Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Penanganan Covid

IDI Makassar: Aneh, Covid-19 Meningkat Pj Wali Kota Justru Beri Kelonggaran Beraktivitas

IDI Kota Makassar menyoroti kebijakan Penjabat (Pj) Wali Kota Makassar yang memberikan kelonggaran aktivitas masyarakat

Penulis: Muhammad Fadhly Ali | Editor: Suryana Anas
ISTIMEWA
Dewan Pertimbangan IDI Kota Makassar, Prof Dr dr Idrus Andi Paturusi SpBO 

TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Kota Makassar menyoroti kebijakan Penjabat (Pj) Wali Kota Makassar yang memberikan kelonggaran aktivitas masyarakat di tengah terus meningkatnya angka positif Covid-19. 

Sebagaimana diketakui, Pj Wali Kota Makassar, Rudy Djamaluddin, mengeluarkan surat edaran yang membolehkan aktivitas usaha beroperasi sampai pukul 22.00 Wita dari sebelumnya hanya hingga pukul 19.00 Wita.

Aturan ini berlaku mulai, hari ini, Selasa, 12 Januari hingga 26 Januari 2021. 

Dewan Pertimbangan IDI Kota Makassar, Prof Dr dr Idrus Andi Paturusi SpBO, Selasa (12/1/2021), sangat menyesalkan keputusan Pj Wali Kota Makassar ini. Apalagi, saat ini kondisi Covid-19 di Sulsel, khususnya Kota Makassar sangat memprihatinkan. 

"Apa yang diambil Pj Wali Kota Makassar sangat kontra dengan kondisi di lapangan. Di tengah peningkatan pasien positif Covid-19 justru memberikan kelonggaran beraktivitas," terangnya. 

Mantan Rektor Unhas Makassar ini, menjelaskan, sejak awal tahun 2021 ini, terus terjadi peningkatan positif Covid-19 dengan Makassar sebagai episentrumnya. 

Hal ini harusnya menjadi perhatian Pemerinta Kota (Pemkot) Makassar. Dimana data tertular virus Covid-19 di Sulsel, yaitu 1 Januari 2021 sebanyak 550 kasus, 2 Januari 2021 berjumlah 590 kasus, 3 Januari 2021 dengan 595 kasus, 4 Januari 2021 510 kasus, 5 Januari 2021 639 kasus, 6 Januari 2021 463 kasus, 7 Januari 2021 366, 8 Januari 2021 588, 9 Januari 2021 580, 10 Januari 2021 585, dan 11 Januari 2021 sebanyak 616. 

"Kita melihat data, baik peningkatan kasus baru maupun kematian dan penggunaan RS (Rumah Sakit), maka agak membingungkan isi surat edaran wali kota di atas. Kemarin 1 lagi dokter wafat. Minggu lalu 3 Professor di Makassar wafat. RS dan hotel isolasi mandiri  penuh, IDI sudah mengingatkan, tapi hasilnya seperti ini. Yang ditakutkan kalau dokter bersama nakes sudah berjatuhan maka pelayanan bisa lumpuh,Kebijakan Pj Wali Kota Makassar ini, juga sangat bertentangan dengan imbauan IDI untuk senantiasa tidak menganggap remeh pandemi Covid-19” pungkasnya.

Ketua IDI Kota Makassar Dr dr Siswanto Wahab SpKK didampingi Humas IDI Kota Makassar dr Wachyudi Muchsin SH mengatakan, dengan makin banyakny dokter yang gugur, justru harusnya makin menyadarkan masyarakat agar jangan menganggap remeh pandemi Covid-19 yang saat ini tingkat penyebarannya lebih massif akibat Klaster Pilkada (Pemilihan Kepala Daerah) dan klaster liburan akhir tahun dari awal penyebaran virus corona.

Apalagi, dengan makin banyaknya dokter yang gugur menjadi pahlawan kemanusiaan Covid-19. Dimana, saat ini sudah ada 11 dokter terbaik anggota IDI Kota Makassar meninggal dunia.

"Untuk itu, IDI Kota Makassar mengimbau agar tetap waspada serta disiplin protokol kesehatan 3 M (memakai masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak), sebab Makassar masuk zona merah, sehingga kebijakan pelonggaran aktivitas bisnis, perkantoran, sosial, dan pendidikan perlu diketatkan kembali. Dengan mematuhi 3 M itu, upaya yang paling efektif dan efisien bisa kita lakukan dalam menekan laju Covid-19," terangnya. 

Apalagi, saat ini, tingkat penularan Covid-19 kembali melonjak dan jumlah pasien yang membutuhkan perawatan juga semakin banyak. Belum lagi adanya varian baru virus corona atau SARS-CoV-2 yang ditemukan di Inggris lebih menular. 

Dokter Anto mengatakan, penularan varian baru virus corona B117 ini, bisa mencapai 70 kali lebih berbahaya penularannya .

”Okupansi ruang isolasi di Makassar sudah di atas 85 persen dan ICU (unit perawatan intensif) di atas 80 persen. Daerah-daerah lain juga sama saja, pasien terus bertambah 'penularannya tinggi',” sebutnya.

Dokter Anto menjelaskan, tingginya penularan Covid-19 di Indonesia juga bisa dilihat dari data awal tahun kembali pecahkan rekor positivity rate capai 36,6 persen. Data harian positivity rate Indonesia ini sudah lima kali jauh lebih tinggi dari ambang maksimal yang disarankan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sebesar 5 persen.

Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved