Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Imbas Corona, Pendapatan Bahud Penjual Es Dawet Asal Jawa Tengah di Makassar Anjlok

Dampak Covid-19 juga dirasakan Bahud, perantau asal Jawa Tengah yang sehari-hari berjualan es dawet di Kota Makassar, Sulawesi Selatan.

Penulis: Muslimin Emba | Editor: Hasriyani Latif
TRIBUN-TIMUR.COM/MUSLIMIN EMBA
Bahud (34) jualan es dawet di trotoar Jl Urip Sumoharjo dekat pertigaan Jl Taman Makam Pahlawan, Kamis (3/12/2020) siang. 

TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Dampak Covid-19 juga dirasakan Bahud, perantau asal Jawa Tengah yang sehari-hari berjualan es dawet di Kota Makassar, Sulawesi Selatan.

Pria 34 tahun itu mengaku kehilangan separuh penghasilannya akibat wabah virus Corona.

Ditemui di tempat jualannya di trotoar Jl Urip Sumoharjo dekat pertigaan Jl Taman Makam Pahlawan, Kamis (3/12/2020) siang, ia bercerita betapa kerasnya bertahan hidup di tanah rantau saat sekarang ini.

"Sebelum corona, itu biasanya saya dapat sampai Rp 300 ribu- Rp 500 ribu per hari. Sekarang semenjak muncul itu corona, sampai Rp 200 ribu saja susah," ungkapnya.

Kondisi itu diperparah dengan mulainya masuk musim penghujan. Dua hari terakhir ia terpaksa tidak berjualan lantaran hujan mengguyur seharian.

"Kalau hujan tidak keluar, siapa mau beli es dingin-dingin," keluhnya.

Meski demikian, ia mengaku tetap nyaman berjualan es dawet berbahan tepung, gula merah dan santan itu.

Pasalnya, dari berjualan dawet, ia mengaku sedikit lebih sejahtera dibandingkan dengan pekerjaannya dulu yang hanya buruh atau kuli bangunan.

"Kalau waktu jadi buruh bangunan paling Rp 70 ribu sehari. Jualan begini (dawet) lumayanlah, karena pernah sekali sebelum corona itu, saya dapat Rp 15 juta bersih selama sembilan bulan," cetusnya.

Bahud tinggal di Kota Makassar bersama tiga saudaranya. Ia dan saudaranya ngontrak di belakang Markas Kodam XIV Hasanuddin.

Biaya kontrakan selama setahun Rp 2,5 juta untuk tempat tinggalnya itu.

Ia dan saudaranya berada di Makassar sejak 2011 lalu. Awalnya mengadu nasib sebagai buruh bangunan.

Tujuh bulan berselang, ia memilih beralih berjualan es dawet yang dihargai Rp 6 ribu per gelas bersama tiga saudaranya.(*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved