Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Mentan SYL: Masa Covid-19 Harus Buat Pertanian Lebih Hebat

Mantan Gubernur Sulawesi Selatan ini mengatakan, pemenuhan pangan 273 juta jiwa penduduk bergantung pada pembangunan pertanian.

Penulis: Muh. Hasim Arfah | Editor: Imam Wahyudi
TRIBUN TIMUR/HASYIM ARFAH
Menteri Pertanian Republik Indonesia, Syahrul Yasin Limpo bersama Perwakilan Himpunan Bank Milik Negara memperkenalkan Kartu Tani di sela-sela Rapat Monitoring dan Pengelolaan Penyaluran Pupuk Subsidi Tahun 2020 di Hotel Claro Makassar, Sulsel, Rabu (21/10/2020). 

TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Menteri Pertanian Republik Indonesia, Syahrul Yasin Limpo menyampaikan wabah Coronavirus Disease 2019 (Covid-19) justru harus membuat pertanian lebih hebat.

Hal itu dia sampaikan dalam Rapat Monitoring dan Pengelolaan Penyaluran Pupuk Subsidi Tahun 2020 di Hotel Claro Makassar, Sulsel, Rabu (21/10/2020).

Menurutnya, sektor pertanian adalah sektor strategis di Indonesia selama masa pandemi Covid-19.

"Seperti yang kita ketahui sektor pertanian adalah strategis untuk penyediaan pangan nasional. Sektor pertanian juga mendukung penuh perekonomian nasional. Pada masa pandemi Covid-19 ini, sektor pertanian mencatat pertumbuhan hingga 16,24 persen," kata Syahrul.

Mantan Gubernur Sulawesi Selatan ini mengatakan, pemenuhan pangan 273 juta jiwa penduduk bergantung pada pembangunan pertanian.

Syahrul menyampaikan, pertanian adalah andalan Indonesia.

"Tahun ini dan tahun depan serta seterusnya, Covid-19 ini membuat pertanian harus hebat, tak boleh biasa-biasa saja," katanya.

Persoalan hambatan pertanian, Syahrul meminta untuk cek semua.

"Ada yang bilang pasti ada pupuk, hasilnya tetap sama! Saya bilang tidak pasti ada perubahan. Saya sudah sampaikan ke Pak wapres dan presiden, saya tidak biasa pura-pura dan bohong-bohong, pengalaman saya pupuk harus tetap ada," katanya.

Ia pun meminta penyaluran pupuk harus segera disalurkan dalam 1-2 bulan ini.

"Lebih cepat kan lebih baik," katanya.

Syahrul pun meminta Dirjen Kementerian Pertanian dan manajemen Pupuk Indonesia untuk mengecek risiko penyaluran pupuk di bawah.

"Karena biasanya di lapangan itu lebih dinamis, sehingga harus dicek selalu risikonya tapi pupuk harus tersalurkan demi kebaikan bangsa dan negara," katanya.

Selama Januari-Juli, ekspor pertanian naik dengan mencapai Rp 251 triliun.

"Agustus saja hampir Rp 30 triliun, kalau begitu rakyat diberikan subsidi pupuk hampir Rp 30 triliun kan wajar," katanya.

Sumber: Tribun Timur
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved