Pilkada 2020 Munculkan Bintang Baru Calon Gubernur Sulsel
Mantan Wali Kota Makassar periode 2013-2018 itu akan kembali memimpin Kota Makassar setelah sempat dijegal dua tahun lalu.
Penulis: Ari Maryadi | Editor: Imam Wahyudi

TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Pemilihan kepala daerah (pilkada) serentak 2020 di 12 kabupaten kota menorehkan sejumlah rekor baru.
Petahana Adnan Purichta Ichsan-Abd Rauf Malaganni Karaeng Kio di Pilkada Gowa, dan Andi Kaswadi Razak-Lutfi Halide mencatatkan kemenangan tertinggi di Sulsel.
Kedua pasangan calon tunggu itu memecahkan rekor yang selama ini dipegang Nurdin Abdullah saat Pilkada Bantaeng 2013 dengan persentase kemenangan 82 persen.
Adnan-Kio mencatatkan rekor kemenangan tertinggi di Sulsel dengan persentase kemenangan 91 persen versi hasil hitung cepat.
Sementara di Pilwali Makassar 2020, Moh Ramdhan 'Danny' Pomanto berhasil mengalahkan ketiga rivalnya.
Mantan Wali Kota Makassar periode 2013-2018 itu akan kembali memimpin Kota Makassar setelah sempat dijegal dua tahun lalu.
Di Pilkada Luwu Utara, pasangan Calon Bupati dan Wakil Bupati Luwu Utara Indah Putri Indriani-Suaib Mansur menang versi hitung cepat.
Indah Putri Indriani melanjutkan rekor sebagai bupati perempuan pertama di Sulsel.
Pengamat Politik Universitas Hasanuddin Makassar Dr Hasrullah mengatakan, pilkada serentak 2020 berhasil memunculkan nama-nama baru menuju Pilgub Sulsel.
Dr Hasrullah menilai, kaderisasi pemimpin untuk Pilgub Sulsel ke depan berjalan dengan baik.
Ia menilai pilkada serentak 2020 adalah pemanasan menuju kontestasi Pilgub Sulsel.
"Jadi ini sebuah warm up. Kemunculan tokoh-tokoh baru untuk Pilgub Sulsel menunjukkan adanya kaderisasi pemimpin yang baik," katanya.
Hasrullah mencontohkan seperti, Bupati Gowa Adnan Purichta Ichsan.
Kemenangan sebesar 91 persen versi hitung cepat menunjukkan putra mendiang Ichsan Yasin Limpo itu punya basis massa yang kuat.
Adnan mampu merangkul 10 partai politik pemilik kursi parlemen di Kabupaten Gowa. 9 partai politik sebagai pengusung, serta Gerindra pendukung.
Menurutnya, Adnan kini punya daya tarik yang kuat untuk kontestasi Pilgub Sulsel ke depan.
"Semua partai mengusung Adnan di Gowa. Dia dilamar dan melamar partai," katanya.
"Adnan kategori pemimpin muda. Dia pecahkan rekor menunjukkan negosiasi dan diplomasi, serta modal politik yang baik," katanya.
Begitupun nama Kaswadi Razak yang ikut memecahkan rekor Nurdin Abdullah. "Kaswadi sosok yang ada di hati orang Soppeng. Susah dikalahkan," tambahnya.
Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan Fisip Unhas ini menambahkan, kemenangan Moh Ramdhan 'Danny' Pomanto juga menunjukkan kekuatan yang dimiliki Mantan Wali Kota Makassar itu.
Banyak rintangan yang dilalui sebelum menang. Mulai dari dijegal di Pilwali Makassar 2018, kemudian diserang kampanye negatif dalam Pilwali Makassar 2020.
"Kemenangan yang tidak diduga itu, mohon maaf, adalah Pak Danny. Banyak rintangan dilalui. Ini menunjukkan berarti dia punya basis massa," paparnya.
Nama selanjutnya, kata Hasrullah, yaitu Bupati petahana Luwu Utara Indah Putri Indriani yang kembali terpilih versi hitung cepat.
Indah sempat mendapat tantangan berat ketika daerahnya dilanda banjir bandang pertengahan 2020 lalu.
"Indah bisa saja jadi kuda hitam Pilgub, minimal 02 karena dia sudah matang. Sempat dilanda bencana banjir. Ternyata dia masih idola di Luwu Utara, punya kapasitas sebagai leader," kata Hasrullah.
"Saya lihat mereka adalah tokoh-tokoh muda yang bisa jadi rising star untuk ikut Pilgub yang akan datang," katanya.
Hasrullah mengatakan, para kepala daerah terpilih itu harus terus membangun komunikasi politik. Baik dengan partai politik, tokoh agama, hingga tokoh masyarakat.
Hal senada disampaikan pengamat politik Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar, Firdaus Muhammad.
Firdaus mengatakan konstelasi peta politik jelang Pilgub memungkinkan lahir nama-nama baru. Berbagai kejutan politik dapat terjadi.
Namun Firdaus menilai belum ada nama-nama yang kepala daerah terpilih bisa menantang Gubernur Sulsel Nurdin Abdullah.
Namun, ia menilai, nama seperti Adnan Purichta Ichsan bisa jadi pilihan pendamping Nurdin Abdullah untuk Pilgub Sulsel periode kedua.
"Kontestasi partai pasca pilkada berlanjut teropong pilgub. Sejauh ini, belum ada yang menonjol lawan NA di pilgub," ujarnya.
"Ada beberapa yang layak dampingi NA seperti Adnan. Penantang NA diprediksi dari beberapa tokoh lain seperti IAS, dan Erwin Aksa," katanya.
Pengamat Politik Unismuh Makassar Andi Luhur Priyanto menilai hasil Pilkada Serentak 2020 ini menjadi batu loncatan beberapa tokoh politik untuk optimis menatap Pilgub 2023.
Menurutnya, keberhasilan beberapa kepala daerah petahana memenangkan kontestasi secara meyakinkan menjadi modal mereka untuk running di Pilgub 2023.
Beberapa ketua partai pun akan semakin optimis dengan kemenangan calon yang diusung.
Luhur mencontohkan nama-nama seperti Adnan IYL, Indah Putri, maupun Danny Pomanto.
"Ketiganya adalah kepala daerah yang baru terpilih lagi, sangat prospektif menatap kontestasi Pilgub," katanya.
"Konstelasi Pilgub 2023 sangat mungkin melahirkan format koalisi baru, sekaligus menjadi rintisan koalisi menatap Pemilu 2024," tandas Luhur.