Bendungan Bili bili
Tinjau Cekdam Bili-bili via Udara, Gubernur NA: Tambang Galian C Harus Dikendalikan
Nurdin Abdullah meninjau kondisi cekdam atau bendungan Bili-bili, Kabupaten Gowa via udara dengan menggunakan helikopter.
Penulis: Muhammad Fadhly Ali | Editor: Hasriyani Latif
TRIBUN-TIMUR.COM, GOWA - Gubernur Sulawesi Selatan, Nurdin Abdullah meninjau kondisi cekdam atau bendungan Bili-bili, Kabupaten Gowa via udara dengan menggunakan helikopter.
Take off dari Lapangan Karebosi Jl Ahmad Yani Makassar sekitar pukul 11.00 Wita, menuju Cekdam Bili-bili.
Hampir sejam meninjau, cuaca yang tadinya cerah berubah hujan deras.
Helikopter yang dipinjam dari Badan Nasional Penanggulangan Besar (BNPB) harus mendarat di Galatika Bandara Lama, Maros.
NA pun menaiki mobil menuju Kantor Gubernur Sulsel Jl Urip Sumoharjo.
Saat diwancara, NA menjelaskan terkait hasil peninjauan Cekdam Bili-bili pada musim hujan sejak awal Desember lalu.
"Memang inikan cekdam Bili-bili itu adalah cekdam multi purpose (multiguna), dengan pemanfaatan 100 tahun," katanya.
Padahal, kata dia, penggunaannya belum 100 tahun.
"Nah kalau kita lihat di atas, hampir semua sand poket (bangunan pengendali sedimen) sudah rusak. Padahal sand pocket ini adalah filter untuk sedimentasi menuju ke cekdam," jelasnya.
Menurutnya, penambangan golongan C di atas itu, sudah harus dikendalikan.
"Karena kalau tidak, jangankan 100 tahun, 50 tahun saja belum tentu cekdam Bili-bili ini bisa berfungsi normal," ujar bupati Bantaeng dua periode itu.
Oleh karena itu, lanjut NA, harus ada kesepahaman langkah bersama untuk menyelamatkan cekdam Bili-bili.
"Karena terus terang ancaman baru kita ini adalah (bendungan) Jenelata, maka kita berharap Jenelata bisa lebih cepat lagi dibangun supaya betul-betul Makassar ini bisa terprogram dengan baik," jelasnya.
Program tersebut seperti kebutuhan air buat sektor pertanian, baik di Gowa dan Takalar.
"Nah demikian (juga dengan) Bendungan Kelara (Kareloe, Jeneponto). Sebenarnya Bendungan Kelara ini sudah hampir rampung, sudah bisa digenangi sebenarnya. Tinggal kepedulian dan keseriusan pemerintah supaya bagaimana masyarakat yang bermukim di daerah genangan ini segera bisa kita selesaikan," jelasnya.
