Recep Tayyip Erdogan
Prancis Tarik Duta Besar, Recep Tayyip Erdogan Sebut Presiden Emmanuel Macron Perlu Perawatan Mental
Presiden Turki Erdogan Sebut Presiden Prancis Emmanuel Macron Memerlukan Perawatan Mental
TRIBUN-TIMUR.COM - Prancis Tarik Duta Besarnya setelah, Recep Tayyip Erdogan Sebut Presiden Emmanuel Macron Perlu Perawatan Mental
Prancis memanggil duta besarnya di Turki, untuk dimintai konsultasi setelah Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengeluarkan komentar keras.
Baca juga: Presiden Prancis Emmanuel Macron Ngomong Apa? Sampai Negara-negara Arab Mulai Boikot Produk Perancis
Baca juga: Potret Kemarahan Dunia Islam Setelah Macron Presiden Prancis Dukung Penghinaan Nabi Muhammad SAW
Recep Tayyip Erdogan membuat pernyataan terhadap Presiden Prancis Emmanuel Macron.
Presiden Erdogan mengatakan bahwa Presiden Emmanuel Macron membutuhkan perawatan kesehatan mental.
Erdogan juga membuat komentar lain, yang oleh pemerintah Prancis digambarkan sebagai hal yang sangat kasar.

"Macron membutuhkan perawatan kesehatan mental. Apa lagi yang bisa dikatakan kepada seorang kepala negara yang tidak memahami kebebasan berkeyakinan
"Dan yang berperilaku seperti itu kepada jutaan orang yang tinggal di negaranya yang merupakan anggota dari agama yang berbeda? Pertama-tama, pemeriksaan mental itu (perlu)," tegas Erdogan.
Erdogan mempertanyakan kondisi mental presiden Prancis sebagai bagian kritik atas sikap Macron terhadap Islam dan Muslim.
Baca juga: 40 Kumpulan Ucapan Cinta Inggris Arab Turki,Belum Terlambat Momen 14 Oktober National I Love You Day
Baca juga: Nonton di TV Online 3 LINK Live Streaming Liga Champions Monchengladbach vs Real Madrid - Live SCTV
Pernyataannya di kongres partai lokal merupakan tanggapan nyata atas pernyataan yang dibuat Macron bulan ini.
Terutama tentang masalah yang diciptakan oleh Muslim radikal di Prancis yang oleh pemimpin Prancis disebut "separatisme Islamis."
"Apa masalah orang bernama Macron ini dengan Islam dan Muslim?"

Erdogan bertanya secara retoris selama pertemuan partai Keadilan dan Pembangunan di kota Kayseri, Anatolia tengah, Turki.
Kepresidenan Prancis bereaksi beberapa jam kemudian dengan pernyataan yang mengatakan, "Kelebihan dan kekasaran bukanlah metode" dan "Kami tidak menerima penghinaan."
Menggunakan bahasa yang sangat kuat, kepresidenan Prancis berkata, "Kami menuntut Erdogan untuk mengubah kebijakannya, yang berbahaya dalam semua aspek."
Hubungan Turki dan Uni Eropa Menjadi Panas