Program KataNone
Dapur Ayam Lekku Berawal dari Iseng hingga Banyak Diminati
Kuliner Tradisioal Dapur Ayam Lekku Berawal dari Iseng hingga Banyak Diminati
Penulis: Desi Triana Aswan | Editor: Hasriyani Latif
TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Dapur Ayam Lekku Berawal dari Iseng hingga Banyak Diminati
Dapur Ayam Lekku merupakan salah satu kuliner tradisional yang saat ini banyak digandrungi.
Pada program Kata None Seri ke-60, sang owner Dapur Ayam Lekku, Irwan mengungkapkan proses awal menggarap bisnis ini hanyalah iseng-iseng.
Berawal dari masakan khas keluarga yang selalu dinikmati bersama adik-adiknya hingga timbullah inisiatif untuk menggarap bisnis.
"Awalnya iseng-iseng, karena masakan keluarga yang sudah turun temurun," jelasnya dikutip dari channel YouTube Tribun Timur, Sabtu (21/11/2020).
Irwan menceritakan saat berkumpul bersama adiknya sambil menyantap ayam Lekku tersebut terbesit niatnya untuk membuka usaha.
Hal tersebut pun direspon balik sang adik dan menyetujui ide dari sang kakak tersebut.
Sehingga pada tahun 2019, Irwan pun memulainya dan sang adiklah yang menjadi juru masak dari Dapur Ayam Lekku tersebut.
"Sebenarnya awal 2019 sudah menjadikan bisnis," tuturnya.
Ia pun tak segan-segan untuk memberikan cuma-cuma kepada teman-temannya agar dicicipi.
Menurutnya, respon begitu positif diterimanya namun tak jarang juga yang memberikan saran.
"Dari saran tersebut, kita adaptasi dan cinta rasanya jadi seperti sekarang ini," tuturnya.
Sayangnya karena kesibukan, Dapur Ayam Lekku sempat vakum.
Hingga pada masa pandemi di tahun 2020, Irwan pun memulai kembali dan lebih menyeriusi bisnis kulinernya tersebut.
"Apalagi saat itu saya memang tidak banyak beraktivitas," jelasnya.
Sehingga, ia pun menyewa salah satu tenan di Mr Foodcourt BTP.
Dan alhasil berawal dari dapur rumahnya kini Dapur Ayam Lekku memiliki tenan yang bisa dikunjungi langsung.
Antusias customernya pun cukup meningkat sehingga membuatnya semakin semangat dalam berbisnis.
Walaupun baru mulai fokus berbisnis, namun Dapur Ayam Lekku sudah dapat memproduksi hingga lebih dari 70 pack dalam sehari.
"Tidak termasuk catering ya," jelasnya.
Kenapa bukan Ayam Likku?
Menurut Irwan, Likku merupakan bahasa Bugis yang berarti lengkuas.
Begitu pula Lekku. Makanan ini khas tradisional bugis yang bisa didapatkan dibeberapa daerah Sulawesi Selatan salah satunya di Enrekang.
Ia pun memilih nama Lekku karena merasa nyaman dengan penyebutan tersebut.
"Tapi pada dasarnya sama saja," ujarnya.(*)
Laporan Wartawan Tribun Timur, Desi Triana