Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Bincang Kampus

Terbiasa dengan Kehidupan Relawan, Zakir Sabara: Kemanusiaan Sudah Jadi Panggilan Jiwa

Pada seri#14 ini, Bincang Kampus mengangkat tema Relawan Mahasiswa di Tengah Pandemi dan Kampanye 3M.

Penulis: Rudi Salam | Editor: Sudirman
ist
Koordinator Relawan FTI UMI, Zakir Sabara 

TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Bincang Kampus kembali dihadirkan Tribun Timur, Jumat (9/10/2020) sore.

Acara tersebut disiarkan secara langsung melalui YouTube dan Facebook Tribun Timur.

Pada seri#14 ini, Bincang Kampus mengangkat tema Relawan Mahasiswa di Tengah Pandemi dan Kampanye 3M.

Acara yang dipandu oleh Mahyudin itu menghadirkan tiga narasumber.

Ada Dr Ir Zakir Sabara MT IPM ASEAN Eng (Koordinator Relawan FTI UMI), Sahrul Fajar Perdana (Tim Bantuan Medis / TBM Calcaneus, FK Unhas) dan Yan Sanjaya (Relawan Mahasiswa, FTI UMI Makassar).

Dalam Bincang Kampus itu, Zakir Sabara menceritakan pengalamannya di kehidupan kerelawanan.

"Kalau pengalaman, relawan  bagi saya yang sudah tua. Memang perjalanan kemahasiswaan saya kemarin itu terbiasa dengan kehidupan kerelawanan, kehidupan kesulitan di sosial kemasyarakatan kita," katanya.

Kehidupan kerelawanan pun kata dia  sudah menjadi denyut jantungnya. Hal itu karena latar belakangnya sejak mahasiswa.

Khusus relawan Covid, Zakir Sabara menyebutnya sedikit unik. Hal itu disebabkan karena dirinya yang selalu hadir di setiap pergerakan tim relawan.

"Karena musuh yang kita hadapi ini musuh tidak nyata. Aktivitas kerelawanan kita di lapangan rentan dengan terpapar. Sehingga kehadiran saya minimal bisa menjadi alarm buat para relawan untuk tidak ceroboh," ujarnya.

Dikatakan bahwa relawan itu anak-anak milenial yang kadang-kadang di lapangan mereka sering bercanda dengan temannya.

Secara tidak sadar kata dia ceroboh. Sehingga bisa beresiko terpapar apalagi yang disentuh tempat-tempat publik yang memang resikonya tinggi, termasuk rumah sakit, Puskemas dan lain-lainnya.

"Jadi kalau pengalamannya harus hadir setiap saat. Bahkan saya pernah nginap sebulan di kampus bersama mereka. Jadi suka dukanya itu bukan bukan duka sih sebenarnya.

"Kalau mentransfer nilai-nilai kemanusiaan untuk menjadi terinternalisasi dalam diri anak muda itu memang bagian dari pengabdian agar mereka bisa terdidik soal kemanusiaan, sehingga ketika sudah kembali ke masyarakat soal-soal kemanusiaan itu sudah menjadi panggilan jiwa," tutupnya.

Laporan Wartawan Tribun Timur, Rudi Salam

Sumber: Tribun Timur
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved