Pilpres AS
INILAH Dampak Akan Dirasakan Indonesia Atas Kemenangan Joe Biden - Harris di Pilpres AS, Siap-siap!
INILAH Dampak Akan Dirasakan Indonesia Atas Kemenangan Joe Biden - Harris di Pilpres AS, Siap-siap
Tanpa dukungan kuat pemilih suburban dan anjloknya dukungan dari pemilih minoritas, Biden hampir pasti akan kalah atau bahkan meraih hasil lebih buruk dari Clinton.
Masa depan Trump dan Trumpisme
Keberhasilannya kembali tampil jauh lebih baik dari prediksi lembaga survei mempertegas sosok Trump sebagai politisi unik dan cemerlang yang telah berhasil mengubah peta politik AS dalam hal blok pemilih dan ideologi Partai Republik.
Ini adalah sinyal politik kuat bahwa Partai Republik telah resmi menjadi Partai Trump.
Kota-kota kecil dan daerah rural pertanian menyempurnakan transformasi mereka menjadi basis kuat pendukung Trump.
Walau Trump diguncang sejumlah skandal, dimakzulkan DPR, hingga dikecam karena gagal mengendalikan penyebaran virus corona, mayoritas pendukungnya tidak berpaling sedikitpun.
Mereka juga merekrut lebih banyak lagi teman-teman mereka untuk mendukung Trump.
Walau Biden menang pilpres, Demokrat tampil buruk di pemilu DPR dan Senat AS, faktor utama adalah karena termotivasinya pendukung Trump untuk memilih pada pilpres ini.
Ideologi politik Trumpism yang populis nasionalis hampir dipastikan akan bertahan di partai berlambang gajah ini.
Jangan kaget jika capres Republik berikutnya memiliki gaya dan ideologi politik yang sama dengan Trump.
Apakah Trump akan mengakhiri karir politiknya.
Secara usia presiden berusia 74 tahun ini tidaklah lagi muda.
Namun secara politik, dia masih dapat kembali mencalonkan diri sebagai presiden pada pilpres berikutnya pada tahun 2024.
Suami Melania Trump ini juga dapat kembali fokus pada kerajaaan bisnisnya atau menayangkan program televisi dengan menggunakan namanya.
Jika Trump memilih pensiun dengan tidak lagi mencalonkan diri untuk jabatan publik, bukan berarti nama Trump akan menghilang begitu saja dari kancah politik negeri “Paman Sam”
Trump diyakini tidak akan menghilang dari panggung politik nasional AS setelah kekalahannya.
Dia dipercaya tetap akan lantang bersuara melalui kicauan Twitternya.
Warisan politiknya juga dapat diteruskan oleh putra-putrinya terutama Ivanka Trump dan Donald Trump, Jr yang memberi sinyal ketertarikan untuk terjun ke politik praktis.
Gaji presiden
Ngomong-ngomong, berapa sebenarnya gaji Presiden Amerika Serikat yang kelak bakal diterima Joe Biden dan pernah diterima Donald Trump?
Dikutip dari USA Today, Senin (29/4/2019), gaji tahunan Presiden AS senilai 400.000 dollar AS atau setara sekira Rp 5,6 miliar
Gaji Presiden AS berada di peringkat keempat dalam daftar 10 kepala negara dengan gaji tahunan tertinggi di dunia.
Berikut pemeringkatannya yang dilansir USA Today.
1. Lee Hsien Loong (Perdana Menteri Singapura)
Gaji tahunan: 1.610.000 juta dollar AS atau setara sekira Rp 22,8 miliar
2. Carrie Lam (Kepala Eksekutif Hong Kong)
Gaji tahunan: 568.400 dollar AS atau setara sekira Rp 8 miliar
3. Ueli Maurer (Presiden Konfederasi Swiss)
Gaji tahunan: 482.958 dollar AS atau setara sekira Rp 6,8 miliar
4. Donald Trump (Presiden Amerika Serikat)
Gaji tahunan: 400.000 dollar AS atau setara sekira Rp 5,6 miliar
5. Scott Morrison (Perdana Menteri Australia)
Gaji tahunan: 378.415 dollar AS atau setara sekira Rp 5,3 miliar
6. Angela Merkel (Kanselir Jerman)
Gaji tahunan: 369.727 dollar AS atau setara sekira Rp 5,2 miliar
7. Jacinda Ardern (Perdana Menteri Selandia Baru)
Gaji tahunan: 339.862 dollar AS atau setara sekira Rp 4,8 miliar
8. Mohamed Ould Abdel Aziz (Presiden Mauritania)
Gaji tahunan: 330.000 dollar AS atau setara sekira Rp 4,6 miliar
9. Sebastian Kurz (Kanselir Austria)
Gaji tahunan: 328.584 dollar AS atau setara sekira Rp 4,6 miliar
10. Xavier Bettel (Perdana Menteri Luxembourg)
Gaji tahunan: 278.035 dollar AS atau setara sekira Rp 3,9 miliar.(*)
Sebagian Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Dampak Kemenangan Joe Biden Dinilai Untungkan Perekonomian Indonesia