Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

FPI Sudah Tahu Orangnya, Ada Perintah Diatas Perintah Pangdam Jaya Copot Baliho Habib Rizieq Shihab

Menurut FPI, TNI bergerak atas dasar dua jenis operasi sebagaimana diatur dalam Undang-undang.

Editor: Waode Nurmin
YouTube/ Kompas.com
Pangdam Jaya Mayjen TNI Dudung Abdurachman dan Rizieq Shihab. Mayjen TNI Dudung Abdurachman berani usul bubarkan FPI dan perintahkan prajuritnya copot baliho Habib Rizieq. 

TRIBUN-TRIBUN.COM  -  Front Pembela Islam (FPI) rupanya sudah tahu siapa sosok dibalik perintah Pangdam Jaya terkait pencopotan baliho imam besar mereka Habib Rizieq Shihab.

Dugaan ini setelah tindakan TNI yang mencopot baliho dinilai bukan masuk dalam tugas seorang prajurit.

Menurut FPI, TNI bergerak atas dasar dua jenis operasi sebagaimana diatur dalam Undang-undang.

Sebelumnya aksi Pangdam Jaya Mayjen TNI Dudung Abdurachman mengkritik Habib Rizieq Shihab dan Front Pembela Islam (FPI) mendapat dukungan dari masyarakat luas.

Meski sempat mendapat sorotan yang menuai pro kontra, namun nyatanya banyak yang mendukung tindakan Dudung.

Baca juga: Alasan Massa di Balai Kota Minta Anies Baswedan Tidak Berhubungan dengan Habib Rizieq Shihab

Bahkan Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Muhammad Fadil Imran juga sudah mengeluarkan pernyataan mendukung.

Ini terlihat dari banyaknya karangan bunga yang tiba-tiba memenuhi Markas Kodam Jaya Jl. Mayjen Sutoyo  Jakarta Timur

Puluhan karangan bunga ini datang dari berbagai elemen masyarakat dan berjejer menghiasi pagar Kodam Jaya, dari ujung utara hingga selatan.

Dalam karangan itu, mereka mendukung langkah TNI mencabut sejumlah baliho yang dipasang simpatisan pemimpin organisasi masyarakat (ormas) Front Pembela Islam (FPI) Rizieq Shihab.

"Bravo Pangdam Jaya. Terbaik untuk rakyat, terbaik untuk TNI," tulis kelompok yang menamakan diri sebagai Benteng NKRI dalam salah satu karangan bunga.

Markas Kodam Jaya di Cililitan, Jakarta Timur, dipenuhi karangan bunga, Senin (23/11/2020)
Markas Kodam Jaya di Cililitan, Jakarta Timur, dipenuhi karangan bunga, Senin (23/11/2020) ((KOMPAS.com/NIRMALA MAULANA ACHMAD))

"Terima kasih kepada TNI dan Polri yang telah bertindak tegas dengan mencabut baliho-baliho yang meresahkan masyarakat," tulis alumni ITS seperti dikutip dari artikel di Kompas.com dengan judul "Markas Kodam Jaya Dipenuhi Karangan Bunga Setelah TNI Copot Baliho Rizieq Shihab"

FPI Sebut TNI Bergerak Karena Perintah?

Juru Bicara FPI Munarman menduga Presiden Joko Widodo lah yang memerintahkan TNI mencopot baliho Rizieq Shihab.

Munarman menjelaskan, tugas TNI dalam Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2004 ada dua, yaitu operasi militer perang dan operasi militer selain perang.

"Untuk operasi militer selain perang (OMSP) yang bisa memerintahkan hanya Presiden," kata Munarman.

Munarman mengatakan, langkah TNI yang mencopot Baliho serta menurunkan pasukan ke wilayah Petamburan jelas bukan operasi perang.

Maka kegiatan tersebut dikategorikan sebagai OMSP, dimana TNI bergerak atas dasar keputusan politik negara.

"Itu artinya kebijakan politik negara yang langsung diputuskan oleh Presiden saat ini adalah spanduk, baliho dan nakut-nakutin FPI," kata dia.

Sementara itu, Kuasa Hukum FPI Aziz Yanuar menilai lucu Pangdam Jaya memerintahkan jajarannya untuk mencopot spanduk dan baliho Rizieq.

"Lucu juga ya kalau benar TNI mengurus baliho," kata Aziz.

Aziz menegaskan bahwa urusan baliho harusnya bukan ranah Pangdam Jaya. Apalagi berkomentar soal pembubaran ormas FPI.

Ia pun menilai Pangdam Jaya layak mendapat sanksi karena mengurus sesuatu yang bukan ranahnya.

"Kemarin (anggota TNI) yang komen soal HRS (Rizieq) pulang saja diborgol dan dibui, ini kok yang komentar soal ormas dengan emosional begitu enggak ada sanksi ya?" ujar Aziz. (*)

Nikita Mirzani yang Mulai

Rentetan keramaian yang dibuat Habib Rizieq Shihab sudah dimulai sejak kepulangan imam besar FPI itu ke Indonesia.

Saat kedatangan Habib Rizieq Shihab 10 November kemarin, sudah banyak komentar publik.

Apalagi setelah fasilitas Bandara Soekarno Hatta dirusak simpatisan Habib, para penumpang yang harus terlambat hingga ketinggalan penerbangan.

Salah satu yang menerima dampak dari kedatangan Habib Rizieq Shihab saat itu adalah kakak Nikita Mirzani, Fitri Salhuteru.

Karena itulah Nikita Mirzani bereaksi.

Reaksi Nikita Mirzani itu dianggap mewakili suara dari publik atas ketidaksenangan mereka dengan Habib Rizieq Shihab, terutama yang terkena dampaknya.

Sampai-sampai nama Nikita trending di Twitter. Dan kemudian hastag kitanikita juga meraimakan.

Selama ini publik enggan bersuara karena takut dengan massa FPI.

Tapi tidak berlaku dengan Nikita Mirzani.

Nikita terang-terangan menyebut nama Habib Rizieq Shihab, hanya mencari keributan.

Perseteruan Nikita Mirzani dengan Habib Rizieq Shihab pun berlanjut.

Bahkan ketika rumah Nikita diancam akan digeruduk massa FPI yang dipimpin Maaher at Thualibi, ibu tiga anak itu tidak gentar.

Dari sinilah, satu persatu publik mulai blak-blakan terbuka terkait FPI.

Dan puncaknya tindakan TNI yang mencopot baliho Habib Rizieq Shihab.

Yang ternyata diperintahkan langsung oleh Pangdam Jaya Mayjen TNI Dudung Abdurachman.

Bahkan setelah itu, aksi pencopotan ramai-ramai dilakukan oleh TNI dibantu Satpol PP

Dudung menjelaskan, awalnya sejumlah petugas satpol PP sudah menurunkan baliho yang dipasang tanpa izin itu.

Namun, pihak FPI justru kembali memasang baliho-baliho tersebut. Oleh karena itu, TNI pun turun tangan.

"Ini negara negara hukum, harus taat kepada hukum, kalau masang baliho itu sudah jelas ada aturannya, ada bayar pajaknya, tempatnya sudah ditentukan, jangan seenaknya sendiri, seakan akan dia paling benar," kata Dudung.

Dudung pun memastikan operasi untuk menurunkan baliho Rizieq masih akan terus berlanjut. Semua baliho Rizieq yang ilegal akan ditertibkan oleh pasukannya.

Tak hanya mengomentari soal spanduk, Dudung juga melontarkan pernyataan keras lainnya kepada Rizieq dan FPI. Ia bahkan mengusulkan agar organisasi tersebut dibubarkan.

"Kalau perlu FPI bubarkan saja itu. Bubarkan saja. Kalau coba-coba dengan TNI, mari. Sekarang kok mereka ini seperti yang ngatur, suka sukanya sendiri," kata dia.

Dia juga menyesalkan ceramah Rizieq yang dianggapnya telah menghujat TNI-Polri dalam acara maulid nabi yang digelar FPI beberapa waktu lalu.

Ia pun mengingatkan Rizieq dan FPI untuk tidak menggangu persatuan dan kesatuan di wilayah Kodam Jaya.

"Jangan coba-coba ganggu persatuan dan kesatuan di Jakarta. Saya panglimanya. Kalau coba-coba akan saya hajar nanti," kata Dudung.

Mendengar pernyataan Dudung itu, prajurit TNI yang berada di Monas pun langsung bertepuk tangan. Dudung kemudian merespon itu.

"Semua prajurit mendukung. Siap kalian ya?" kata Dudung.

"Siaaap," jawab para prajurit TNI kompak.

Usai apel itu, pasukan TNI pun langsung bergerak.

Pasukan dengan mengendarai sepeda motor menggelar razia dari arah Monas menuju Patung Kuda, kemudian ke arah Bank Indonesia, pasar Tanah Abang, Slipi, lalu kembali ke Monas.

Mereka langsung mencopot baliho bergambar Rizieq Shihab yang ditemui di sepanjang jalan.

Artikel ini telah tayang di tribun-medan.com dengan judul Markas TNI Dibanjiri Papan Bunga untuk Pangdam Jaya Mayjen TNI Dudung Abdurachman yang Kritik FPI


Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved