Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Tribuners Memilih

Ketua Lakpesdam PCNU Bulukumba Titip Perhatian 'Paham Kebangsaan' ke Calon Bupati

Ada empat pasangan calon (Paslon) yang bakal bertarung untuk memperebutkan kursi orang nomor satu di Butta Panrita Lopi.

Penulis: Firki Arisandi | Editor: Sudirman
ist
Ketua Lakpesdam PCNU Bulukumba, Muhammad Nur Al A'la 

TRIBUNBULUKUMBA.COM, UJUNG BULU - Kontestasi Pilkada Bulukumba, bakal dilaksanakan pada 9 Desember 2020 mendatang.

Ada empat pasangan calon (Paslon) yang bakal bertarung untuk memperebutkan kursi orang nomor satu di Butta Panrita Lopi.

Ada Andi Hamzah Pangki-Andi Murniyati Makking, H Askar HL-Arum Spink, Tomy Satria Yulianto-Andi Makkasau, dan Muchtar Ali Yusuf dan Andi Edy Manaf.

Ketua Lakpesdam PCNU Bulukumba, Muhammad Nur Al A'la mengatakan, dalam kontestasi Pilkada Bulukumba, pihaknya tak memihak kepada salah satu pasangan calon.

"Kalau Lakpesdam totalitas berpolitik di politik Lakpesdam. Dengan tidak memilih salah satu paket pasangan," kata Muhammad Nur A'la, Sabtu (17/10/2020).

Menurut Muhammad Nur Al A'la, pada dasarnya seluruh pasangan yang bertarung dalam Pilkada Bulukumba pada dasarnya sudah bagus.

Namun, Muhammad Nur Al A'la memiliki cara sendiri untuk memiliki pemimpin yang baik.

Seperti diantaranya, melihat riwayat jejak pengabdian, apakah banyak manfaatnya terhadap publik atau masyarakat

"Yang kedua, melihat bakal pemimpin yang menerima perbedaan masyarakat, dan menerima sosial pemimpinnya. Jangan hanya masyarakat bagus ke dia, tapi dianya tidak bagus ke masyarakat," jelas A'la.

Yang tak kalah penting, moral politik pasangan calon juga harus dilihat baik-baik.

Moral politik ini tidak dapat dilihat dari visi-misi pasangan calon, tapi hal ini melekat ke personifikasi seseorang.

"Bagaimana moralitas itu terjadi. Kalau di visi misi misalkan selalu dikatakan bertakwa kepada Tuhan yang Maha Esa. Apakah teladan itu bisa ditunjukkan dalam kehidupannya sehari-sehari," jelas A'la.

"Bisa juga di lihat dari bagaimana interaksi dengan tetangganya. Kalau tidak, ngapain di pilih bos," tambahnya.

Olehnya, melihat moralitas politik itu menjadi sangat penting dalam memilih pemimpin.

A'la juga menitip kepada paslon, untuk menyelipkan nilai-nilai kebangsaan dalam kepemimpinanya kelak.

Agar ancaman ideologi pancasila dari 'paham ekstrem' bisa dicegah dan ditanggulangi.

"Karena ancaman ideologi bukan hanya di kota besar. Jadi bagaimana layanan dasar kebangsaan ini harus hadir di masyarakat. Agar para generasi penerus tahu sejarah bangsanya," pungkasnya. (TribunBulukumba.com)

Laporan Wartawan Tribun Timur, Firki Arisandi

Sumber: Tribun Timur
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved