Debat Pilkada Makassar
Irman Yasin Limpo Sebut Penegakan Aturan Kunci Penataan Kota Makassar
Menurut adik Syahrul Yasin Limpo ini, Rencana Tata Ruang dan Wilayah (RTRW) Kota Makassar sudah sangat bagus.
Penulis: Ari Maryadi | Editor: Imam Wahyudi
TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Irman "None" Yasin Limpo, menyampaikan mutu dan keamanan lingkungan menjadi prioritasnya dalam penataan kawasan perkotaan.
Hal itu disampaikan dalam tema Penataan Kawasan Perkotaan, Debat Publik Kedua Pemilihan Wali Kota (Pilwalkot) Makassar, di Jakarta, Selasa malam, 24 November 2020.
"Dalam penataan kota, harus dimulai dengan memberikan infrastruktur yang aman dan nyaman untuk warga," kata None.
Ditanya mengenai proses reklamasi, kandidat yang diusung tiga parpol ini menegaskan, proses dan pengelolaan reklamasi harus berdasarkan analisis lingkungan hidup.
Mutu dan keamanan lingkungan dan masyarakat harus dikedepankan.
"Salah satu poin yang tidak boleh diabaikan adalah mengedukasi masyarakat. Sepanjang dampak ekonominya tinggi, harus disampaikan dengan transparan ke masyarakat," jelasnya.
Yang paling penting dalam menata kota, lanjut None, adalah bagaimana konsistensi dan integritas pemerintah dalam menegakkan aturan.
"Percuma konsepsi bagus, kalau kita tidak konsisten terhadap hukum penegakannya," tegasnya.
Menurut adik Syahrul Yasin Limpo ini, Rencana Tata Ruang dan Wilayah (RTRW) Kota Makassar sudah sangat bagus.
Namun, karena pemerintah tidak konsisten, masih ada pembangunan yang tidak sesuai RTRW. Misalnya, hotel di tengah daerah pemukiman.
Dalam debat tersebut, ia juga menyoroti persoalan penggusuran dan pemindahan lokasi Pedagang Kaki Lima (PK5).
Menurutnya, memindahkan PK5 jauh lebih kejam daripada mengkambinghitamkan mereka terhadap sejumlah persoalan yang muncul.
"Memindahkan PK5 itu lebih kejam dari mengkambinghitamkan mereka. Karena kalau mereka dipindahkan, mereka bisa kehilangan market. Yang mereka butuhkan adalah akses permodalan," terangnya.