Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Dua Wanita Tertua di Makassar Meninggal, Seperti 'Janjian' Wafatnya

Rumah Duka Yayasan Budi Luhur Makassar, Sabtu (28/11/2020), menyemayamkan 2 jenazah wanita berusia di atas 100 tahun.

Penulis: Thamzil Thahir | Editor: Edi Sumardi
TRIBUN TIMUR/THAMZIL THAHIR
Jenazah Mamammana Hoesan atau Nio Hoei Tjioe saat disemayamkan di Rumah Duka Yayasan Budi Luhur Makassar, Jl Mappaouddang nomor 80, Kelurahan Balang Baru, Kecamatan Tamalate, selatan Kota Makassar, Sulawesi Selatan, Sabtu (28/11/2020). 

MAKASSAR, TRIBUN-TIMUR.COM - Rumah Duka Yayasan Budi Luhur Makassar, Sabtu (28/11/2020), menyemayamkan 2 jenazah wanita berusia di atas 100 tahun.

Dua wanita berusia lebih seabad itu, hingga Minggu (29/11/2020) masih disemayamkan pada dua chamber berdampingan di rumah duka warga Tionghoa Ujungpandang, Jl Mappaouddang nomor 80, Kelurahan Balang Baru, Kecamatan Tamalate, selatan Kota Makassar, Sulawesi Selatan.

Ruang pemulasaran dan penyemayaman keduanya juga berdampingan.

Wanita pertama, Mamammana Hoesan atau Nio Hoei Tjioe (1918-2020) di ruang Heaven 3.

Sedangkan jenazah wanita kedua, Liu Yue Ing (101 tahun) di ruang Heaven 2.

"Ibu Nio Hoei Tjioe, ini jenazah tertua yang kami urus sejak Pilpres lalu. Kalau tak salah ingat, terakhir itu wanita berusia 110 tahun," kata Tju Kaa (51), staf Yayasan Budi Luhur, kepada Tribun-Timur.com, Sabtu (28/11/2020) malam.

Dua jenazah wanita seumuran ini seperti "janjian" waktu wafatnya.

Wanita pertama, Mamamana Hoesan atau Nio Hoei Tjioe (1918-2020) warga Jl Ali Malaka nomor 6, Kelurahan Losari, Kecamatan Ujungpandang, wafat Sabtu (28/11/2020) siang.

Sedangkan kedua adalah Liu Yue Ing (1919-2020), warga Jl Cendrawasih, Kelurahan Mattoanging, Kecamatan Mamajang, wafat Jumat (27/11/2020) dini hari.

Mamammana akan dikebumikan di kompleks Pekuburan Bollangi, Somba Opu, Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan, Minggu (29/11/2020) siang ini.

Sedangkan Liu Yue, dijawadwalkan dikembumikan di kompleks Pekuburan Pannara, Antang, Kecamatan Manggala, sebelah timur Makassar.

"Ibu kami (Mamamana Hoesan) masuk sore tadi. Ibu di samping, lebih dulu datang," kata Julius "Wie Chang" Hoe San (68), satu dari 13 anak almarhumah Nio Hoei Tjioe.

Mamammana Hoe San adalah istri dari Djundjung Hoe San, mendiang eksporter komoditas rotan ternama di Makassar, era 1940 hingga 1980-an.

Djungdjung Hoe San meninggal tahun 1978, di usia ke-68.

"Almarhum ibu akan dikebumikan berdampingan dengan bapak di Bollangi," ujar Wie Chang, yang juga Ketua Dewan Pembina DPP Asosiasi Mebel Indonesia (Asmindo) dan DPP Asosiasi Pengusaha Rotan Indonesia (APRI) ini.

Sumber: Tribun Timur
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved