Gempa Sulbar
Masa Pemulihan Pascagempa Sulbar, Tim BSMI Sulsel Lakukan Pemberdayaan Masyarakat dengan Kerajinan
BSMI Sulsel berinisiatif mendorong program pemberdayaan di tengah masyarakat pengungsi.
TRIBUN-TIMUR.COM - Bulan Sabit Merah Indonesia (BSMI) Sulawesi Selatan aktif dalam aksi masa pemulihan pascabencana gempa Sulawesi Barat.
BSMI Sulsel mendorong upaya pemberdayaan pengungsi korban gempa di beberapa titik pengungsian di Kabupaten Majene dan Mamuju.
Pada Selasa, (9/02/21) tim pemberdayaan BSMI Sulsel yang dipimpin Ziaul Haq Nawawi mulai membentuk kelompok binaan warga pengungsi.
Adapun kegiatan mereka adalah memproduksi kerajinan tangan.
Produk tersebut berupa wadah atau pot tanaman bunga yang terbuat dari sabuk kelapa.
Kerajinan tangan ini rencana akan dijual kepada masyarakat luas, dan hasilnya dimanfaatkan membantu meringankan beban korban bencana gempa di Majene dan Mamuju.
"Alhamdulillah, sebagian sudah terjual sebelum dibuat," terang Ziaul Haq dalam rilis ke tribun-timur.com, Rabu (10/2/2021).
"Dipesan oleh masyarakat yang peduli dari sejumlah daerah, baik di Sulbar sendiri maupun dari Sulsel," lanjutnya.
Lebih lanjut, Ziaul Haq yang dikenal aktif di gerakan pemberdayaan menerangkan dalam program pemberdayaan pengungsi ada beberapa yang mereka kembangkan.
BSMI Sulsel juga berencana mengembangkan produk-produk olahan dengan meningkatkan keterampilan pengungsi dalam hal tersebut.
"Selain urusan obat obatan dan makanan. Kemanusiaan juga meliputi aspek harapan hidup, memberi rasa bahagia, memberi rasa aman, dan memberikan kapasitas kepada korban bencana," ujarnya.
"Oleh karena itu, BSMI Sulsel berinisiatif mendorong program pemberdayaan di tengah masyarakat pengungsi," jelas dengan nada optimistis.
Dalam kegiatan ini, BSMI bekerjasama dengan sejumlah lembaga di antaranya Yayasan Sinergi Cendekia Indonesia yang berkedudukan di Kota Makassar, Sulawesi Selatan.
"Kami mengucapkan terima kasih bagi seluruh pihak yang mau bekerjasama dalam program ini," jelas Ketua BSMI Sulsel, Basri Mahmud yang diwawancarai melalui Whatsapp.
"Ke depan, kami selalu membuka diri terhadap bantuan berbagai pihak.
"Termasuk yang mau terlibat secara langsung di tengah-tengah pengungsi secara bersama-sama," jelasnya.
Usai bencana gempa magnitudo 6,2 mengguncang Kabupaten Majene dan Mamuju pada 15 Januari 2021 lalu, BSMI Sulsel telah mengirim sejumlah relawan ke lokasi bencana di Sulbar.
Di daerah tersebut, sehari pasca gempa, BSMI membentuk tim survey lapangan, tim media, tim teknis lapangan, tim logistik dan tim dapur umum.
Adapun kegiatan relawan BSMI di lapangan yaitu pendirian posko yang terdiri dari posko 1 di Polman, Posko 2 di Mamuju dan Posko 3 di Majene.
Posko ini masing-masing membuat giat rutin diantaranya, pendirian rumah sakit lapangan, penyaluran bantuan atau logistik ke pengungsi korban gempa.
Lalu evakuasi korban sakit dari pengungsian ke rumah sakit lapangan, pemeriksaan kesehatan ke desa terisolir dan titik pengungsian di Majene dan Mamuju, dan pendirian dapur umum.
"Saat ini sebagaian besar relawan BSMI telah kembali ke daerah masing-masing. Terutama relawan yang didatangkan dari Jakarta, Banten, Jawa Tengah, Mataram, dan lain-lain," jelas Basri.
Sebagian lagi masih tinggal di lokasi khususnya relawan dari Sulsel dan Sulawesi Tengah. Kami juga melakukan supervisi terpada pembentukan BSMI dan pengurus di Sulawesi Barat," pungkasnya. (*)