Sriwijaya Air Jatuh
KNKT: Dari Data Kami Menduga Mesin Masih Hidup Sebelum Pesawat Sriwijaya Air SJ 182 Membentur Laut
KNKT: Dari Data Kami Menduga Mesin Masih Hidup Sebelum Pesawat Sriwijaya Air SJ 182 Membentur Laut
Terekamnya data sampai dengan 250 kaki, Soerjanto mengatakan, mengindikasikan sistem pesawat masih berfungsi dan mampu mengirim data.
"Dari data ini kami menduga mesin masih dalam kondisi hidup sebelum pesawat membentur air," ujar Soerjanto.
Data lapangan lain yang didapat KNKT dari KRI Rigel adalah sebaran wreckage (reruntuhan) memiliki besaran lebar 100 meter dan panjang 300-400 meter.
"Luas sebaran ini konsisten dengan dugaan bahwa pesawat tidak mengalami ledakan sebelum membentur air," ucap Soerjanto.
Sementara itu, temuan bagian pesawat yang telah dikumpulkan oleh Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (Basarnas) antara lain bagian mesin, yakni turbine disc dengan fan blade yang mengalami kerusakan.
"Kerusakan pada fan blade menunjukkan bahwa kondisi mesin masih bekerja saat mengalami benturan," ucapnya.
Menurut Soerjanto, hal ini sejalan dengan dugaan sistem pesawat masih berfungsi sampai pesawat berada pada ketinggian 250 kaki.
Sebelumnya, Menteri Perhubungan, Budi Karya Sumadi, mengatakan kotak hitam pesawat Sriwijaya Air SJ-182 secara intensif masih terus dicari.
"Tapi pencarian korban dan perhatian terhadap keluarga korban menjadi konsentrasi kita semua," kata Budi.
Kementerian Perhubungan memastikan pesawat Sriwijaya Air SJ-182 dinyatakan dalam kondisi laik udara sebelum terbang.
Pesawat tersebut telah memiliki sertifikat kelaikudaraan atau certificate of airworthiness yang diterbitkan Kementerian Perhubungan dengan masa berlaku hingga 17 Desember 2021.
Juru Bicara Kementerian Perhubungan (Kemenhub), Adita Irawati, mengatakan Direktorat Jenderal Perhubungan Udara Kemenhub telah melakukan pengawasan rutin.
Pengawasan rutin ini sesuai program pengawasan dalam rangka perpanjangan sertifikat pengoperasian pesawat Sriwijaya Air pada November 2020.
"Hasilnya, Sriwijaya Air telah memenuhi ketentuan yang ditetapkan," ujar Adita. (*)