Tribun Makassar
Terkait Banjir, Pj Walikota Makassar: Air yang masuk Tidak Sebanding dengan yang Keluar
Tingginya curah hujan di Makassar, membuat beberapa wilayah tergenang, apalagi musim hujan kali ini diikuti dengan fenomena La Nina.
Penulis: Andi Muhammad Ikhsan WR | Editor: Suryana Anas
TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Tingginya curah hujan di Makassar, membuat beberapa wilayah tergenang, apalagi musim hujan kali ini diikuti dengan fenomena La Nina.
Pj Walikota Makassar, Prof Rudy Djamaluddin mengatakan, hal ini terjadi karena adanya perubahan sistem keseimbangan alam.
"Ini tidak lain adalah berubahnya sistem keseimbangan alam itu sendiri. Kita tahu banjir yang ada saat ini itu tidak disebabkan oleh ulah kemarin, bukan disebabkan oleh bulan lalu, atau tahun lalu," ujarnya, Selasa (19/1/2021).
"Banjir yang terjadi di Makassar merupakan rentetan akumulasi dari penyabab kecil yang tidak kita sadari. Mungkin 15 tahun yang lalu, atau 10 tahun lalu," lanjut Prof Rudy.
Menurutnya, salah satu penyebab utama terjadinya banjir adalah, berdirinya bangunan di daerah genangan air.
"Pada saat dibangun rumah pertama mungkin tidak apa-apa. Pada saat kita sudah bermukim kita membuang sampah, pada saat kita membuang tidak banjir memang, tapi semua itu akan terakumulasikan," kata Rudy.
Lanjutnya, hal itu ditambah efek pemicu yang muncul secara tepat waktu. Misalnya curah hujan yang tinggi, akibatnya terjadi genangan dan banjir.
"Ini terjadi bahwa air yang masuk sudah tidak sebanding dengan air yang keluar. Kenapa? Karena air keluar ada dua, menyerap ke tanah dan mengalir ke laut atau ke sungai," terangnya
"Nah serapannya sudah kecil, saluran keluarnya juga mengecil. Air banyak yang masuk pasti menumpuk. Itulah genangan dan banjir," tutupnya.
Laporan tribuntimur.com, M Ikhsan