Mantan Wakapolres Takalar Mengaku Dimintai Rp 200 Juta
Pertama untuk kasus pencemaran nama baik. Kompol N mengaku tidak terima dirinya dituduh melakukan pelecehan seksual yang tersebar di media sosial.
Penulis: Muslimin Emba | Editor: Imam Wahyudi
TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Kompol N, Wakapolres Takalar yang dicopot usai dilaporkan kasus dugaan pelecehan seksual terhadap perempuan PA, juga melapor ke Ditreskrim Polda Sulsel.
Ia mengaku difitnah atas laporan pelecehan seksual itu, melaporkan PA dengan tiga tuduhan sekaligus.
Mulai dari Pencemaran nama baik, Pemerasan dan Pencabulan.
"Saya sudah melaporkan (PA) juga sehubungan dengan pemerasan, pencabulan dan itu pencemaran nama baik," kata Kompol N via sambungan telepon kepada tribun, Rabu (14/10/2020) sore.
Ia pun merinci tiga kasus yang dilaporkan tersebut.
Pertama untuk kasus pencemaran nama baik. Kompol N mengaku tidak terima dirinya dituduh melakukan pelecehan seksual yang tersebar di media sosial.
"Pencemaran nama baiknya begini, itu kan melalui medsos (media sosial) menuduh saya yang tidak betul. Setelah beredar berita tidak benarnya ini menuding saya bahwa saya peleceham seksual ke dia, saya tidak terima sekali karena dia yang masuk ke ruangan kerja saya tampa saya undang dan dia memang yang memeluk-meluk saya dan dia yang mau memegang saya punya alat kelamin, jadi saya tepis, tangannya itu," ujar Kompol N.
Kedua, kasus dugaan pemerasan. Menurut Kompol N, pihaknya telah mengutus anggota keluarganya untuk menemui pihak keluarga PA.
Niatannya kata dia, untuk mengonfirmasi ke PA apa maksud dan tujuannya melaporkan Kompol N.
Pasalnya, Kompol N mengaku ia dan keluarganya telah dibuat resah dengan pemberitaan yang ada terkait laporan PA.
Namun, saat bertemu, utusan Kompol N dimintai sejumlah uang agar kasus itu diredam.
"Jadi saya punya om, saya suruh temui keluarganya itu dia (PA) untuk bicarakan kenapa dia kasih begitu saya," ujar Kompol N.
"Singkat cerita, itu kakaknya (PA) atas nama S, bilang, 'jam ini, detik ini, itu saya punya adik akan damai yang penting ada Rp 200 juta'. Ini ada saksi ini karena didatangi rumahnya di Antang itu kakaknya perempuan (PA)," ungkap Kompol N.
Pihaknya pun mengaku tidak menyarahkan uang Rp 200 juta kala itu, lantaran tidak mampu.
"Memang belum diserahkan uang, karena pertama saya tidak mampu membayar uang sebanyak itu. Lagian pula, mengapa saya mau membayar, nah saya didatangi, saya yang dicabuli menurut saya karena dia (PA)," ungkapnya.
Ia pun mengaku curiga, bahwa PA ingin mendapatkan uang dari Kompol N dengan modus mengurus SIM.
Sementara untuk dugaan pencabulan yang dialami kata Kompol N, lantaran PA sendiri yang mendatangi ruangan kerja, dan beranjak dari tempat duduknya lalu mendekat.
"Jadi dia sendiri yang datangi ruangan saya, dia sendiri yang beranjak dari tempat duduknya dekati saya, peluk saya sampai pegang alat kemaluan saya," bebernya.
Kronologi kejadian Versi Kompol N
Kompol N angkat bicara pasca dicopot sebagai Wakapolres Takalar akibat laporan kasus dugaan pelecehan seksual terhadap perempuan berinsial PA.
Sudah dua hari terakhir ia menanggalkan jabatannya sebagai orang nomor dua di jajaran Kepolisian Resor Takalar.
Kompol N kepada tribun, Rabu (14/10/2020) sore, mengungkapkan, dirinya difitnah dalam kasus itu.
Ia membantah telah melakukan perbuatan cabul terhadap PA yang juga dikabarkan sebagai seorang istri polisi.
Menurut Kompol N awal mula kasus itu mencuat setelah ia ditemui PA di ruang kerjanya, Jumat.
Saat itu, kata dia, ditelepon PA yang meminta petunjuk untuk pengurusan SIM (Surat Izin Mengemudi).
"Jadi ceritanya begini, dia (PA) telpon saya, dia bilang dimanaki? jadi saya bilang dengan siapa ini? karena tidak mungkin juga saya langsung bilang saya di sini, jangan sampai orang apalah, siapa tahu orang mau buta jahat," kata Kompol N.
PA dalam sambungan telepon itu, kata Kompol N, pun menjawab dengan menyebut namanya.
Usai PA memperkenalkan diri, Kompol N pun bertanya," kenapaki?"
"Jadi dia (PA) bilang, mauka urus SIM. Bisaja ke ruanganta?. Saya kan sebagai seorang pejabat sebagai pelayan masyarakat tidak pilih-pilih, siapa saja yang datang ke ruangan saya yang penting orangnya positif," ujar Kompol N.
Usai menelpon Kompol N, PA pun bergegas ke Mapolres Takalar. Kompol N curiga, PA sudah berada di lingkungan Polres Takalar saat menelpon.
Kecurigaan itu, lantaran PA tiba di ruang lerjanya tidak cukup lama setelah menelpon.
Ia (PA), lanjut Kompol N kemudian tiba di depan ruang kerja Wakapolres dan mengetuk pintu untuk masuk.
"Dia datang ketuk-ketuk, jadi saya bilangmi, silahkan masuk. Saya tidak tahu bilang dia (PA) mi yang datang, dia datang saya tanyami kita mi yang menelpon tadi? Dia bilang, iya, jadi saya persilahkanmi masuk," ungkap Kompol N.
PA pun duduk di kursi yang tersedia. Kompol N mengawali perbincangan dengan menyapa, "SIM apa yang mau diurus?"
"Dia bilang SIM A. Jadi saya bilang, oh.. iya langsungmiki ke bagian SIM. Tapi dia (PA) bilang tidak, saya mau tahu dulu berapa harganya," kata Kompol N menceritakan perbincangannya dengan PA.
Kompol N yang mengaku tidak mengetahui pasti tarif atau nominal pengurudan SIM A, pun mengaku mengarahka PA ke bagian SIM langsung.
"Saya jelaskan ke dia (PA) saya tidak tahu berapa kalau SIM karena ada yang di BRI dibayar, ada sidik jari, ada psikotes dan keterangan dokter. Jadi saya bilang langsungmiki ke bagian SIM karena saya takut siapa tahu kurang atau lebih," terang Kompol N.
Namun, kata dia PA tidak kunjung bergegas. PA malah tingga dalam ruangan dengan alasan beristirahat dulu sejenak.
Saat tengah duduk-duduk di kursi, lanjut Kompol N, PA mulai membahas soal lain.
Ia memuji Kompol N yang bertugas sebagai Wakapolres di kampung halaman.
"Dia (PA) bilangmi, syukurta itu di pak, jadi wakapolres di kampung sendiri. Jadi saya bilangmi ya harus disyukuri," ujarnya.
Selain itu, PA juga menyinggung Kompol N yang pernah bertugas di SPN Batua. Kompol N membenarkan bahwa ia pernah bertugas di SPN Batua selama tiga tahun.
Tidak sampai disitu, penuturan Kompol N, PA juga membahas ketampanan wajah mantan Kapolsek Mangngarabombang itu.
"Dia (PA) bilang pasti waktu tugas di kota banyak pacarta kah memang gagahki, wajar kita punya cewek banyak. Jadi saya bilang saya tidak merasa gagah saya, biasaji," papar Kompol N.
Singkat cerita PA, kata Kompol N mendekati dirinya. Ia (PA) lalu mencium pipi Kompol N.
"Tampa saya panggil, dia (PA) berdiri dari tempat duduknya mendekati saya sambil dia (PA) mencium saya. Jadi ini ceritanya saya dikerjai, jadi saya berdiri lalu bilangka kenapa ini. Dia bilang tunggumi dulu, kenapami ini," ungkap Kompol N.
"Saya bilang, tidak. Tadi kamu bilang katanya urus SIM, tapi kenapa seperti ini. Jadi pada saat itu, saya bilang tidak baik ini seperti ini, ruang kerja ini kenapa kau seperti itu," sambungnya.
Kompol N, pun mengaku menasehati PA agar segera kembali ke tempat duduknya. Ia beralasan, ruang kerjanya itu biasa dikunjungi personelnya dan juga terdapat CCTV.
"Akhirnya dia (PA) berhentimi, tapi ada gerakannya dia pengang saya punya barang (kemaluan), jadi saya tepismi. Setelah saya larang dia berhenti, lalu dia masuk ke WC (toilet)," ungkap Kompol N.
Dari ceritanya itu, Kompol N pun membantah segala tudingan yang diarahkan ke dirinya.
"Itu diberita, saya dibilang diisap saya punya alat kelamin. Kalau saya paksa kenapa dia (PA) tidak teriak. Kedua kalau memang saya mau ajak begitu pasti bilangka lebih baik kita ke hotel yang lebih aman, karena saya tahu itu tempat kerja saya," terangnya.
Saat PA hendak keluar dari ruang kerjanya lanjut Kompol N, ia (PA) sempat berucap," Nanti ketemuki pale di Makassar,"
"Jadi memang ini orang mau sekalu menyudutkan saya. Seandainya saya mau ikuti maunya, mungkin saya sudah dijebak, dia telpon keluarganya atau apanya lah supaya saya bisa didapat di situ (hotel) kata Kompol N.
"Jadi saya ini difitnah kasihan, dizalimi. Kalau dibilang cabul, malah saya ini yang sebenarnya korban," tuturnya
Kompol N menegaskan, ia tidak kenal sebelumnya dengan PA.
Hanya saja ia dan PA berteman di media sosial facebook.
"Saya tidak kenal sebelumnya. Tapi Memang kalau ada saya posting di medsos, dia (PA) sering like-like begitu kaya peduli sama saya begitu,"ungkapnya.
Dicopot dari Jabatan Wakapolres Takalar
Akibat laporan PA ke Propam Polda Sulsel atas dugaan pelecehan seksual, Kompol N harus menerima kenyataan pahit.
Ia dicopot dari jabatannya sebagai Wakapolres Takalar dan dimutasi ke Polda Sulsel.
"Saya dicopot oleh pimpinan saya dengan alasan ada laporan ini (dugaan pelecehan seksual) kata dia entah benar atau salah, intinya ada laporan masuk, jadi saya terima saja," ungkap Kompol N.
Selain itu, ia juga harus menjalani pemeriksaan di Propam Polda Sulsel akibat laporan itu.