Waspada! Keladi yang Cantik Itu Mengandung Racun, Bahaya untuk Anak & Hewan Peliharaan, Ini Gejala
Meski tanaman ini memiliki daun yang cantik dan eksotis, namun ternyata keladi ini beracun lho.
Seluruh Bagian Tanaman Keladi Ternyata Beracun
TRIBUN-TIMUR.COM - Keladi saat ini adalah tanaman yang sangat dicari.
Banyak yang menjual dengan harga selangit, atau mencarinya di semak-semak.
Meski tanaman ini memiliki daun yang cantik dan eksotis, namun ternyata keladi ini beracun lho.
Bukan hanya sebagian saja, namun seluruh bagian keladi beracun.
Disebutkan, racun yang dikandung adalah calcium oxalate crystals dan juga protein yang ditemukan dalam tanaman ini, Asparagine.
Keduanya akan muncul jika tanaman keladi atau juga disebut caladium ini, dikunyah.
Bahaya untuk Anak dan Hewan Peliharaan
Anak-anak, apalagi yang suka memasukkan barang ke mulut, tentunya harus dihindari berada di sekitar tanaman ini.
Karena anak-anak kerap menjadi salah satu korban keracunan keladi.
Menurut laman resmi Children’s Health Queensland Hospital and Health Service di Australia, racun pada tanaman keladi masuk kategori 2 dan 3.
Kategori dua termasuk lumayan beracun, sementara kategori 3 memiliki kandungan racun yang ringan, kalau kategori satu yang paling berbahaya.
Tanaman keladi ini juga berbahaya bagi hewan peliharaan seperti kucing dan anjing.
Gejala pada Anak
Jika terkunyah, racun ini akan langsung menimbulkan gejala.
Gejala berupa sensasi terbakar yang intens dan menyakitkan, air liur berlebihan dan pembengkakan pada bibir, mulut, lidah dan tenggorokan, serta iritasi lambung yang parah.
Getahnya diketahui menyebabkan dermatitis, rasa gatal dan perih yang hebat jika terkena kulit.
Gejala pada hewan peliharaan
Tanaman ini mengandung kristal kalsium oksalat tidak larut yang mirip dengan tanaman lain di keluarga Araceae .
Mengunyah atau menggigit tanaman ini akan melepaskan kristal tersebut sehingga menyebabkan penetrasi jaringan dan iritasi pada mulut dan rongga mulut.
Jarang sekali, terjadi pembengkakan pada saluran napas bagian atas sehingga sulit bernapas.
Tanda-tanda umum yang harus diperhatikan
* Ngiler
* Mengais mulut atau wajah
* Nyeri mulut
* Nafsu makan menurun
* Muntah
Ciri-ciri dan Jenis Keladi
Penciri yang paling khas dari keladi adalah bentuk daunnya yang seperti simbol hati/jantung.
Daunnya biasanya licin dan mengandung lapisan lilin.
Ukuran keladi tidak pernah lebih daripada 1m.
Beberapa jenis dan hibridanya dipakai sebagai tanaman hias pekarangan.
7 Jenis Keladi
Terdapat tujuh jenis Caladium, semuanya dari hutan Brazil hingga Amerika Tengah.
Pada musim kering biasanya dorman (kehilangan daun) dan tumbuh kembali bila ketersediaan air mencukupi.
Caladium bicolor
Caladium humboldtii
Caladium lindenii
Caladium paradoxum
Caladium schomburgkii
Caladium ternatum
Awas Beracun
Semua bagian keladi beracun dan tidak boleh dikonsumsi.
Walaupun demikian, penggunaan keladi sebagai tanaman hias cukup luas. Tumbuhan ini sudah ditangkarkan dan dimuliakan sejak akhir abad ke-18 di Eropa.
Terutama C. bicolor telah mengalami banyak perubahan sifat menjadi berdaun warna-warni.
Terdapat pula kultivar yang katai.
Paling tidak terdapat 120 kultivar C bicolor.
Terdapat pula persilangan antarspesies dengan C. burgkii untuk mendapatkan helai daun yang bergelombang.
Keladi dapat memunculkan anakan dan dari sini dapat dikembangkan tumbuhan baru.
Ia juga dapat tumbuh dari kormus yang terdapat di tanah.
