Penyebab Jatuhnya Sriwijaya Air
Pengamat Penerbangan Isdar Yusuf Sayangkan KNKT Lansir Penyebab Jatuhnya Sriwijaya Air Tanpa CVR
Pengamat Penerbangan Isdar Yusuf mengatakan, Amerika Serikat sebagai produsen Boeing 737-500 saja tidak akan melansir hasil telaah sepotong-sepotong
TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR – KNKT telah mengumumkan hasil investigasi awal. Pengamat penerbangan Isdar Yusuf menyayangkan sikap Komite Nasional Keselamatan Transportasi karena terlalu cepat mengumumkan hasil investigasinya, meski belum rampung.
“Kami mempertanyakan laporan awal hasil investigasi KNKT, karena belum ditemukannya CVR sebagai informasi komunikasi antara pilot dan Jakarta Tower dan apa komunikasi antara Captain dan Co Pilot saat menghadapi situasi darurat,” kata pengamat penerbangan Isdar Yusuf.
Menurut Andi Isdar Yusuf, sebenarnya tidak boleh KNKT mengeluarkan pernyataan tentang investigasi awal penyebab jatuhnya pesawat Sriwijaya Air SJ-182 sebelum kajian dituntaskan, apalagi belum ditemukan CVR.
Alumnus Unhas itu mencontohkan NTBS, National Transportasi Safety Board, di Amerika Serikat, negara produsen Boeing 737-500.
Menurut Andi Isdar Yusuf, Amerika Serikat sebagai produsen Boeing 737-500 saja tidak akan melakukan hasil telaah atau pengungkapan dari setiap kecelakaan dengan sepotong-sepotong atau tidak menyeluruh.
Meski demikian, Andi Isdar Yusuf mencoba mengkaji laporan awal hasil investigasi KNKT.
Disebutkan, laporan awal hasil investigasi KNKT tentang penyebab jatuhnya pesawat Sriwijaya Air SJ-182 termasuk karena outo pilot tidak bekerja maksimal.
Menurut Andi Isdar Yusuf, lazimnya outopilot berfungsi di ketinggian 2000 kaki, dan terhadap Trotol up tidak berfungsi dengan baik.
Walaupun KNKT belum menemukan CVR dalam hal investigasi awal penyebab jatuhnya pesawat Sriwijaya Air SJ-182, namun dapat diduga bagian-bagian dari yang berhubungan dengan kemudi pesawat tidak berfungsi sebagai mana mestinya.
“Laporan awal atau Preliminary KNKT terhadap penyebab jatuhnya pesawat Sriwijaya Air SJ-182 menyatakan bahwa salah satu bagian yang tidak bekerja adalah autopilot,” kata Andi Isdar Yusuf.
Lazimnya, lanjut Andi Isdar Yusuf, autopilot "On" berfungsi di ketinggian 2000 kaki, dan oleh KNKT dari hasil telaah berdasarkan pembacaan data dari FDR "Flight Data Recorder" terhadap Trotol up tidak berfungsi dengan baik.
“Sehingga pilot tidak mampu mengendalikan pesawat melalu kemudi manual. Walaupun KNKT belum menemukan CVR atau Cockpit Voice Recorder, dalam hal investigasi awal. Namun dapat diduga bagian-bagian dari yang berhubungan dengan kemudi pesawat tidak berfungsi sebagai mana mestinya,” jelas Andi Isdar Yusuf.
Laporan Awal Hasil Investigasi KNKT
Disebutkan, Komisi Nasional Keselamatan Transportasi, Rabu (10/2/2021), merilis laporan pendahuluan hasil investigasi KNKT penyebab jatuhnya Sriwijaya Air PK-CLC SJ-182 yang jatuh di perairan Kepulauan Seribu, Jakarta, pas sebulan lalu, Sabtu (9/1/2021).
Dalam laporan hasil investigasi KNKT menyebut penyebab jatuhnya Sriwijaya Air karena pengatur sistem daya atau gas (Throttle) pada pesawat mengalami anomali, blong.
Tuas autothrottle mesin sebelah kiri pesawat nahas tersebut bergerak mundur ketika pesawat melewati ketinggian 8150 kaki. Sementara yang sebelah kanan tidak bergerak sama sekali alias macet.
Kepala Sub Komite Penerbangan KNKT Kapten Nurcahyo Utomo mengatakan akibat dari anomali tuas tersebut pesawat kehilangan tenaga dan daya dorong.
"Mundurnya Throttle mesin sebelah kiri ini, membuat tenaga mesin sebelah kiri pesawat Sriwijaya Air SJ 182 berkurang," ucap Nurcahyo, Rabu(10/2).
Nurcahyo menjelaskan, tuas throttle sebelah kiri pesawat juga bergerak mundur sebanyak tiga kali.
Hanya saja, Kapten Nurcahyo Utomo belum dapat memastikan apakah autothrottle bagian kiri yang rusak karena autothrottle sebelah kanan juga mengalami anomali.
"Saat ini memang yang kita ketahui autothrottle kiri bergerak mundur, tetapi apakah ini yang rusak yang kiri, kita belum tahu karena dua-duanya menunjukkan sikap yang berbeda atau artinya dua-duanya mengalami anomali," kata Kapten Nurcahyo Utomo.(*)