Sejarah Hari Ini: Tragedi Bintaro 1987, Kronologi Hingga Nasib Masinis KA 225
Tabrakan dua kereta api jurusan Tanah Abang - Rangkas Bitung dan sebaliknya hari Senin pukul 07.05 WIB di Pondok Betung
Penulis: Desi Triana Aswan | Editor: Anita Kusuma Wardana
Benturan yang keras menyebabkan kursi-kursi di gerbong penumpang bergeser ke depan.
Kedua lokomotif setiap kereta api tetap berdiri di rel.
Kejadian ini mengakibatkan seluruh badan lokomotif BB-303 16 "masuk" dan "ditelan" oleh gerbong KB3-65 601.
Bahkan, separuh badan lokomotif BB-303 16 tertelan gerbong pertama yang ditariknya.
Gerbong KB3-65 61 merupakan gerbong pertama yang ditarik oleh lokomotif BB-303 16.
Akibat dorongan yang diterima saat tabrakan, gerbong ini meluncur bebas dan menabrak sekaligus "menelan" lokomotif di depannya.
Saat kejadian, gerbong sepanjang 21 meter tersebut dijejali ratusan penumpang.
Analisis kecelakaan
Jalur kereta api antara pasar Palmerah dan Rangkasbitung saat itu, setiap harinya terhitung sangat padat.
Kereta pertama dari Rangkasbitung melalui Sudimara menuju Palmerah berangkat pukul 06.11.
Sementara, kereta api pertama dari Tanah Abang ke Rangkasbitung berangkat pukul 05.00 di jalur yang sama.
Peristiwa kecelakaan terjadi saat ada kesalahpahaman dari Kepala Stasiun Serpong yang memberangkatkan KA 225 yang langsung berangkat menuju Sudimara tanpa mengecek kondisi stasiun.
Hal ini membuat tiga jalur yang berada di Stasiun Sudimara penuh akibat kedatangan KA 225.
Namun, komunikasi yang buruk di KA Sudimara, membuat KA 220 yang saat itu berada di Kebayoran Baru juga ikut diberangkatkan, KA 220 kala itu mengarah ke Sudimara.
Kondisi itu memaksa juru langsir di Sudimara segera memindahkan lokomotif KA 225 menuju ke jalur tiga.
Akan tetapi, ramainya jalur kereta, membuat masinis tidak bisa melihat semboyan dari juru langsir.