Tribun Mamuju
Efek Pilkada 2020 Masih Terasa di Sidang Banggar DPRD Mamuju Berujung Legislator Nyaris Baku Jotos
Rapat Dengar Pendapat (RDP) Banggar dan Komisi I DPRD Mamuju ricuh di ruangan aspirasi gedung DPRD Mamuju.
TRIBUN-TIMUR.COM- Efek Pilkada Mamuju 2020 dibawa-bawa sampai pada rapat badan anggaran (Banggar) Dewan Perwakilan Rakyat Daerah atau DPRD Mamuju, Rabu (13/1/2021).
Sehingga Rapat anggota DPRD Mamuju ricuh.
Rapat itu yakni Rapat Dengar Pendapat (RDP) Banggar dan Komisi I DPRD Mamuju ricuh di ruangan aspirasi gedung DPRD Mamuju.
Kericuhan berawal dari perdebatan antara Anggota DPRD dari Fraksi Hanura, Marvie dan Anggota DPRD PAN Masramjaya.
Dalam Pilkada Mamuju 2020, Hanura mengusung petahana Habsi-Irwan.
Sementara itu, PAN mengusung Sutinah-Ado.
KPU menyatakan Sutinah-Ado sebagai peraih suara terbanyak pada Pilkada Mamuju 2020.
Marvie menyinggung Pilkades sengaja ditunda lantaran petahana kalah di Pilkada Mamuju 2020.
Masa jabatan Habsi_irwan berakhir Februari 2020.
"Ini karena pemilihan Bupati. Tau tidak yah ini barang kenapa mau ditunda-tunda karena dipikir Sutinah sudah mau dilantik bulan dua,"kata Marvie memulai percakapan.
Dalam perkataan Marvie, tiba-tiba ada yang memotong,” begitu pun sebaliknya”
Marvei kembali meninggikan nada bicaranya,
"Kau bicara seenak ngomong. Tunggu dulu tunggu dulu kami bicara, jangan potong saya bicara,"kata Mervie.
"Ini perasaanku karena pak Habsi habis jabatannya bulan 2 tanggal 17 . Jadi kalau ini dikasih cepat nanti Sutinah dan kubunya tidak bisa setting-setting ini untuk pemilihan kepala daerah. Saya juga pernah jadi calon bupati dan pikiranku juga begitu,"pungkas Mervie.
Marvie kemudian mengatakan tidak ingin diperlakukan tidak adil.