Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Ngobrol Virtual Tribun Timur

Banyak Mahasiswa Salah Pilih Jurusan, Begini Tanggapan Kadis Pendidikan Sulsel

Hal tersebut disampaikannya dalam Ngobrol Virtual atau Ngovi Tribun Timur, Jumat (6/11/2020).

Penulis: Rudi Salam | Editor: Sudirman
Ist
Kepala Dinas Pendidikan Sulsel, Prof Muhammad Jufri di acara Ngobrol Virtual atau Ngovi Tribun Timur, Jumat (6/11/2020) 

TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Kepala Dinas (Kadis) Pendidikan Sulsel, Prof Muhammad Jufri memberikan tanggapannya terkait banyak mahasiswa yang salah pilih jurusan.

Hal tersebut disampaikannya dalam Ngobrol Virtual atau Ngovi Tribun Timur, Jumat (6/11/2020).

Ngovi disiarkan secara langsung melalui YouTube dan Facebook Tribun Timur.

Di seri #19 ini mengangkat tema Era Digitalisasi Pendidikan Indonesia Bersama 'Aku Pintar'.

Hadir sebagai narasumber, Prof Muhammad Jufri (Kepala Dinas Pendidikan Sulsel) dan Erni Marlina (Guru BK SMKN 7 Makassar).

Ada juga Sofian Lusa (Akademisi Technopreneur Kabid Human Capital Idea & Co-Founder Aku Pintar).

Desi Triana yang bertindak selaku host memaparkan hasil penelitian hasil penelitian Indonesia Career Center Network (ICCN) pada tahun 2017.

Penelitian tersebut menunjukkan sebanyak 87 persen mahasiswa di Indonesia salah pilih jurusan.

Kepala Dinas Pendidikan Sulsel, Prof Muhammad Jufri mengatakan bahwa data tersebut tidak bisa dibantah jika dilakukan dengan instrumen yang valid.

"Tentu saya tidak bisa membantah data itu, kalau memang data ini sifatnya penelitian yang dilakukan dengan instrumen yang valid, analisis yang sesuai dengan peruntukannya, tentu kita harus menerima bahwa memang itu fakta atau kenyataan terjadi di lapangan," terangnya.

Fenomena salah jurus pun, kata dia disebabkan oleh beberapa faktor, bukan hanya keinginan anak itu sendiri.

Salah satu faktornya, yakni karena keinginan orang tua yang menginginkan anaknya memilih jurusan tertentu.

"Fenomena semacam ini memang juga di lingkungan pendidikan sering kita temukan, bahwa sebagian besar anak-anak kita dalam proses memilih jurusan itu tidak semata-mata karena keinginan anak itu sendiri," katanya.

"Masih juga kita temukan anak-anak yang harus memasuki jurusan tertentu bukan karena keinginannya sendiri, tetapi karena mereka tidak bisa menolak harapan-harapan orang tuanya yang yang cukup besar," sambungannya.

Dari data 87 persen itu, kata dia, diantaranya anak-anak yang memilih jurusan tertentu bukan karena keinginannya, tetapi mengikuti keinginan atau harapan orang tua.

"Kondisi seperti ini memang anak-anak terkadang mengalami konflik tetapi karena dia tidak bisa sendiri kuliah tanpa biaya orang tua, maka dia harus ikut," ujarnya.

Oleh karena itu, dirinya berharap kehadiran aplikasi Aku Pintar bisa membantu semua pihak termasuk siswa, guru, hingga orang tua.

"Sekali lagi saya menganggap aplikasi Aku Pintar ini betul-betul akan dapat membantu teman-teman guru BK, termasuk membantu siswa, membantu orang tua, atau meningkatkan kesadaran orang tua untuk bisa membantu anak-anaknya kuliah di jurusan yang memang direkomendasikan sesuai dengan hasil dari aplikasi Aku Pintar ini," jelasnya.

Jika anak-anak belajar di jurusan sesuai dengan minatnya, kata dia akan memberikan rasa nyaman, puas, rasa senang pada anak tersebut.

"Kalau dia senang karena memilih jurusan yang sesuai, dia akan menikmati suasana belajar di jurusan itu. Kalau menikmati suasana, prestasinya akan lebih baik, kalau prestasi bagus itu menjadi jaminan secara hard skill dia memiliki penguasaan ilmu lebih baik," ujarnya.

"Kalau dia tamat pada jurusan yang dia sukai, mudah-mudahan itu mengantar dia bisa mendapatkan pilihan karir sesuai dengan kompetensi yang dia miliki," tutupnya.

Laporan Wartawan Tribun Timur, Rudi Salam

Sumber: Tribun Timur
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved