Tahun Baru 2021
BACAAN / LAFAZ Doa Akhir Tahun & Awal Tahun, ini Hukum Merayakan Tahun Baru Menurut Ust Abdul Somad
BACAAN / LAFAZ Doa Akhir Tahun & Awal Tahun, ini Hukum Merayakan Tahun Baru Menurut Ust Abdul Somad
TRIBUN-TIMUR.COM - Lafaz Doa Akhir Tahun dan Doa Awal Tahun beserta artinya. Dibaca sebelum Matahari terbenam. Panjatkan Doa Akhir Tahun 2020 dan Awal Tahun 2021 ini biasa juga dibaca saat Tahun Baru Hijriah.
Tahun 2020 segera berakhir dan Tahun Baru 2021 sebentar lagi tiba.
Memang, tak terasa waktu terus bergulir hingga akhir tahun 2020 ini, dan saatnya menyambut Tahun Baru 2021.
Tentunya Anda sebaiknya tak melewatkan momen tahun baru dengan mengucap rasa syukur, doa dan harapan untuk masa mendatang.
Berbeda dengan tahun baru Masehi, memang tak ada doa khusus bagi umat muslim untuk diamalkan.
Pada tahun baru Hijriyah yang jatuh setiap 1 Muharram, ada yang menyebut jika umat muslim bisa memanjatkan doa akhir dan awal tahun.
Doa awal tahun memasuki bulan Muharram itu dibaca dengan harapan di tahun baru mendatang seseorang bisa menjadi lebih baik lagi.
Doa akhir tahun dibaca sebelum memasuki Tahun Baru Islam atau pada hari terakhir bulan Dzulhijjah.
Biasanya dibaca setelah Salat Ashar hingga sebelum Maghrib tiba.
Doa akhir tahun berisi tentang rasa syukur atas apa yang telah dicapainya selama ini dan menyebutkan harapan-harapan yang akan dilakukan saat memulai penanggalan baru.
Berikut doa akhir tahun:
بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ
وَصَلَّى اللهُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ اَللَّهُمَّ مَا عَمِلْتُ فِى هَذِهِ السَّنَةِ مِمَّا نَهَيْتَنِى عَنْهُ فَلَمْ اَتُبْ مِنْهُ وَلَمْ تَنْسَهُ وَحَلِمْتَ عَلَىَّ بَعْدَ قُدْرَتِكَ عَلَى عُقُوْبَتِى وَدَعَوْتَنِى اِلَى التَّوْبَةِ بَعْدَ جَرَا ئَتِى عَلَى مَعْصِيَتِكَ فَإِنِّى اَسْتَغْفِرُكَ فَغْفِرْلِى وَمَا عَمِلْتُ فِيْهَا مِمَّا تَرْضَاهُ وَوَعَدْتَنِى عَلَيْهِ الثَّوَابَ فَاَسْأَلُكَ اَللَّهُمَّ يَاكَرِيْمُ يَاذَ الْجَلاَلِ وَاْلاِكْرَامِ اَنْ تَتَقَبَّلَهُ مِنِّى وَلاَ تَقْطَعَ رَجَائِى مِنْكَ يَاكَرِيْمُ وَصَلَى اللهُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ
Lafal Latin: Bismillaahir-rahmaanir-rahiim, Wa shallallaahu ‘ala sayyidinaa Muhammadin wa ‘alaa aalihi wa shahbihii wa sallam. Allaahumma maa ‘amiltu fi haadzihis-sanati mimmaa nahaitani ‘anhu falam atub minhu wa lam tardhahu wa lam tansahu wa halamta ‘alayya ba’da qudratika ‘alaa uquubati wa da’autani ilattaubati minhu ba’da jur’ati alaa ma’siyatika fa inni astaghfiruka fagfirlii wa maa ‘amiltu fiihaa mimma tardhaahu wa wa’adtani ‘alaihits-tsawaaba fas’alukallahumma yaa kariimu yaa dzal-jalaali wal ikram an tataqabbalahuu minni wa laa taqtha’ rajaai minka yaa karim, wa sallallaahu ‘alaa sayyidinaa Muhammadin Nabiyyil ummiyyi wa ‘alaa ‘aalihii wa sahbihii wa sallam
Artinya: Dengan menyebut asma Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.
