Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Pilwali Makassar 2020

Besok, Timpora Makassar Operasi Orang Asing di Tempat Pemungutan Suara

Rapat membahas pengawasan orang asing saat hari pencoblosan itu berlangsung di kantor Imigrasi (Kanim)

Penulis: Muslimin Emba | Editor: Imam Wahyudi
TRIBUN TIMUR/MUSLIMIN EMBA
Tim Pengawasan Orang Asing (Timpora) Kota Makassar, menggelar rapat koordinasi di kantor Imigrasi (Kanim) Makassar, Jl Perintis Kemerdekaan, Selasa (8/12/2020) siang. 

TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Sehari jelang pencoblosan Pilwali Makassar 2020, Tim Pengawasan Orang Asing (Timpora) Kota Makassar, menggelar rapat koordinasi.

Rapat membahas pengawasan orang asing saat hari pencoblosan itu berlangsung di kantor Imigrasi (Kanim) Makassar, Jl Perintis Kemerdekaan, Selasa (8/12/2020) siang.

Rapat dipimpin Kepala Kantor Imigrasi Makassar, Agus Winarto.

Dihadiri, Kepala Divisi Keimigrasian Kanwil Kemenhumham Sulsel Dodi Karnida dan para anggota Timpora dari unsur Kesbangpol  Kepolisian, TNI, KPU, Bawaslu dan lainnya.

Agus Winarto menyampaikan bahwa Timpora merupakan sarana pertukaran informasi terkait keberadaan dan kegiatan WNA.

Termasuk pengungsi, khususnya menjelang Pilwali Kota Makassar.

Tujuan rapat itu kata dia, mengantisipasi adanya WNA atau pengungsi yang ikut mencoblos atau melakukan pelanggaran hukum saat proses pencoblosan tengah berlangsung.

Begitu juga dengan media atau LSM asing yang meliput atau memantau Pilkada tetapi tidak memenuhi perizinan yang sudah ditentukan.

Untuk mencegah adanya perbuatan melanggar hukum oleh WNA atau orang asing itu, pihaknya berencana menggelar operasi, Rabu, 9 Desember 2020 atau pada hari H pencoblosan.

"Yaitu memantau TPS-TPS yang berdekatan dengan rumah singgah (Community House), yang banyak pengungsinya seperti di Kecamatan Tamalanrea dan Tamalate," kata Agus Winarto.

Dodi Karnida menyampaikan bahwa, saat ini jumlah pengungsi yang ada di Kota Makassar sebanyak 1.667 orang.

"Sesuai Perpres 125/2016 tentang Penanganan Pengungsi dari Luar Negeri, keberadaan mereka menjadi tanggung jawab Satgas Penanganan Pengungsi yang dipimpin oleh unsur pemerintah daerah kota maupun provinsi," ujarnya.

Sedangkan dari unsur keimigrasian, lanjut Dodi, yang melaksanakannya ialah Rumah Detensi Imigrasi (Rudenim) yaitu dalam hal pengawasan dan pendataannya.

Disebutkan, 1.667 pengunsi itu berasal dari 13 negara. Masing-masing berasal dari delapan negara Asia dan lima Afrika.

Rincinya, Somalia 148 orang, Sudan 66 orang, Ethiopia 25 orang, Eritria dua orang dan Mesir satu orang. Terbanyak, Afghanistan 1.121 orang, disusul Myanmar 156 orang dan Iran 47 orang.

Sumber: Tribun Timur
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved