Tribuners Memilih
Usai Debat Kedua, Alumni Perguruan Tinggi Makassar Pilih Adama, Alasannya?
Performa pasangan Moh Ramdhan Pomanto-Fatmawati Rusdi (Danny-Fatma/Adama) di debat publik kedua Pilwali Makassar 2020 mengundang decak kagum.
Penulis: Muhammad Fadhly Ali | Editor: Hasriyani Latif
TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Performa pasangan Moh Ramdhan Pomanto-Fatmawati Rusdi (Danny-Fatma/Adama) di debat publik kedua Pilwali Makassar 2020 mengundang decak kagum berbagai elemen.
Mulai dari akademisi, aktivis kepemudaan hingga lintas profesi lainnya.
Dalam rilis Tim Adama menarasikan, tak cuma menguasai panggung debat, pemaparan paslon nomor urut satu itu juga dinilai detail, terukur dan terarah.
Tak keluar dari visi misi yang ada, bukti bahwa Danny-Fatma komitmen menjadikan ajang debat tersebut sebagai wadah untuk adu gagasan dan program. Bukan sekadar mengobral janji-janji dan omong kosong yang tidak tertuang dalam visi dan misi.
Zulkifli, misalnya. Alumni Universitas Negeri Makassar (UNM) itu mengaku telah mantap berada di barisan Danny-Fatma.
Debat kedua dijadikannya momentum untuk memutuskan dukungannya di Tempat Pemungutan Suara (TPS), pada 9 Desember mendatang.
"Awalnya keputusan saya belum final. Tapi setelah menyaksikan penampilan pasangan Adama di debat kedua, saya semakin yakin untuk mendukung Danny-Fatma. Visi misinya itu terukur, jauh dari kesan bombastis. Keberhasilan Pak Danny periode lalu menjadi loncatan yang sangat baik untuk dilanjutkan kedepannya," katanya, Kamis (26/11/2020) via rilis Tim Adama.
Alumnius Politeknik Negeri Ujung Pandang (PNUP), Solihin menambahkan, Danny-Fatma berbicara sesuai bukti nyata.
Tidak melenceng dari visi misi yang ada. Bukan piti kana-kanai atau visi-misinya ‘tiba masa, tiba akal’. Benar-benar terukur dan terencana.
"Ini menandakan bahwa pemaparan yang disampaikan itu bukan omong kosong. Debat adalah pemaparan dan adu gagasan, bukan ajang cari muka dan saling menjatuhkan," ujarnya.
Sementara itu, alumnusi UNM lainnya, Wahyu Pratama melihat banyaknya sikap tendensius dan serangan pribadi dari paslon lain ke Danny-Fatma justru semakin menunjukkan kalau mereka tak mampu lagi bersaing secara sehat.
Bukan lagi saling mengadu pemikiran, malah sibuk menjatuhkan kesalahan pribadi Danny-Fatma yang jauh dari konsep dan tema debat.
"Saya yakin masyarakat Kota Makassar sudah cerdas menilai. Paslon yang hanya mampu menyerang pribadi paslon lainnya itu karena tak mampu membuktikan apa-apa. Saya sendiri sudah mantap mendukung pasangan Adamakarena penjabarannya yang berbasis data dan fakta," paparnya.
Senada disampaikan alumnus Universitas Muslim Indonesia (UMI), Achan Rusli. Menurutnya, calon pemimpin sejatinya memberikan contoh yang baik kepada masyarakat.
"Generasi milenial itu melihat siapa yang mampu berkarya untuk Makassar. Bukan yang justru mempertontonkan ajang adu domba. Adama pilihan tepat, bukti kedewasaan seorang kandidat ditunjukkan dalam panggung debat," kata Achan Rusli.