Bincang Kampus
Suka Duka Yan Sanjaya Jadi Relawan, Buka Puasa 1 Gelas Air Putih Dibagi ke 6 Orang
Hal tersebut diceritakannya saat menjadi narasumber Bincang Kampus, Jumat (9/10/2020) sore.
Penulis: Rudi Salam | Editor: Sudirman
TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Relawan Mahasiswa Fakultas Teknologi Industri (FTI) Universitas Muslim Indonesia (UMI) Makassar, Yan Sanjaya bercerita suka dukanya jadi relawan.
Hal tersebut diceritakannya saat menjadi narasumber Bincang Kampus, Jumat (9/10/2020) sore.
Pada seri#14 ini, Bincang Kampus mengangkat tema Relawan Mahasiswa di Tengah Pandemi dan Kampanye 3M.
Acara yang dipandu oleh Mahyudin itu menghadirkan tiga narasumber yakni Dr Ir Zakir Sabara MT IPM ASEAN Eng (Koordinator Relawan FTI UMI), Sahrul Fajar Perdana (Tim Bantuan Medis / TBM Calcaneus, FK Unhas) dan Yan Sanjaya (Relawan Mahasiswa, FTI UMI Makassar).
Yan mengatakan bahwa pada relawan Covid-19 ini, di lapangan dirinya terkadang merasa takut.
"Suka dukanya terkadang kami itu di lapangan takut sebenarnya. Kami tidak pernah tahu lawan, virusnya kan tidak dilihat," ujar Yan.
Namun, ketika melakukan penyemprotan disinfektan ke rumah sakit atau Puskesmas, pihaknya tetap pakai Alat Pelindung Diri (APD).
Saat melakukan penyemprotan di rumah sakit, terkadang ada hal lucu yang dia rasakan. Semisal dirinya yang hendak buang air kecil.
"Hal lucu terkadang kita di rumah sakit menyemprot, kami mau buang air kecil. Kita cari WC-nya terus sebelum masuk, kita semprot WC-nya sembari kita kita buang air kecil, kita tahan bau disinfektan juga," ceritanya.
"Setelah keluar dari WC, kita disemprot lagi disinfektan supaya kita betul-betul steril," sambungnya.
Dirinya juga pernah buka puasa hanya dengan 1 gelas air putih yang dibagi ke 6 orang.
"Yang pernah saya alami juga, buka puasanya di atas mobil ketika kita ke luar daerah. Kita perjalanan pulang lewat tol, tapi pas di tengah tol kami tidak persiapkan bekal. Jadi di mobil cuman ada 1 air gelas dan teh. Jadi untuk buka puasa kami buka puasa dengan 1 gelas air dengan 6 orang. Bagi seadanya," cerita Yan.
Selain itu, hal sedih lainnya yang ia rasakan adalah ketika sahur pertama Ramadan di kampus serta lebaran di kampus, tidak bersama orang tuanya.