Unhas
Timnya Lolos di Pimnas, Simak Tips Mahasiswa Hukum Unhas Taufik Hidayat
Universitas Hasanuddin (Unhas) berhasil meloloskan 27 tim ke Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (Pimnas) ke-33 Tahun 2020.
Penulis: Rudi Salam | Editor: Suryana Anas
TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Universitas Hasanuddin (Unhas) berhasil meloloskan 27 tim ke Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (Pimnas) ke-33 Tahun 2020.
Dengan capaian itu, Unhas menempati peringkat ke-6 secara nasional dari sisi jumlah tim yang lolos sebagai peserta Pimnas tahun ini.
Salah satu dari 27 tim yang lolos itu adalah Tim PKM-PSH 'Dualisme Transendental dalam Masyarakat Hukum Adat Ilalang Embayya Suku Kajang'.
Tim tersebut terdiri atas Taufik Hidayat (Ketua Tim), Nurul Insi Syahruddin (anggota), Siti Ajeng Putriana (anggota).
Ketiganya merupakan mahasiswa Fakultas Ilmu Hukum Unhas angkatan 2017.
Tim yang dibimbing oleh Dr. Andi Syahwiah A. Sapiddin itu meneliti tentang kepercayaan masyarakat Kajang dalam.
Ketua tim, Taufik Hidayat kepada tribun-timur.com, Selasa (3/11/2020) menceritakan latar belakang timnya mengambil judul tersebut.
Dikatakannya bahwa dalam masyarakat hukum adat Ilalang Embayya secara legalitas beragama Islam, akan tetapi dalan pelaksanaan tata cara ibadah berbeda dengan islam pada umumnya.
"Kemudian kami juga melihat bahwa penghayat kepercayaan dijadikan turunan dari penganut agama berdasarkan putusan mahkamah konstitusi nomor 97/PUU-XIV/2016 padahal agama dan kepercayaan itu berbeda masing-masing berdiri sendiri," terangnya.
Ditanya mengenai tipsnya agar lolos ke Pimnas, Taufik mengatakan bahwa hal yang pertama yang harus dilakukan yakni komitmen bersama tim untuk bekerja keras.
Pembagian tugas dalam timnya pun kata dia dilakukan dengan jelas dan tegas.
"Membangun tim dimulai dengan komitmen bersama untuk bekerja keras, melakukan pembagian tugas secara jelas dan tegas sesuai denhan kemapuan tim," tutur Taufik yang juga Ketua Umum IMM Fakultas Hukum Unhas itu.
Lebih dari itu, Taufik mengatakan bahwa tips agar lolos Pimnas yakni merumuskan ide penelitian yang unik dan baru.
"Rajin membaca, fokus, merumuskan ide penelitian yang unik dan baru, dan berani berbeda dengan orang lain," terang Pria kelahiran Togo-Togo, 11 Desember 1999 itu.
Di dalam tim, lanjut Taufik, perbedaan pendapat adalah hal yang tidak dapat dipungkiri.