Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

PPP

Muktamar PPP akan Digelar di Makassar, 7 Tokoh Berebut Kursi Ketua Umum, Ada Nama Sandiaga Uno

PPP akan menggelar pemilihan ketua umum pada Muktamar IX pada 19-21 Desember 2020 mendatang di Makassar.

Editor: Anita Kusuma Wardana
Tribunnews.com
Nama Sandiaga Uno masuk bursa calon ketua umum PPP. Muktamar PPP akan digelar di Makassar, 19-21 Desember 2020 

TRIBUN-TIMUR.COM-  Sejumlah tokoh akan berebut kursi Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP), mulai dari anggota Watimpre, Menteri PPN, Sandiaga Uno, hingga Khofifah Indar Parawansa.

PPP akan menggelar pemilihan ketua umum pada Muktamar IX  pada 19-21 Desember 2020 mendatang di Makassar.

Dikutip dari Tribunnews.com, Sekretaris Jenderal PPP, Arsul Sani mengatakan, PPP membuka ruang kepada semua pihak untuk maju menjadi calon ketua umum partai berlambang Ka'bah.

Asrul mengungkapkan, hingga saat ini ada empat nama dari internal PPP yang akan maju dalam pemilihan ketua umum.

"Pertama Pak Suharso Monoarfa (Menteri PPN/Kepala Bappenas), kemudian Pak Mardiono (Anggota Watimpres)," ujar Arsul secara virtual, Jakarta, Senin (2/11/2020).

Selain itu, politikus senior PPP yang pernah menjabat Wakil Ketua DPD RI, Ahmad Muqowan dan Ketua Fraksi PPP Amir Uskara, turut maju dalam perebutan kursi pucuk pimpinan PPP.

"Lalu ada juga Pak Sandiaga Uno (diusulkan), Khofifah Indar Parawansa (Gubernur Jatim) dan Gus Ipul," ucap Arsul.

Arsul menyadari majunya pihak eksternal partai menuai kritikan dari berbagai pihak, namun PPP merupakan partai yang demokratis dan membuka ruang kepada siapapun.

"Meskipun membuka pintu kepada semua orang untuk bisa gabung di PPP, tapi AD/ART kami mengatur bahwa untuk masuk calon ketua umum harus pernah jadi pengurus di tingkat pusat PPP, supaya identitas PPP sebagai partai kader tidak hilang," papar Arsul.

Wakil Ketua Steering Committee Muktamar PPP ke IX, Syaiful mengatakan, pemilihan Ketua Umum PPP dapat dilakukan secara langsung one man one vote dengan satu utusan satu suara atau melalui sistem formatur.

"Dua cara tersebut diserahkan sepenuhnya kepada peserta Muktamirin," ucap Anggota Komisi I DPR itu.

Namun, berdasarkan pengalaman sebelumnya, kata Syaiful, jika ketua umum berasal dari fusi Nahdlatul Ulama (NU), maka sekretaris jenderalnya dari Parmusi atau Muhammadiyah.

"Begitu juga sebaliknya mengingat PPP dilahirkan oleh empat fusi partai, yakni NU, Muslimin Indonesia, Syarikat Islam dan Perti. Keseimbangan komposisi tersebut sangat penting agar terjadi kekompakan antar fusi sebagai jati dirinya," ujarnya.

"Diharapkan yang menjadi Ketua Umum dan Sekjen PPP mendatang adalah kader ideologis masing-masing fusi, bukan kader fusi yang biologis ataupun pengakuan," sambung Syaiful.

Momentum Islah

Halaman
12
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved