Kalla Group
Dari Webinar Kalla Group, Ekonomi Bisa Pulih Jika Ditemukan Vaksin atau Disiplin Ketat
Kalla Group menggelar Review Market & Economic Outlook 2021 melalui jaringan virtual, Rabu (21/10/2020).
Penulis: Muh. Hasim Arfah | Editor: Suryana Anas
TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Kalla Group menggelar Review Market & Economic Outlook 2021 melalui jaringan virtual, Rabu (21/10/2020).
Hadir langsung presiden direktur Kalla Group, Solihin Jusuf Kalla; Direktur Keuangan Kalla Group Imelda Jusuf Kalla.
Selain itu, hadir juga jajaran petinggi Kalla Group.
Dalam sesi pertama ini, hadir langsung Vice President For Industry and Regional Research PT Bank Mandiri, Dendi Ramdani menyampaikan, skenario optimis recovery ekonomi di kuartal II 2021.
"Kalau tidak ada vaksin maka, kita akan social distancing. Ketika hanya social distancing naik turun akan mempengaruhi pertumbuhan ekonomi oleh karena itu penting sekali mendisiplinkan diri," katanya.
Ia menyampaikan, semua negara mengeluarkan stimulus untuk mempertahankan posisinya.
"Untuk menggerakkan itu, maka perlu suntikan stimulus lewat APBN," katanya.
Sementara itu, Bank Indonesia terus menurunkan suku bunga.
Dendi mengungkapkan karakteristik ekonomi normal baru membuat uncertainty, social distancing, highly depending on the government.
"Karena uncertainty (ketidakpastian) tinggi, maka menahan dulu belanja, sekarang lebih banyak menahan diri untuk belanja di luar kebutuhan maka orang kembali ke basic needs (kebutuhan dasar)," katanya.
Selain itu, semua masyarakat bergantung kepada pemerintah.
Meskipun berpotensi mengalami penurunan, industri makanan dan minuman diperkirakan relatif resilent dibandingkan sektor yang lain.
"Pada saat perekonomian lemah, masyarakat akan memprioritaskan kebutuhan pangan," katanya.
Beberapa sektor yang akan mulai recovery yakni makanan dan minuman, suplemen, restauran, mini market, distributor makanan dan minuman, logistik/transportasi, health & life insurance, super market.
"Kalau recovery sudah kelihatan maka orang akan membeli baju, alat elektronik, hotel, airline dan membeli mobil," katanya.
Pulau Sulawesi, pertumbuhan ekonomi kuartal II -2,76 persen.
"Bukan yang terdalam, tapi konstraksi terdalam di Jakarta dan Bali. Karena mereka mengandalkan jasa," katanya.
Penjualan mobil mulai naik 37.300 unit perbulan di awal Agustus 2020.
"Akhir tahun depan 2021 penjualan mobil memulai normal bila didapatkan vaksin," katanya. (*)