Sinopsis Jodha Akbar Episode 50 ANTV Jumat 6 November 2020, Jodha Hunus Pedang, Ancam Bunuh Jalal
Jodha berkata, " anda telah kehilangan kosentrasi anda, yang mulia. Karena hal itu saya berpikir bahwa anda telah kalah."
Disana, rahim berjalan mundur sambil melihat Jodha yang semakin dekat.
Jodha berteriak, "berhenti!" tapi rahim terlanjur melangkah dan terjatuh kedalam kolam.
Jodha tertegun, dengan cepat dia pun meloncat kedalam kolam untuk menyelamatkan rahim. Jodha berhasil menyelamatkan Rahim.
Maham angga melihat insiden itu dan segera menghampiri mereka.
Jodha mengendong tubuh rahim yang basah kuyup ke taman, di mana di sana telah berlarian Salima, moti dan beberapa pengawal.
Salima mengambil rahim dari gendongan Jodha dan menepuk-nepuk pipi anaknya.
Rahim sadar. Salima lega. Salima memarahi Rahim.
Maham angga muncul dan mulai memperumit masalah. Maham bertanya pada Salima, siapa yang kau marahi?
Rahim masih kecil dan belum dewasa. Kesalahannya di lakukan oleh dia yang masih belum dewasa dan tidak punya pengertian terhadap apaun.
Tentu saja yang di maksudnya adalah Jodha. Maham bahkan meminta Jodha mengikutinya untuk bertemu Jalal.
Maham benar-benar membawa Jodha menemui jalal
Jalal memarahi Jodha dan berkata ini sebuah penghinaan bagi kehormatan seorang ratu dan kebiasaan kerajaan mughal.
"Kau berada diair yang terbuka di hadapan semua orang, ada prajurit, orang asing apakah kau tidak mengerti?
Apakah itu tempat untuk bermain dengan Rahim? Dia masih kecil dan belum dewasa. Tapi tidak denganmu..."
Jodha menyela, "tapi yang mulia..." Jalal memotong ucapannya, "aku belum selesai bicara, ratu Jodha. Para ratu mughal harus bertahan dengan batasan mereka, mereka harus ikuti tradisi dimana kau selalu saja melanggarnya.
Karena itulah aku seharusnya tidak mendapat keluhan apapun tentang mu. Kalau ada kesulitan untuk mengikuti kebiasaan di Mughal, kau bisa tanya pada bibi (Maham angga). Tapi lain kali jangan melewati batasanmu sebagai ratu mughal."
Jodha menyindir Jalal dengan mengatakan bahwa keadilannya memang luar biasa, "kau mendengar cerita dari bibimu bahwa aku dan rahim ada di kolam, tapi kenapa, bagaimana dan untuk apa itu tidak pernah muncul dalam pikiranmu atau pikiran bibimu."
Jalal bertanya, apa maksud Jodha, apakah Jodha menuduh maham berkata bohong?. Jodha melanjutkan,
"separuh kebenaran lebih buruk dari kebohongan yang utuh, yang mulia. Iya aku memang di kolam itu bersama Rahim, tapi bukan untuk bermain-main di sana...."
Lalu Jodha menceritakan apa yang sebenarnya terjadi. Bagaimana rahim terjatuh dan bagaimana dia melompat kedalam kolam untuk menolongnya.
Jodha bertanya pada Jalal, apakah di matanya lompat kedalam air untuk menyelamatkan seorang anak dianggap melewati batasan dan kebiasaan bangsa mughal?
Tapi bagi Jodha itu adalah sebuah tanggung jawab.
Mendengar cerita Jodha, Maham pura-pura menyadari kesalah pahaman yang di sebabkannya.
Dia berbalik membela Jodha dan meminta maaf karena telah salah paham.
Maham berkata, "aku melihat ratu Jodha di air. Dia didepan semua orang dengan pakaian yang basah. Tidak yang mulia...aku tidak memikirkan apapun dan langsung membawanya padamu saat ini juga supaya kau bisa menjelaskan sesuatu padanya. Seandainya saja aku bisa mengerti tujuan baik dari ratu jodha,.."
Jalal bertanya apa sebenarnya maksud maham angga. Siapapun bisa melakukan kesalahan seperti itu.
Tapi jalal mengerti maksud maham, karena apapun yang dia lakukan , di lakukannya karena itu kebiasaan bangs mughal.
Dan dia berkata pada Jodha bahwa itu kewajibannya sebagai seorang raja untuk bertanya memastika semua orang bertindak sesuai batasannya dan dia senang karena Jodha telah menyelamtkan rahim.
Jodha tidak mengubris ucapan Jalal, dia berkata bahwa di ingin segera pergi dari hadapannya.
Dan mengucapkan terima kasih karena telah mendengarkannya. Lalu tanpa berpamitan dia beranjak pergi. Maham angga menatap kepergiannya dengan heran campur tidak senang.
Jalal memasuki pengadilan dan duduk di tahtanya. Sharifudin menghadap dan memberi salam. Jalal memuji sharifudin akan kemenangannya terhadap Amer dan Mewat.
Jalal memberinya tanggung jawab yang lain untuk menaklukan negeri lain yaitu Nagor. Tapi sebelum pergi kesana, Jalal menyuruhnya mengembalikan semua harta yang di rampasnya dari Amer.
Sharif terkejut tapi tidak dapat berbuat lain selain mematuhinya.
Di luar pengadilan, Rahim bermaksud menemui Jalal, tapi pengawal melarangnya. Rahim memperdaya pengawal dengan menyuruhnya melihat keatas.
Ketika pengawal melihat keatas, Rahim cepat-cepat berlari masuk. Para pengawal mengejarnya.
Rahim berdiri di depan Jalal dan mengatakan jalal punya banyak waktu untuk berbicara dengan siapapun, tetapi tidak dengannya.
Rahim menuntut agar Jalal memberinya waktu untuk berbicara dan bermain-main dengannya.
Jalal menyuruh pengawal pergi.
Lalu Jalal meraih tubuh mungil Rahim dan mendudukan di pangkuannya dia meminta maaf karena tidak punya waktu untuknya dan berjanji akan meluangkan waktu untuk bermain dengannya nanti malam.
Setelah menerima janji Jalal, Rahim berkata akan kembali pada choti ami jaan (panggilan untuk Jodha), ratu jalal yang baru yang kini menjadi temannya.
Jalal tersenyum mendengar Rahim menyebut Jodha sebagau choti ami jaan (ibu junior/ibu kecil) dan teman barunya.
Sharifudin menemui istrinya. Bhaksi banu menyerahkan cincin agar di pakai oleh sharifudin sehingga dia akan terlihat seperti seorang pangeran.
Mendengar itu sharif sangat marah dan memukul bakshi bano.
Katanya, "kakaknya memberikan luka dan adiknya mengoleskan garam di luka itu..." Sharif merasa dirinya hanya seperti budak suruhan Jalal yang mempunyai kewajiban untuk mematuhinya tanpa bisa berkata sepatah katapun.
Dia yang berkorban nyawa di peperangan, tetapi jalal yang di puji. Sepertinya Sharif tidak terima hasil rampasannya dari Amer di suruh mengembalikan.
Jodha sedang berjalan menuju ke tempatnya ketika ada pengumuman bahwa Jalalludin datang mengunjungi istana para wanita.
Jodha cepat-cepat menghindar. Para wanita dalam istana menjadi senang dan semua mencoba menyapa Jalal dan mengesankannya.
Tapi Jalal memberi siyarat tangan yang membuat para istri tidak mengganggunya lagi.
Jodha berdiri diam di depan kisi jendela. Jalal yang seperti tahu di mana dia berada bediri di belakangnya. Tapi Jodha pura-pura tidak tahu dan tidak mau membalikan badan. Jalal menatap Jodha dengan tatapan khas yang di milikinya.
Tiba-tiba Jodha merasa seseorang menarik dupattanya dan tanpa menoleh langsung berkata,
"Yang mulia apa yang anda lakukan? Anda bilang tidak akan melakukan sesuatu padaku secara paksa, tapi apa ini?" Jodha membalikan badan menatap Jalal.
Tapi alangkah terkejutnya dia karena Jalal berada cukup jauh darinya. Jodha melihat kebawah, ternyata Rahim yang telah menarik dupattanya.
Dia tersipu malu. Jalal tersenyum senang dan berkata pada Rahim agar melepaskan dupatta Jodha.
Jalal bilang, saat besar nanti Rahim akan jadi seperti dirinya. Jalal berkata bahwa rahim sering bilang ingin bertemu dengannya.
Lalu Jalal memberi isyarat pada Rahim agar mendekat. Jalal jongkok di depan rahim dan berkata, "karena itulah kau sekarang jadi nakal."
Jalal merapikan turban Rahim dan melanjutkan kalimatnya, "Kalau kau bukan anak-anak, aku pasti menghukum mu karena telah menarik dupatta milik ratuku."
Jalal menatap jodha dengan sudut matanya, lalu mengendong Rahim pergi. Jodha tersipu mendengarnya dan menatapi kepergian nya dengan perasaan tak terkira.
Setelah kepergian Jalal, dua orang istri muncul di depan Jodha. Salah satunya bertanya kemana perginya Jalal karena dia berpikir dia akan tinggal di istana ini.
Yang lain menjawab, "dia tidak datang untuk kita tapi untuk ratu Jodha. Untuk menjemput Rahim, dia sangat mencintai anak-anak. Setelah berkata begitu para istri pergi. Jodha yang berdiri di belakang dan mendengarkan ucapan mereka tersenyum