian nyamuk dengan Larvasida, mengedukasi dan penyemprotan fogging.
"Hal lain yang dilakukan Dinkes Bantaeng untuk mengantisipasi mewabahnya DBD yakni PE kasus DBD, Larvasida (Abatesasi), edukasi, dan fogging fokus," jelasnya.
Kata dia, untuk mengatasi DBD juga dapat dilakukan sendiri dengan menerapkan 3 M. Yakni, Mengubur sampah yang bisa menjadi perindukan nyamuk.
Kemudian, menutup penampungan air dan menguras bak mandi atau tempat penampungan air secara teratur.
"Mencegah DBD juga dapat dilakukan dengan menerapkan 3 M. Selain itu plus menggunakan repelan/obat anti nyamuk oles pada saat keluar rumah," tuturnya.