Baca juga: Tanaman Keladi Makin Populer, 6 Jenis Ini Paling Favorit, Ada Keladi Tengkorak dan Kuping Kelinci
Harga Keladi sampai Rp 900 Ribu
Janda bolong bukan satu-satunya yang mewarnai tren demam tanaman hias di tengah pandemi Covid-19 ini.
Namun masih ada jenis tanaman hias lainnya yang tidak kalah menarik perhatian masyarakat.
Seperti tanaman hias berjenis Caladium Brazil atau yang di Indonesia dikenal dengan jenis tanaman keladi.
Dinamakan Caladium Brazil karena jenis tanaman keladi ini ditemukan di Brazil.
Macamnya bervariasi dengan harga yang juga bermacam-macam.
Misalnya, Caladium Brazil yang dijual oleh Sasmito (66) ini.
Dia menjual Caladium Brazil ukuran dewasa dengan harga Rp 900 ribu per pot.
Ditemui di lapaknya saat mengikuti pasar tani di Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, Sasmito mengaku faktor pemeliharaan yang membuat harga tanaman ini cenderung mahal.
"Yang bikin mahal ya karena pemeliharaannya harus betul-betul teliti terus pengembangannya juga lama gitu dan warnanya indah," ungkapnya, Jumat (22/1/2021).
Sasmito mengatakan, jika harga yang dipatoknya tersebut berdasarkan animo masyarakat dan kisaran harga pasaran tanaman jenis serupa.
"Berdasarkan animo masyarakat saja, penggemar-penggemar itu. Lagi rame," katanya.
Cara Merawat Keladi
Untuk perawatannya sendiri, Sasmito mengungkapkan tidak ada perlakuan khusus untuk tanaman jenis Caladium Brazil.
Namun, tanaman ini memang cenderung tidak boleh mengandung terlalu banyak air, tapi juga tidak boleh terlalu kena paparan sinar matahari.
"Perawatannya tidak boleh terlalu banyak air, tapi tidak boleh juga terlalu kena panas. Kalau umpamanya punya green house, rumah-rumahan berplastik itu, kalau nggak ya di bawah-bawah pohon," jelas pensiunan ini.
Harga Bibit Keladi
Sasmito juga menjual bibit Caladium Brazil dengan harga yang lebih terjangkau, yaitu Rp 50 ribu per pot.
Dia mengungkapnya dari bibit tersebut butuh waktu setidaknya setengah tahun untuk mencapai ukuran dewasa seperti yang dijualnya seharga Rp 900 ribu tersebut.
Pembeli tanaman ini kebanyakan adalah penggemar tanaman hias.
Selama tiga minggu, Sasmito sudah menjual sebanyak tiga tanaman Caladium Brazil.
"Yang suka banyak banget, cuma melihat harganya terus merinding kabeh (semua)," ucapnya yang diikuti tawa kecil.
Sebelum berjualan tanaman hias, Sasmito justru mengaku tidak memiliki latar belakang pertanian.
Pensiun dari Dinas Pendidikan tahun 2011, ia kemudian menekuni hobi bercocok tanam.
Sasmito mengaku merawat dan menanam sebagian besar tanaman jualannya sendiri, sehingga untuk beberapa jenis memang harga yang dijualnya cenderung lebih murah dibanding yang lain.
Ia memberanikan diri untuk berjualan tanaman sejak tahun 2014.
Baca juga: Tanaman Keladi Makin Populer, 6 Jenis Ini Paling Favorit, Ada Keladi Tengkorak dan Kuping Kelinci
Selama di masa pandemi Covid-19, Sasmito merasa justru peminat tanamannya semakin banyak.
"Malah banyak orang yang berminat. Jumat kemarin lainnya sepi saya malah hampir habis," akunya.
Untuk tanaman hias sendiri, rata-rata peminatnya adalah anak muda dan pekerja kantor.
"Anak muda sama pekerja kantoran, kalau mbok-mbok (ibu-ibu) itu yang dicari seledri, pegagan yang dicari itu," lanjutnya.
Artikel ini telah tayang di Tribunjogja.com dengan judul Mengintip Trend Tanaman Hias di Yogyakarta, Caladium Brazil Dibanderol Rp 900 Ribu per Pot