Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Andi Burhanuddin Unru

Bukan di Macanda, Ini Alasan Mantan Bupati Wajo Burhanuddin Unru Dimakamkan di Kampung Halamannya

Andi Burhanuddin Unru adalah Bupati Wajo ke 11. Dia meninggal karena terpapar virus corona atau Covid-19.

TRIBUN-TIMUR.COM/HARDIANSYAH ABDI
Proses pemakaman Bupati Wajo periode 2009-2019, Andi Burhanuddin Unru di Kelurahan Urayyang, Kecamatan Majauleng, Kabupaten Wajo, Sulawesi Selatan, Minggu (29/11/2020) malam. 

TRIBUNWAJO.COM, SENGKANG - Bukan di Macanda, Ini Alasan Mantan Bupati Wajo Burhanuddin Unru Dimakamkan di Kampung Halamannya

Bupati Wajo periode 2009-2019, Andi Burhanuddin Unru meninggal dunia di Rumah Sakit Siloam Makassar, Minggu (29/11/2020) kemarin.

Andi Burhanuddin Unru adalah Bupati Wajo ke 11. Dia meninggal karena terpapar virus corona atau Covid-19.

Segala proses pemulasaran dan pemakamannya dilakukan dengan standar protokol kesehatan Covid-19.

“Prosesnya sesuai dengan protokol kesehatan, tanpa upacara pemakaman," kata Kabid Humas Dinas Komunikasi, Informasi, dan Statistik Kabupaten Wajo, Supardi.

Supardi yang juga Juru Bicara Tim Satgas Penanganan Covid-19 Wajo mengonfirmasi jenazah Andi Burhanuddin Unru dimakamkan di pemakaman khusus di Kelurahan Urayyang, Kecamatan Majauleng, Kabupaten Wajo.

Dilansir dari wikipedia.org di Utara, Majauleng berbatasan dengan Kecamatan Sajoanging, Selatan: Kecamatan Penrang, Kecamatan Tempe, Barat: Kecamatan Maniangpajo, Kecamatan Tanasitolo dan Timur: Kecamatan Penrang, Kecamatan Takkalalla.

“Tidak dimakamkan di Macanda, keluarga dan Satgas Covid berdasar pada surat keputusan Ketua Satgas Provinsi, ada beberapa persyaratan pasien terkonfirmasi covid bisa dimakamkan di daerah asalnya,” katanya.

Surat yang dimaksud adalah Satgas Penanganan Covid-19 Provinsi Sulawesi Selatan nomor 001/IX/2020 tentang pengelolaan dan pemulasaran jenazah pasien Covid-19 di Provinsi Sulawesi Selatan.

Ada sejumlah poin yang dimaksudkan. Pertama seluruh proses pemulasaran dan penanganan jenazah tetap dilakukan di RS sesuai dengan SOP pemulasaran.

Kedua, satgas kab/kota bersedia untuk melakukan pemakaman jenazah pasien dengan protokol Covid-19.

Ketiga, tidak ada acara layanan kedukaan ataupun melayat di rumah duka. Keempat Jenazah harus langsung dikuburkan (dalam waktu 24 jam).

Dan terakhir acara pemakaman hanya bisa dihadiri oleh keluarga dengan jumlah maksimal 5 orang.

Bupati Wajo ke-11

Andi Burhanuddin Unru adalah putra bupati Kabupaten Wajo periode 1967-1978, H Andi Unru.

H Andi Unru adalah seorang perwira TNI. Ia adalah bupati Wajo ke-5.

Kala H Andi Unru jadi bupati, Andi Burhanuddin Unru ditempatkan sebagai Kepala Bagian Humas Setda Kabupaten Wajo tahun 1977.

Andi Burhanuddin Unru masih berumur 28 tahun saat menjabat Kepala Humas.

Andi Burhanuddin Unru pun ditempatkan sebagai Camat Maniangpajo Tahun 1977, Camat Pammana Tahun 1978 dan Camat Takkalalla Tahun 1978.

Ketika Andi Unru pensiun sebagai bupati, Andi Burhanuddin Unru 10 tahun menjabat sebagai camat.

Barulah Prof Dr Radi A Gany menjabat bupati Wajo (1985-1993), Andi Burhanuddin Unru dimutasi sebagai camat Tempe tahun 1988.

Kemudian, mantan rektor Universitas Hasanuddin ini mempromosikan Andi Burhanuddin Unru sebagai Kepala Dinas Tata Kota Kabupaten Wajo tahun 1992.

Sejak saat itu, karier Andi Bur di pemerintahan terus melejit hingga menjabat sekretaris daerah Kabupaten Wajo tahun 2004.

Andi Burhanuddin pun memberanikan diri maju dalam Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2009.

Pilkada ini adalah pemilihan langsung pertama oleh rakyat di Kabupaten Wajo.

Kala itu, dia berpasangan dengan Amran Mahmud, bupati Wajo saat ini.

Akhirnya, Andi Burhanuddin Unru berhasil menyamai rekor Andi Unru sebagai bupati Wajo setelah 42 tahun.

Dia mampu memimpin Wajo setelah 28 tahun sejak berkarier sebagai abdi negara. Februari 2009, dia dilantik menjadi bupati Kabupaten Wajo.

Gubernur Sulawesi Selatan, Syahrul Yasin Limpo (2008-2018) yang melantik Andi Burhanuddin Unru-Amran Mahmud kala itu.

Ia menjadi bupati ke-11 Kabupaten Wajo.

Jabatan bupati adalah pekerjaan atau jabatan kesebelas selama kariernya menjadi pejabat publik di Kabupaten Wajo sejak 1977.

Ketika menjadi bupati dia menjadikan Partai Golkar sebagai partai penguasa di Bumi Lamadukelleng.

Tribun terakhir wawancara khusus dengan Andi Burhanuddin Unru sehari sebelum melepas jabatannya di ruangan.

Ia duduk memakai kemeja putih.

"Saya ini pelayan masyarakat," katanya sambil tertawa saat ditanya bagaimana rasanya memimpin sekitar 400.000 lebih jiwa masyarakat Kabupaten Wajo.

Andi Burhanuddin Unru meninggal dunia 20 bulan setelah berhenti jadi Bupati Wajo.

Andi Burhanuddin Unru meninggal dunia dengan diagnosis terpapar Coronavirus Disease 2019 (Covid-19) di Rumah Sakit yang terletak di Jl Metro Tanjung Bunga, Makassar, Minggu (29/11/2020).(*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved