Capital Market Summit & Expo 2020
Bisnis e-Commerce Berkembang Pesat Jadi 16 % Dalam 10 Tahun
CMSE 2020 diselenggarakan sebagai rangkaian dari peringatan 43 Tahun Diaktifkannya Kembali Pasar Modal Indonesia.
Penulis: Muh. Hasim Arfah | Editor: Hasriyani Latif
TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Capital Market Summit & Expo (CMSE) 2020 berlangsung dengan berbagai seminar.
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) bersama dengan PT Bursa Efek Indonesia (BEI), PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI), dan PT Kliring Penjaminan Efek Indonesia (KPEI), menyelenggarakan acara Capital Market Summit & Expo (CMSE) 2020 secara virtual, Senin (19/10) hingga Sabtu (24/10).
CMSE 2020 diselenggarakan sebagai rangkaian dari peringatan 43 Tahun Diaktifkannya Kembali Pasar Modal Indonesia.
Salah satunya adalah Seminar e-Commerce dengan tema "Indonesia e-Commerce: IPO Opportunities" melalui jaringan streaming, Rabu (21/10/2020).
Hadir langsung Direktur Utama BEI, Inarno Djajadi; Komisaris BEI, Pandu Patria Sjahrir ; dan Founder & CEO Tokopedia, William Tanuwijaya.
"Pesat perkembangan informasi dan komunikasi, khusus internet semakin memudahkan kita dalam melakukan segala hal dengan cepat dan mudah," katanya.
Internet memunculkan peluang baru di dunia bisnis seperti e-commerce.
"Pertumbuhan e-commerce sangat pesat tumbuh dan pada awal masuk ke Indonesia, e-commerce sempat diragukan konsumen, seiring perjalanan waktu kepercayaan terhadap e-commerce terus membaik," katanya.
Hak itu tersebut terlihat dari peningkatan transaksi melalui e-commerce.
"2019 saja, pertumbuhan usaha e-commerce sudah mencapai 25,12 persen, sebelumnya tahun 2010 1 persen," katanya.
Indonesia adalah salah satu negara dengan pertumbuhan e-commerce terbesar di dunia.
"Pasar Indonesia akan terus meningkat dengan bertambahnya jumlah pengusaha, pelaku UMKM, start up dan perubahan pelaku konsumen Indonesia dari belanja fisik ke online," katanya.
Sementara itu, Komisaris BEI, Pandu Patria Sjahrir mengatakan, kasus Covid-19 yang terus meningkat memberikan efek ke bisnis.
"Bisnis offline kurang banyak revenue peningkatan," katanya.
Selama pandemi ini, perusahaan energi yang turun.