Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Nikita Mirzani Terancam, Bukan Karena Habib Rizieq Shihab, Disebut Jadi Otak Pemukulan Isa Zega

Keduanya secara blak-blakan mengaku bahwa tindakan pemukulan yang dilakukan temannya itu atas permintaan dari Nikita Mirzani

Editor: Waode Nurmin
Wartakotalive.com/Arie Puji Waluyo
Adrena Isa Zega (duduk paling kanan) menggelar jumpa pers di Tebet, Jakarta Selatan, Senin (9/11/2020). Mantan manajer Lucinta Luna itu dianiaya dua orang tidak dikenal di sebuah apartemen di Kalibata, Pancoran, Jakarta Selatan, pada 3 November 2020 pukul 22.30 WIB. 

TRIBUN-TIMUR.COM - Lagi-lagi Nikita Mirzani terancam berurusan dengan aparat hukum.

Bukan karena masalah dengan pimpinan FPI, namun namanya disebut-sebut dalam kasus lain.

Nama Nikita Mirzani disebut-sebut sebagai otak dalam kasus penganiayaan terhadap Isa Zega.

Isa Zega adalah mantan manajer Lucinta Luna.

Yang sudah berkubu dengan Medina Moesa dan Elza Syarief seteru Nikita Mirzani.

Baca juga: Ini 2 Laporan Pendukung Habib Rizieq Shihab Buat Nikita Mirzani Tapi Ditolak Polisi, Alasannya?

Isa Zega menggelar jumpa pers terkait kasus pemukulan yang ia alami di Kalibata City.

Dalam jumpa pers itu Isa membawa dua pria yang mengaku sebagai teman dari pelaku tindak pemukulan.

Pria tersebut bernama Devi dan Barney, keduanya secara blak-blakan mengaku bahwa tindakan pemukulan yang dilakukan temannya itu atas permintaan dari Nikita Mirzani.

"Saya Devi, saya dapat telepon dari teman saya untuk dapat orderan pemukulan," kata Devi, di kantor Elza Syarief, Menteng, Jakarta Pusat, Senin (16/11/2020).

"Sudah ketemu (teman) saya tanya orderannya seperti apa. Teman saya bilang 'pukul orang', dia bilang mami zega (target), orderannya katanya dari Nikita Mirzani," terangnya.

Devi menjelaskan kronologi dirinya mendapat pesanan untuk melakukan pemukulan di kawasan Kalibata City.

Kemudian, mereka mencari target di sekitar kawasan Kalibata City, tempat target yakni Isa Zega biasa nongkrong.

"Dua hari kemudian kita cari mami Zega itu di Kalibata City itu belum ketemu, empat hari lah kita cari, pas ketemu mami Zega itu hari keempat," beber Devi.

"Katanya nongkrong di tempat nongkrong biasa, aku kirim foto ke teman dia bilang itu orangnya udah tepat. Udah langsung kita pukulin, itu kita dikejar security lari," lanjutnya.

Setelah ia bersama teman-temannya tertangkap, Devi mencoba menutupi dalang di balik aksi pemukulan yang ia lakukan. Kepada kepolisian ia mengaku memukul Isa Zega karena tersinggung ketika saling pandang.

"Terus kita di polsek kasih keterangan bahwa tidak ada yang nyuruh kita, karena kami ditekan di sana ini pasti ada suruhan, alasan kita di kepolisian karena merasa tersindir saat lewat lihat-lihatan," jelasnya.

Kemudian, pelaku kedua yang juga hadir dalam jumpa pers tersebut yakni Barney membenarkan hal itu. 

Bahkan, ia menambahkan bahwa pesanan untuk melakukan pemukulan itu tak hanya ditunjukan untuk mantan manajer Lucinta Luna itu, melainkan untuk istri Sajad Ukra, Medina Moesa.

"Saya memberikan kesaksian seperti apa yang ada di orderan tersebut untuk memukul mami Zega dan Medina itu dari Nikita Mirzani," timpal Barney.

Sekadar info empat pelaku diamankan pihak kepolisian atas dugaan tindakan pemukulan. Dua diantaranya adalah Devi dan Barney, sementara dua lagi masih mendekam di tahanan.

Setelah keduanya mengaku mendapat suruhan dari Nikita Mirzani, Isa Zega langsung memaafkannya dan siap melakukan perdamaian.

Kini Isa Zega mendesak pihak kepolisian untuk menindak Nikita Mirzani yang ia sebut sebagai dalang dalam tindak pemukulan pada dirinya.

Reaksi Nikita Mirzani

Kabar dirinya disebut sebagai otak kasus penganiayaan terhadapa Isa Zega sepertinya sudah didengar Nikita Mirzani.

Namun sepertinya dia tetap santai

Terlihat dari postingan Insta Story nya kemarin.

Disitu Niki mengatakan jika apa yang dilakukan seterunya itu sudah dia tahu.

Bahkan menurut Nikita, Maaher alias Soni Eranata kini bersekutu dengan Elza Syarief dan musuh-musuhnya.

"aku terbahak terpingkal-pingkal, ternyata si ustaz kaleng-kaleng itu berseketu sama musuh-musuh gue, yang lawan gue bertahun-tahun gak menang-menang" Kata Nikita lewat Insta Storynya

Rizieq Shihab terancam! Isi surat telegram Kapolri Jenderal Idham Azis, Anies Baswedan gimana?

Pengumpulan massa oleh Imam Besar FPI, Habib Rizieq Shibab berbuntut panjang.

Kapolri Jenderal Idham Azis baru saja mengeluarkan surat telegram terkait penegakan protokol kesehatan Covid-19.

Surat telegram bernomor ST/3220/XI/KES.7./2020 tertanggal 16 November 2020 itu ditandatangani oleh Kabareskrim Komjen Listyo Sigit Prabowo.

Salah satu perintah dalam surat itu adalah agar jajaran kepolisian menegakkan hukum tanpa pandang bulu terhadap pelanggar protokol kesehatan yang mengganggu keamanan dan ketertiban masyarakat.

“Apabila dalam penegakan perda/peraturan kepala daerah tentang penerapan protokol kesehatan Covid-19, ditemukan adanya upaya penolakan, ketidakpatuhan atau upaya lain yang menimbulkan keresahan masyarakat dan mengganggu stabilitas kamtibmas, maka lakukan upaya penegakan hukum secara tegas terhadap siapapun,” seperti dikutip dari surat telegram tersebut.

Dalam surat tersebut tercantum pula pasal-pasal yang menjadi acuan, yakni Pasal 65 KUHP, Pasal 212 KUHP, Pasal 214 ayat (1) dan (2) KUHP, Pasal 216 KUHP, dan Pasal 218 KUHP.

Kemudian, Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2002, Pasal 84 dan Pasal 93 UU Nomor 6 Tahun 2018 tentang Kekarantinaan Kesehatan.

Adapun Pasal 212 KUHP mengatur perihal perlawanan terhadap pejabat yang sedang menjalankan tugasnya.

Pasal tersebut mengatur, Barangsiapa dengan kekerasan atau ancaman kekerasan melawan seorang pejabat yang sedang menjalankan tugas yang sah, atau orang yang menurut kewajiban undang-undang atau atas permintaan pejabat memberi pertolongan kepadanya, diancam karena melawan pejabat, dengan pidana penjara paling lama satu tahun empat bulan atau pidana denda paling banyak Rp 4.500.

Kemudian, Pasal 216 ayat (1) KUHP menyebutkan, Barangsiapa dengan sengaja tidak menuruti perintah atau permintaan yang dilakukan menurut undang-undang oleh pejabat yang tugasnya mengawasi sesuatu, atau oleh pejabat berdasarkan tugasnya, demikian pula yang diberi kuasa untuk mengusut atau memeriksa tindak pidana; demikian pula barangsiapa dengan sengaja mencegah, menghalang-halangi atau menggagalkan tindakan guna menjalankan ketentuan undang-undang yang dilakukan oleh salah seorang pejabat tersebut, diancam dengan pidana penjara paling lama empat bulan dua minggu atau pidana denda paling banyak Rp 9.000.

Sementara, Pasal 218 KUHP menyatakan, Barangsiapa pada waktu rakyat datang berkerumun dengan sengaja tidak segera pergi setelah diperintah tiga kali oleh atau atas nama penguasa yang berwenang, diancam karena ikut serta perkelompokan dengan pidana penjara paling lama empat bulan dua minggu atau pidana denda paling banyak Rp 9.000.

Adapula Pasal 93 UU Nomor 6 Tahun 2018 tentang Kekarantinaan Kesehatan.

Pasal 93 mengatur, setiap orang yang tidak mematuhi dan/atau menghalang-halangi penyelenggaraan kekarantinaan kesehatan sehingga menyebabkan kedaruratan kesehatan masyarakat dipidana paling lama satu tahun dan/atau denda maksimal Rp 100 juta.

Saat ini, polisi sedang mendalami dugaan pelanggaran terhadap Pasal 93 UU Kekarantinaan Kesehatan dalam acara pernikahan putri pimpinan Front Pembela islam (FPI), Rizieq Shihab, Syarifah Najwa Shihab, pada Sabtu (14/11/2020).

Sejumlah pihak terkait dipanggil untuk dimintai klarifikasi, antara lain ketua RT setempat, penyelenggara acara, hingga Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.

“Rencana akan kita lakukan klarifikasi dengan dugaan tindak pidana Pasal 93 UU RI Nomor 6 Tahun 2018 tentang Kekarantinaan Kesehatan,” ucap Kepala Divisi Humas Polri Irjen Argo Yuwono di Gedung Bareskrim, Jakarta Selatan, Senin (16/11/2020).

Pernikahan putri Rizieq Shihab, Syarifah Najwa Shihab, dan acara peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW digelar di kediaman Rizieq Shihab sekaligus markas FPI di Petamburan, Jakarta, Sabtu (14/11/2020).

Terkait acara tersebut, Satpol PP DKI Jakarta melayangkan surat pemberian sanksi denda administratif kepada FPI dan petinggi FPI, Rizieq Shihab.

FPI disebut telah membayarkan denda administratif sebesar Rp 50 juta atas pelanggaran protokol kesehatan pencegahan Covid-19 pada penyelenggaraan acara tersebut.

Presiden Jokowi sindir Anies Baswedan

Presiden RI, Joko Widodo atau Jokowi menyindir kepala daerah yang justru ikut berkerumun dan abai terhadap penegakan protokol kesehatan.

Kendati demikian, Presiden tak menyebut sosok kepala daerah yang dimaksud.

Namun, kemungkinan adalah Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan.

Ia pun meminta kepala daerah tak justru ikut berkerumun dan memberi contoh dalam penegakan protokol kesehatan.

"Saya juga minta Kepada Menteri Dalam Negeri untuk mengingatkan, kalau perlu menegur, kepala daerah baik gubernur, bupati, maupun wali kota untuk bisa memberikan contoh-contoh yang baik kepada masyarakat, jangan malah ikut berkerumun," kata Presiden dalam siaran pers resmi Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (16/11/2020).

Ia mengingatkan agar daerah-daerah yang telah memiliki peraturan daerah mengenai penegakan disiplin protokol kesehatan untuk betul-betul menjalankan aturan tersebut secara tegas, konsisten, dan tidak pandang bulu.

Dalam hal ini, lanjut Jokowi, tugas pemerintah ialah mengambil tindakan hukum di mana ketegasan aparat dalam mendisiplinkan masyarakat untuk patuh kepada protokol kesehatan adalah suatu keharusan.

Ketegasan tersebut, lanjut Jokowi, sangat diperlukan lantaran berdasarkan data terakhir per 15 November lalu, rata-rata kasus aktif Covid-19 di Indonesia sudah berada pada angka 12,82 persen yang jauh lebih rendah daripada rata-rata kasus aktif dunia yang mencapai 27,85 persen.

Rata-rata kesembuhan pasien Covid-19 di Indonesia juga sangat bagus, yakni mencapai 83,92 persen yang jauh lebih baik dibandingkan dengan angka kesembuhan dunia di angka 69,73 persen.

Ia pun menambahkan, keselamatan rakyat di tengah pandemi Covid-19 saat ini merupakan hukum tertinggi.

Oleh sebab itu, penegakan disiplin terhadap protokol kesehatan sudah semestinya dilakukan dengan tegas.

"Saya ingin tegaskan bahwa keselamatan rakyat adalah hukum tertinggi. Pada masa pandemi ini telah kita putuskan pembatasan-pembatasan sosial, termasuk di dalamnya adalah pembubaran kerumunan," lanjut Presiden.

Adapun beberapa hari lalu, kerumunan besar terjadi saat masa FPI menyambut kedatangan Pemimpin FPI Rizieq Shihab di Bandara Internasional Soekarno-Hatta.

Kerumunan tersebut berlanjut dalam acara pernikahan anak Rizieq Shihan beserta peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW di kediaman Pemimpin FPI itu.(*)

Artikel ini telah tayang di Wartakotalive dengan judul Pelaku Pemukulan Isa Zega Tertangkap dan Mengaku Suruhan dari Nikita Mirzani

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved