Yayasan Hadji Kalla
Cegah Stunting, Yayasan Hadji Kalla Latih Nakes Desa Lengkese Takalar Cara Buat MP ASI
Yayasan Hadji Kalla berikan pelatihan untuk para ibu dan kader kesehatan, dalam rangka pencegahan dan penurunan angka stunting di Desa Lengkese,Takala
Penulis: Andi Muhammad Ikhsan WR | Editor: Suryana Anas
Menurutnya, salah satu kunci gizi seimbang adalah makanan yang beraneka ragam.
Jadi tinggal masyarakat yang memilih mana yang cocok untuk baduta-nya.
Resepnya pun dibagi kedalam tiga kelompok umur, yakni pertama ada enam resep MP ASI untuk anak umur 6-12 bulan, enam resep untuk anak usia 12-17 bulan, kemudian enam resep untuk bayi usia 18 sampai 23 bulan.
"Jadi masing-masing ada enam resep di setiap kelompok umur tadi sehingga jumlahnya ada 18 resep”, katanya
Soal isu stunting di Desa Lengkese, merupakan hasil koordinasi dengan Dinas Kesehatan Kabupaten Takalar, di mana Desa Lengkese merupakan salah satu daerah lokus stunting di Kabupaten Takalar, dari 10 titik yang ada.
Hasil assesment pun menunjukkan bahwa desa tersebut masuk ke dalam desa lokus stunting, hasilnya adalah 27% baduta (bawah dua tahun) yang mengalami stunting di wilayah tersebut. Nilai itu menjadi nilai di atas rata-rata kabupaten.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Takalar, Ibu dr. Rahmawati menyampaikan bahwa ada penurunan, namun angkanya masih di atas rata-rata wilayah dan angkanya bahkan mirip dengan angka nasional.
Rumusnya adalah 1 dari 3 anak itu adalah stunting dan data tersebut sangat representatif di wilayah Desa Lengkese.
“Kami juga bersyukur karena kegiatan kita ini sangat didukung oleh dinkes dan puskesmas setempat," terang Suramsansah
Sebelumnya dukungan juga diberikan oleh Ibu Bupati Takalar yang mengharapkan adanya percepatan penanganan untuk menurunkan angka stunting di wilayah ini.
Ia pun berharap, agar hasil dari pelatihan ini bisa digunakan oleh masyarakat dengan tepat. Sehingga para ibu bisa memilih resep yang tepat untuk baduta-nya. Tentunya dengan makanan olahan yang bernilai gizi tinggi.
"Kenapa kemudian kita juga mengundang para kader kesehatan dan dari posyandu, kita harapkan ini bisa menjadi jembatan untuk menyampaikan kepada para ibu yang ada di wilayah ini. Kami tim jenewa juga akan tetap melakukan pendampingan dan monitoring evaluasi dalam pelaksanaan progam ini”, tandasnya.
Sementara itu, Petugas Gizi Puskesmas Mangarabombang Yanti, mengaku senang karena bisa menambah ilmunya lewat pelatihan yang diberikan oleh Yayasan Hadji Kalla dan Jenewa Institute.
Saya bisa mengetahui lebih banyak bahan makanan yang tepat, dan cara pengolahan yang baik untuk mencegah stunting, karena nanti makanan tersebut akan diberikan kepada anak-anak bayi yang ada di wilayah kerjanya," tutupnya.
Laporan tribuntimur.com, M Ikhsan