Semoga Allah tetap melimpahkan rahmat dan salam kepada junjungan dan penghulu kita Muhammad beserta keluarga dan sahabat beliau.
Ya Allah Apa yang saya lakukan pada tahun ini tentang sesuatu yang Engkau larang aku melakukannya, kemudian belum bertaubat,
padahal Engkau tidak meridloi (merelakannya), tidak melupakannya dan Engkau bersikap lembut kepadaku setelah Engkau berkuasa menyiksaku dan Engkau seru aku untuk bertaubat setelah aku melakukan kedurhakaan kepada-Mu,
maka sungguh aku mohon ampun kepada-Mu, ampunilah aku! Dan apapun yang telah aku lakukan dari sesuatu yang Engkau ridloi dan Engkau janjikan pahala kepadaku,
maka aku mohon kepada-Mu ya Allah, Dzat Yang Maha Pemurah, Dzat Yang Maha Luhur lagi Mulia, terimalah persembahanku dan janganlah Engkau putus harapanku dari-Mu,
wahai Dzat Yang Maha Pemurah! Semoga Allah tetap melimpahkan rahmat dan salam kepada junjungan kita Muhammad beserta keluarga dan sahabat beliau.
Sementara itu, doa awal tahun dibaca pada detik-detik memasuki hari pertama awal Tahun Baru Islam.
Doa awal tahun biasanya dibaca sebanyak tiga kali setelah Maghrib.
Doa awal tahun berisi tentang harapan harapan yang akan atau ingin dicapai selama satu tahun ke depannya.
Juga permohonan perlindungan dari Allah Subhanallahu wa ta’ala.
بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ
وَصَلَّى اللهُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ اَللَّهُمَّ اَنْتَ اْلاَ بَدِيُّ الْقَدِيْمُ اْلاَوَّلُ وَعَلَى فَضْلِكَ الْعَظِيْمِ وَكَرَمِ جُوْدِكَ الْمُعَوَّلُ وَهَذَا عَامٌ جَدِيْدٌ قَدْ اَقْبَلَ اَسْأَلُكَ الْعِصْمَةَ فِيْهِ مِنَ الشَّيْطَانِ وَ
اَوْلِيَائِهِ وَالْعَوْنَ عَلَى هَذِهِ النَّفْسِ اْلاَمَّارَةِ بِالسُّوْءِ وَاْلاِشْتِغَالِ بِمَا يُقَرِّبُنِى اِلَيْكَ زُلْفَى يَاذَالْجَلاَلِ وَاْلاِكْرَامِ وَصَلَى اللهُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ
Lafal latin: Bismillaahir-rahmaanir-rahiim. Wa shallallaahu ‘alaa sayyidinaa Muhammadin wa ‘alaa ‘aalihi wa shahbihii wa sallam. Allaahumma antal-abadiyyul-qadiimul-awwalu, wa ‘alaa fadhlikal-’azhimi wujuudikal-mu’awwali, wa haadza ‘aamun jadidun qad aqbala ilaina nas’alukal ‘ishmata fiihi minasy-syaithaani wa auliyaa’ihi wa junuudihi wal’auna ‘alaa haadzihin-nafsil-ammaarati bis-suu’i wal-isytighaala bimaa yuqarribuni ilaika zulfa yaa dzal-jalaali wal-ikram yaa arhamar-raahimin, wa sallallaahu ‘alaa sayyidina Muhammadin nabiyyil ummiyyi wa ‘alaa aalihi wa shahbihii wa sallam
Artinya: Dengan menyebut asma Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.
Semoga Allah tetap melimpahkan rahmat dan salam (belas kasihan dan kesejahteraan) kepada junjungan dan penghulu kita Muhammad beserta keluarga dan sahabat Beliau.
Ya Allah! Engkau Dzat Yang Kekal, yang tanpa Permulaan, Yang Awal (Pertama) dan atas kemurahan-Mu yang agung dan kedermawanan-Mu yang selalu berlebih,
ini adalah tahun baru telah tiba: kami mohon kepada-Mu pada tahun ini agar terhindar (terjaga) dari godaan syetan dan semua temannya serta bala tentara (pasukannya),
dan (kami mohon) pertolongan dari godaan nafsu yang selalu memerintahkan (mendorong) berbuat kejahatan,
serta (kami mohon) agar kami disibukkan dengan segala yang mendekatkan diriku kepada-Mu dengan sedekat-dekatnya. Wahai Dzat Yang Maha Luhur lagi Mulia, wahai Dzat Yang Maha Belas Kasih!
Ini Hukumnya Muslim Rayakan Tahun Baru menurut UAS dan Khalid Basalamah
Seperti kebiasaan, tahun baru di seluruh dunia, termasuk di Indonesia merayakan tahun baru dengan aneka acara.
Hiburan artis, panggung musik, konser, sampai acara bakar jagung, menyalakan kembang api, dan meniup terompet dilakoni sebagian besar warga.
Ada pula yang menyambut tahun baru Masehi dengan mengelar pengajian, atau tablig akbar.
Namun bagaimana pendapat para ulama tentang merayakan tahun baru?
Ustaz Abdul Somad dan Ustaz Khalid Basalamah mengatakan tak setuju perayaan tahun baru, karena lebih banyak mudaratnya daripada manfaatnya.

Namun UAS membolehkan umat muslim yang merayakannya dengan cara syariah, seperti menggelar acara pengajian, atau ceramah.
Berikut ini tanggapan UAS dan Khalid Basalamah tentang merayakan tahun baru:
"Malam 31 malam 1 januari kalau masjid buat zikir, datang, kalau tidak ada, habis isya, tidur," tegas UAS tentang boleh tidaknya merayakan tahun baru.
Menurut UAS, godaan merayakan malam tahun baru pada kenyataannya sulit ditepis oleh anak muda.
"Malam tahun baru kalau tidak ke mesjid atau hadiri ceramah, habis Isya tidur. Karena kalau tidak kau lakukan, nanti orang nelpon, kau di mana bro, masa di rumah, banc* aja keluar," kata UAS.
Disarankan oleh Ustaz Abdul Somad dalam merayakan tahun baru, anak muda berada di rumah, dan menonton acara seperti pengajian atau tablig akbar.
Pada malam tahun baru tahun lalu, UAS diketahui mengisi acara tablig akbar mulai dari jam 09.00 WIB malam, hingga pukul 12 tengah malam.
"Supaya orang Indonesia dari timur samapi ke barat bisa menikmati, jangan keluar rumah. Apalagi anak gadis, bapak-bapak dan ibu-ibu jaga anak-anak gadis kita," kata UAS.
Apa kata Ustaz Khalid Basalamah tentang merayakan tahun baru?

Khalid basalamah menyontohkan perbuatan Nabi Muhammad SAW saat tahun baru 1 Muharram.
Ternyata Nabi tak pernah merayakan tahun baru 1 Muharram, apalagi tahun baru Masehi.
"Apakah Nabi pernah merayakan tahun baru 1 Muharram? Tidak pernah ada Nabi merayakan tahun baru 1 Muharram apalagi tahun baru Masehi," kata Ustaz Khalid Basalamah dalam salah satu ceramahnya.
"Saya tidak mengerti, malam tahun Masehi mereka mengadakan acara ceramah lah, tablig akbar lah, nanti jadi rutin setiap tahun," ujarnya lagi.
Ustaz Khalid Basalamah bahkan menyarankan MUI untuk turun tangan mengeluarkan fatwa untuk mengharamkan acara malam tahun baru.
"MUI keluarkan fatwa tidak boleh, kalau dibiarkan tiap tahun akan jadi masalah. Akhirnya orang beranggapan orang non muslim rayakan dengan mabuk-mabukan, orang Islam rayakan dengan ceramah," tandasnya.