Proyek Kereta Api Sulsel
Doakan Proyek Kereta Api Sulsel Bersama Kabalai,AGH Sanusi Baco: Masyarakat Harus Dapat Ganti Untung
AGH Sanusi Baco doakan proyek kereta api Sulsel yang sementara pada proses pembangunan Jalur Kereta Api Pangkep-Maros.Dia tegaskan prihal ganti untung
Pada kesempatan ini, Kabalai Perkeretaapian Jawa Bagian Timur Jumardi yang membawahi Proyek Kereta Api Sulsel mengatakan jika proyek kereta api Sulsel yang dimulai sejak 2015, bakal selesai pada tahun 2022 mendatang.
Dimulai di Barru
Saat prosesi pengecoran perdana Stasiun Mandalle di Pangkep, Kabalai Perkeretaapian Jawa Bagian Timur Jumardi menceritakan awal hingga kereta api bisa ada di Sulsel.
Menurut Kabalai Perkeretaapian Jawa Bagian Timur Jumardi, proyek kereta Api Sulsel dibahas di kementerian perhubungan saat dia masih berada di bagian perencanaan Dirjen Perkeretaapian Kementerian Perhubungan Republik Indonesia.
Sehingga, ketika Jumardi ditunjuk membawakan seminar di mana-mana, dia selalu menghembuskan terus wacana proyek kereta api Sulsel dan di Sulawesi.
Sebelum memilih pembangunan proyek kereta api Sulsel, lanjut Kabalai Perkeretaapian Jawa Bagian Timur Jumardi, Dirjen Perkeretaapian Kementerian Perhubungan diperhadapkan dengan dua pilihan yakni kereta api Mamminasata atau Kereta Api Makassar-Parepare.
Akhirnya, Dirjen Perkeretaapian memilih proyek Kereta Api Sulsel dengan alasan mengentaskan kemiskinan di desa.
"Dengan alasan itu kita finalkan dan akhirnya kereta api ini bisa dijalankan," ujar Kabalai Perkeretaapian Jawa Bagian Timur Jumardi.
Ketika, mantan Gubernur Sulawesi Utara EE Mangindaan menjadi Menteri Perhubungan, lanjut Kabalai Perkeretaapian Jawa Bagian Timur Jumardi, proyek kereta api di Sulsel kembali hangat.
Ketika itu, Gubernur Sulsel, Syahrul Yasin Limpo bertemu dengan dirjen Perkeretaapian untuk menyampaikan komitmen Provinsi Sulsel.
Dalam pertemuan itu, Syahrul Yasin Limpo siap membebaskan lahan tapi pembebasan lahan diambil alih kementerian dengan alasan kemampuan anggaran.
Sehingga, Syahrul Yasin Limpo hanya menggelontorkan untuk pembebasan lahan sebesar Rp 30 miliar di Barru waktu itu.
"Setiap saya ke mana-mana, saya pernah bilang di Kalimantan Timur, tiru Pak Syahrul Yasin Limpo kalau mau membebaskan lahan kereta api karena yang susah itu memulainya," jelas Kabalai Perkeretaapian Jawa Bagian Timur Jumardi.
Kenapa proyek kereta api pertama kali dibangun di Barru?
"Saya jawab kalau ini ujian, kita mulai dari soal yang paling mudah, dan yang lebih mudah pembebasan lahan setelah kita belajar pembebasan lahan perluasan jalan Makassar Parepare adalah di Barru," kata Kabalai Perkeretaapian Jawa Bagian Timur Jumardi.