Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Gantung Diri

Kasus Bunuh Diri FS di Toraja, Eks Dosen Kesehatan Sorong : Ini Tantangan Pemkab

Jumlah ini berdasarkan informasi yang dihimpun dari Sat Reskrim Polres Tana Toraja.

Penulis: Tommy Paseru | Editor: Sudirman
Kompas.com/(WWW.PEXELS.COM)
Ilustrasi gantung diri (WWW.PEXELS.COM) 

TRIBUNTORAJA.COM,MAKALE - Tercatat ada tujuh kasus bunuh diri di Kabupaten Tana Toraja, Sulawesi Selatan sejak Juni hingga Rabu (3/11/2020).

Jumlah ini berdasarkan informasi yang dihimpun dari Sat Reskrim Polres Tana Toraja.

Dimana dari tujuh kasus tersebut, dua diantaranya (korban) masih berusia 16 dan 17 tahun. Yakni, RL (16) dan FS (17).

Sementara, dari tujuh kasus ini, kasus FS lah yang paling menyita perhatian masyarakat.

Pasalnya, gadis asal Rembon itu diduga nekat mengakhiri hidupnya karena persoalan asmara.

FS sendri ditemukan tewas gantung diri disebuah pohon jambu menggunakan dasi SMA di depan Kantor Pusat UKI Toraja, Makale, Tana Toraja pada Rabu (4/11/2020) sekira pukul 06:00 Wita.

Dari kasus bunuh diri ini pun ditanggapi oleh mantan Dosen Politeknik Kesehatan Sorong, Papua Barat, Johana Masarrang.

Johana yang pernah mengajar mata kuliah perawatan kesehatan jiwa mengatakan, belum lama diperingatinya hari pencegahan bunuh diri sedunia (10 September) lalu, justru diwarnai dengan kejadian bunuh diri di berbagai tempat, khususnya di Toraja.

Menurutnya, berdasarkan pengamatan selama ini, kejadian bunuh diri di Toraja cukup tinggi yang dilatarbelakangi berbagai motif dan metode.

"Menurut saya masalah ini tidak boleh dibiarkan, terlebih kasus-kasus ini umumnya terjadi pada kaum muda yang justru kita harapkan potensinya sebagai sumber daya yang akan membangun daerah ini ke depan," ungkapnya.

Ia menambahkan, hal ini menjadi tantangan semua pihak khususnya bagi Pemerintah Daerah untuk berperan aktif melakukan upaya-upaya pencegahan dan penanganan dengan berbagai pendekatan.

Lakukan edukasi lewat kelompok-kelompok, organisasi, dan memberlakukan pelajaran tentang kesehatan mental di sekolah-sekolah.

Serta Pemkab harus menyediakan tenaga Psikiater dan fungsikan salah satu bagian di RSUD Lakipadada Tana Toraja, untuk menampung dan menangani pasien dengan masalah-masalah kejiwaan.

"Deteksi dan intervensi dini kepada orang-orang yang berisiko bunuh diri, itu yang paling utama, mereka harus didorong untuk terbuka dan cepat mencari bantuan," imbau Johana yang juga toko masyarakat di Toraja.(*)

Laporan Kontributor : TribunToraja.Com,@b_u_u_r_y

Sumber: Tribun Timur
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved