Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Ambrosius Nababan

Ambrosius Nababan, Ketua Relawan Joko Widodo Akhirnya Minta Maaf ke Natalius Pigai dan Warga Papua

Ketua DPP Projamin, Ambrosius Nababan meminta maaf kepada Mantan Komisioner Komnas HAM, Natalius Pigai atas dugaan ujaran kebencian.

Editor: Muh Hasim Arfah
YouTube Widjaja Tjahjadi
Pelaku diduga ujaran kebencian sekaligus Ketua DPP Projamin, Ambrosius Nababan 

TRIBUN-TIMUR.COM- Pelaku diduga ujaran kebencian sekaligus Ketua DPP Projamin, Ambrosius Nababan meminta maaf atas perbuatan rasisme kepada Mantan Komisioner Komnas HAM, Natalius Pigai.

Projamin adalah salah satu relawan Presiden Joko Widodo pada Pilpres. 

Melalui siaran di akun YouTube Widjaja Tjahjadi, Ambrosius Nababan menyampaikan klarifikasi atas dugaan ujaran kebencian kepada Natalius Pigai.

Baca juga: Kata Mahfud MD Soal Foto Natalius Pigai Disandingkan dengan Gorila: Diamkan Saja

Dikutip Tribun Timur, Senin (25/1/2021), Ambrosius Nababan yang berpendidikan terakhir master manajemen ini, mengakui postingan itu membuat salah pengertian masyarakat Indonesia.  

“Memang benar saya yang memposting di Facebook pribadi saya, menanggapi Natalius Pigai yang menolak Vaksin Sinovac. Ia lebih memilih untuk membeli vaksin dari luar negeri dari merk lain,” katanya.

Setelah membaca kritikan Natalius Pigai, Ambrosius Nababan mengakui hatinya sedih.

“Begitu teganya dia menyerang bapak Jokowi di saat presiden ingin membuktikan vaksin halal dan aman disuntikkan ke tubuh manusia. Memang hak asasi manusia menolak untuk divaksin, jangan memprovokasi seakan-akan tidak aman untuk manusia,” katanya.

Menurut Ambrosius Nababan, postingan balik kepada Natalius Pigai hanya kritik pribadi bukan ditujukan untuk masyarakat Papua.

“Memang kritik tajam, jangan sampai memprovokasi rakyat papua menolak Vaksin Sinovac. Saya memohon maaf kepada saudara Natalius Pigai. Dan masyarakat Papua mungkin ada yang tersinggung, apalagi menganggap saya melakukan rasis, ini sangat tak mungkin saya lakukan,” katanya.

Ia pun menyampaikan sudah diangkat sebagai anak papua.

“Jadi, tak mungkin saya melukai anak papua. Ini benar-benar ditujukan kepada NP bukan kepada masyarakat Papua secara keseluruhan,” katanya.

Ambrosius Nababan akan bertanggungjawab atas dugaan ujaran kebenciannya.

“Saya tak akan lari, semoga saya diberikan maaf dan diberikan pintu maaf sebesar-besarnya,” katanya.

Terakhir, Ambrosius Nababan pun meminta maaf kepada Presiden Joko Widodo.

Sebelumnya, Pigai mengirimkan unggahan balasan.

Dia mengatakan selama pemerintahan Presiden Joko Widodo, setiap kejahatan HAM di Papua cenderung didasari rasisme.

"Kita harus hapuskan rasisme. Negara memelihara dan mengelola rasisme sebagai alat pemukul setiap orang yang berseberangan dengan kekuasaan," kata Pigai dalam unggahannya yang diterima Tribunnews.com, Senin (25/1/2021).

Menurutnya, masyarakat Papua telah menjadi sasaran dari kejahatan rasisme.

"Rasisme telah menjadi kehajatan kolektif negara pada rakyat Papua, bangsa Melanesia," katanya.

Diketahui, Ambrosius Nababan dilaporkan ke pihak kepolisian oleh Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) terkait kasus ujaran kebencian dan rasisme terhadap aktivis Papua Natalius Pigai.

Laporan polisi itu didaftarkan dengan nomor LP/17/I/2021/Papua Barat sekitar pukul 13.46 WIT di SPKT Polda Papua Barat.

Laporan tersebut didaftarkan langsung oleh ketua KNPI Provinsi Papua Barat Sius Dowansiba bersama sejumlah pengurus KNPI PB.

Rhony mengungkapkan, awalnya memang Ambrosius Nababan adalah kader Partai Hanura saat zaman kepemimpinan Wiranto.

Ambrosius Nababan juga sempat menjadi calon legislatif (caleg) DPR RI dari dapil Papua.

Namun, saat Partai Hanura mengalami konflik hingga kepemimpinan Oesman Sapta Odang (OSO) saat ini, dia tak lagi aktif dan dinyatakan bukan lagi menjadi kader Hanura.

"Namanya dulu zamannya Pak Wiranto ini dia pernah caleg DPR RI dari Partai Hanura waktu dapil Papua. Jadi di zamannya Wiranto, di zamannya OSO tidak ada," ujarnya.

Lebih lanjut, Rhony menegaskan bahwa kasus yang saat ini dialami Ambrosiua Nababan tak ada hubungannya dengan Partai Hanura.

"Tidak ada hubungan dengan Partai Hanura, karena Partai Hanura di zamannya Pak OSO sekarang tidak ada yang melakukan hal-hal atau mengeluarkan kata-kata yang kasar dan menyinggung perasaan orang lain," kata Rhony.(hasim arfah/Reza Deni)

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Natalius Pigai: Negara Memelihara dan Mengelola Rasisme Sebagai Alat Pemukul Orang Berseberangan 

Sumber: Tribunnews.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved