Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Tribun Selayar

Demi Sekolah Daring, Pelajar Asal Selayar ini Kumpulkan Pasir untuk Beli Kuota Internet

Pelajar asal Desa Labuang Pamajang, Kecamatan Pasimasunggu, Kabupaten Selayar, Sulawesi Selatan, harus mengumpulkan pasir untuk membeli kuota internet

Penulis: Firki Arisandi | Editor: Sudirman
Ist
Siswa SMPN 7 Selayar, Andika, mengerjakan tugas sekolah di pinggir pantai 

TRIBUNSELAYAR.COM, BENTENG - Siswa SMPN 7 Selayar, Andika, kini harus bekerja ekstra di masa pandemi Corona Virus Disease 2019 (Covid-19).

Pelajar asal Desa Labuang Pamajang, Kecamatan Pasimasunggu, Kabupaten Selayar, Sulawesi Selatan, harus mengumpulkan pasir untuk membeli kuota internet.

Hal tersebut untuk memenuhi kebetuhan belajar dalam jaringan (Daring), yang diterapkan selama pandemi ini.

Demi mengerjakan tugas sekolah, ia rela pergi mencari pasir di sungai. Setelah pasir terkumpul lalu dijual ke tukang bangunan.

Andika mengatakan, pasir di sungai semakin nihil, sehingga butuh waktu dua hari untuk mengumpulkan satu kubik pasir.

"Pasir yang diambil harus disaring lalu  dijemur. Setelah terkumpul baru dijual
Rp100 ribu perkubik. Uang inilah digunakan membeli kuota internet," kata Andika, Rabu (28/10/2020).

Selama ini, ia hanya mengandalkan smartphone milik temannya untuk belajar daring.

Namun karena tak enak, ia kemudian meminta kepada orangtuanya agar dibelikan handphone android.

Namun, kondisi ekonomi orangtuanya yang masuk kategori menengah ke bawah sehingga ia tak mampu membeli handphone dengan cara cash.

Ia hanya mampu membeli dengan cara menyicil. Itupun hanya handphone bekas.

"Orang tua tidak mampu, makanya tidak bisa belikan hape baru. Hanya mampu cicil hape bekas," tambahnya.

Kendala lain yang ia dihadapi, karena didaerah kepulauan jaringan internet masih susah.

Ia harus ke bibir pantai bersama temannya untuk mencari jaringan.

"Kalau pagi saya pergi cari pasir dan malam baru pergi kerja tugas di bibir pantai sama teman-teman. Kadang kakak juga ikut. Karena tidak ada lampu di sana akhirnya menggunakan blits handphone untuk penerangan," jelasnya.

Biasanya, Andika berangkat ke pantai mengerjakan tugas sekitar pukul 20.00 wita, sampai 24.00 wita.

Halaman
12
Sumber: Tribun Timur
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved