Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Zuhairi Misrawi

Sosok Zuhairi Misrawi Mau Debat dengan Fadli Zon Anak Buah Prabowo Wakili Menag Yaqut Cholil Qoumas

Sosok Zuhairi Misrawi ajak anak Buah Prabowo Fadli Zon debat Wakili Menag Yaqut Cholil Qoumas tentang Populisme Islam; PDIP vs Gerindra

Editor: Mansur AM
net
Zuhairi Misrawi dan Fadli Zon apakah Debat Populisme Islam terealisasi 

Sosok Zuhairi Misrawi ajak anak Buah Prabowo Fadli Zon debat Wakili Menag Yaqut Cholil Qoumas tentang Populisme Islam; PDIP vs Gerindra

TRIBUN-TIMUR.COM - Anggota Fraksi Gerindra DPR RI Fadli Zon menantang Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas untuk debat tentang Populisme Islam.

Menteri pilihan Jokowi itu belum meladeni tantangan Fadli Zon.

Namun salah seorang kader Nahdlatul Ulama (NU), Zuhairi Misrawi, siap debat dengan Fadli Zon mewakili Menteri Agama. Alasannya, Zuhairi Misrawi dan Yaqut  sama-sama dari NU hingga sama-sama paham tentang populisme Islam.

Giliran Fadli Zon belum merespon tantangan Zuhairi Misrawi.

Siapa Zuhairi Misrawi?

Bukan sembarangan figur. Sejak lama dikenal sebagai salah satu intelektual muda NU.

Kini menjabat Komisaris salah satu BUMN.

Zuhairi Misrawi atau sering disapa Gus Mis menyatakan siap berdebat dengan Fadli Zon tentang populisme Islam di Indonesia.

Zuhairi Misrawi mengatakan saya kader NU dan Menag Gus Yaqut juga kader NU biar saya yang debat degan Fadli Zon.

Bahkan ia mengusulkan lokasi debat di Kampus UIN Jakarta.

Berawal dari cuitan Fadli Zon yang menantang Menag Gus Yaqut untuk berdebat secara terbuka terkait populisme Islam di Indonesia.

Hal ini disampaikan langsung melalui akun Twitter milik pribadinya @zuhairimisrawi pada Selasa 29 Desember 2020.

Soal Bahaya Populisme Islam, saya siap berdebat dengan Fadli Zon. Saya sebagai kader NU, seperti Menag yang kader NU punya kegelisahan yang sama. Biar Menag fokus mengabdi pada negeri, cukup kader NU saja yang melayani tantangan debat Fadli Zon. bisa gelar di FISIP UIN Jakarta.

Demikian kicauan Gus Mis sapaannya via akun twitter @zuhairimisrawi.

Apakah Fadli Zon meladeni tantangan ini? 

NU yang PDIP dan Komisaris BUMN

Kementerian BUMN mengangkat Zuhairi Misrawi sebagai Komisaris Independen di PT Yodya Karya (Persero). BUMN ini bergerak di bidang jasa konsultan konstruksi.

Lalu siapa sebenarnya Zulhairi Misrawi?

Dari catatan rekam jejaknya, Zuhairi Misrawi merupakan anggota tim pemenangan Joko Widodo (Jokowi) di Pilpres 2014 dan Pilpres 2019.

Pria asal Sumenep Madura ini dikenal aktif sebagai aktivis berlatar belakang NU. Ia pernah berkuliah di Universitas Al-Azhar, Mesir.

Namanya juga masuk sebagai salah satu anggota Intelektual Muda Nahdlatul Ulama dan Ketua Moderate Muslim Society. Ia juga mengaku pernah mondok selama 6 tahun di Pondok Pesantren al-Amien, Prenduan.

Di NU, ia merupakan salah satu intelektual muda yang cukup kritis. Ia pernah mendesak PBNU untuk membantu penanganan kasus konflik penganut Syiah di Sampang.

Dengan pengangkatannya, Zuhairi Misrawi bergabung dalam deretan kader partai koalisi dan relawan Jokowi yang diangkat jadi komisaris BUMN.

Zuhairi Misrawi lahir di Sumenep, Madura, Jawa Timur, 5 Februari 1977.

Usianya kini 43 tahun dikenal sebagai penulis dan intelektual muda Nahdlatul Ulama.

Zuhairi menyelesaikan pendidikan sarjananya di Departemen Akidah-Filsafat, Fakultas Ushuluddin, Universitas Al-Azhar, Kairo, Mesir (1995-2000).

Sepulang dari Kairo, ia langsung aktif di Lembaga Kajian dan Sumber Daya Manusia Nahdlatul Ulama (Lakpesdam NU) sebagai Koordinator Kajian dan Penelitian pada 2000-2002.

Saat ini ia menjabat sebagai direktur Moderate Muslim Society dan ketua PP Baitul Muslimin di PDIP.

Sebelum dipilih jadi Komisaris BUMN di era Jokowi jilid 2.

Desakan Projo

Organisasi masyarakat relawan pemenangan Presiden Joko Widodo (Jokowi) atau Pro Jokowi (Projo), meminta Menteri BUMN Erick Thohir untuk mengangkat lebih banyak komisaris BUMN dari unsur relawan pemenangan Pilpres.

Sekretaris Jenderal (Sekjen) Projo, Handoko, menyatakan secara kualifikasi, banyak relawan Jokowi yang memiliki kompetensi dan pengalaman mumpuni untuk duduk di kursi komisaris BUMN, termasuk juga direksi BUMN.

"Pak Erick sepertinya menganggap para pendukung dari relawan tidak kompeten, tidak layak, dan bakal menyusahkan BUMN," kata Handoko dikutip dari Tribunnews beberapa waktu lalu.

Handoko pun meminta Erick Thohir sebaiknya berkonsultasi dengan Presiden Jokowi tentang kompetensi para pendukung yang sudah bersama sejak 2012 atau mendukung Jokowi sejak pemenangan Pilpres periode pertama pada tahun 2014.

Handoko menilai jumlah komisaris dan direksi dari kalangan relawan non-partai harusnya diperbanyak. Profesionalisme bisa tetap dijaga karena banyak relawan juga menguasai bidang usaha
beberapa perusahaan negara.

"Presiden Jokowi akan menunjukkan kompetensi itu. Mungkin Pak Erick belum mengetahuinya," ujar Handoko.

Para relawan tentunya memiliki visi dan misi yang sejalan dengan pemerintah. Sehingga secara tidak langsung justru bisa membantu merealisasikan program-program pemerintah di tingkat BUMN.

"Maka besarnya keinginan masyarakat agar BUMN dikelola dengan sehat akan lebih mudah dicapai," kata Handoko.

Beberapa kasus lain yang ditanganinya antara lain soal penyerangan jemaat Gereja St Lidwina Bedog Trihanggo, Sleman, Yogyakarta.

Zukhari juga seorang penulis. Beberapa pandangannya juga beberapa kali ditulisnya di rubrik kolom media massa nasional.

Sementara sebagai wadah politiknya, Zulhairi Misrawi memilih bergabung di PDI-P. Di pemilu 2014, dia menjadi calon legislatif dari Partai Banteng untuk Dapil Jawa Timur XI.(*)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved