Tribun Maros
Terkesan Seadanya, Pengerjaan Rel Kereta Api di Salenrang Diprotes Warga
Warga mengeluhkan pengerjaan rel kereta api di Desa Salenrang, Kecamatan Bontoa, Kabupaten Maros.
Penulis: Andi Muhammad Ikhsan WR | Editor: Sudirman

TRIBUNMAROS.COM, BONTOA - Warga mengeluhkan pengerjaan rel kereta api di Desa Salenrang, Kecamatan Bontoa, Kabupaten Maros.
Pasalnya, jalan yang dibuat sepanjang jalan terkesan seadanya.
Bahkan, masyakarat sempat melakukan penutupan jalan sebagai bentuk protes kepada PT WIKA sebagai penanggung jawab proyek.
Salah satu tokoh masyarakat Salenrang, Iwan Dento mengatakan, kondisi jalan tersebut saat ini menjadi rawan bagi pengguna jalan. Apalagi disaat hujan mulai intens turun.
Dia mengatakan, tumpukan material yang disimpan di tengah jalan membuat kendaraan kesulitan untuk melintas.
"Kami hanya meminta ada sedikit perhatian dari pihak terkait. Karena tumpukan materialnya itu sangat membahayakan pengguna jalan. Makanya banyak warga mengeluhkan hal tersebut," jelasnya.
Iwan Dento menuturkan, seharusnya pengerjaan dan perbaikan jalan alternatif tersebut menggunakan alat berat.
Mengingat beban kendaran yang melintas cukup berat.
"Bukan denga perbaikan manual menggunakan gerobak seperti yang selama ini dilakukan," tegasnya.
Kehadiran rel kereta api di lokasi tersebut sebenarnya diprotes warga.
Karena warga mengkhawatirkan adanya potensi banjir yang akan terjadi di areal persawahan warga di dua Dusun.
Mengingat saluran air yang dibuat tidak maksimal.
Bahkan pembangunan saluran itu belum memiliki saluran air. Sementara saluran air yang ada ketinggiannya di atas ketinggian tanah.
"Kami anggap tidak akan maksimal mengalirkan air, karena beberapa saluran air malah ditimbun untuk kepentingan jalur alternatif," terangnya.
Sementara itu, Vice manager PT Wika, Roy HW menjelaskan, akses jalan selalu menjadi perhatian PT Wika.
Dia menampik jika material yang digunakan ditumpuk di pinggir jalan.
"Akses ke jalan itu selalu kami perbaiki. Peletakan materialnya juga kami jamin tidak ada yang mengganggu pengguna jalan. Alat berat yang kami gunakan di lokasi tersebut cukup banyak," terangnya.
Ia mengungkapkan, jika pengerjaan ini sudah sesuai dengan prosedur yang ada.
Beberapa kali teknis perbaikan jalan sudah kami terapkan supaya tidak mengganggu pengguna jalan.
Dan terakhir kami gunakan cara split. Cara ini kami anggap yang terbaik, dan masih kami gunakan sampai saat ini," tutupnya.
Laporan tribunmaros.com, M Ikhsan