Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Putus Sekolah

2019, Angka Putus Sekolah di Kabupaten Bone Capai 53 Ribu Orang

Pemerintah Daerah (Pemda) Kabupaten Bone memiliki program Gerakan 5 Ribu Anak Lisu Massiokolah (mengembalikan anak kembali bersekolah).

Penulis: Kaswadi Anwar | Editor: Hasriyani Latif
ist
Suasana pemaparan Program Lisu Massikolah Paimeng di ruang rapat pimpinan Kantor Bupati Bone, Rabu (7/10/2020). 

TRIBUNBONE.COM, TANETE RIATTANG - Angka anak putus sekolah (APS) di Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan (Sulsel) di tahun 2019 mencapai 53 ribu yang tersebar di 372 desa/kelurahan.

Bupati Bone, Andi Fahsar Mahdin Padjalangi, Rabu (7/10/2020) menuturkan, tingginya APS disebabkan karena keterbatasan ekonomi, anak menikah di usia dini, penyandang disabilitas, pekerja anak, pengaruh lingkungan dan kekerasan anak.

Dalam mengatasi permasalahan APS, Pemerintah Daerah (Pemda) Kabupaten Bone memiliki program Gerakan 5 Ribu Anak Lisu Massiokolah (mengembalikan anak kembali bersekolah).

Selain itu, langkah strategis yang dilakukan yakni penguatan data base desa/kelurahan untuk mendeteksi anak yang tidak sekolah.

Kemudian mendorong desa/kelurahan mengembalikan 15 hingga 20 orang kembali bersekolah.

Dinas Pendidikan diminta memudahkan anak yang ingin kembali ke sekolah baik melalui jalur formal maupun non formal.

Pemerintah desa/kelurahan dan instansi terkait harus mencegah perkawinan anak.

Dikatakan, peran desa/kelurahan sangat strategis dalam hal ini. Ia pun berjanji akan memberikan reward kepada desa/kelurahan mendukung program ini.

"Peran desa/kelurahan sangat strategis. Ada reward yang akan diberikan bagi desa/kelurahan yang mendukung dan bisa mengembalikan anak bersekolah," tuturnya.

Sementara Kepala Perwakilan Unicef Sulawesi dan Maluku, Henky Wijaya mengatakan Gerakan 5 Ribu Anak Lisu Massiokolah menjadi contoh konkret untuk mengatasi masalah pembangunan.

"Kami senang bisa mendukung program lisu massiokola karena selaras dan bisa berkontribusi aktif dalam hal pencegahan putus sekolah, pernikahan dini, dan lainnya," katanya.

Di Kabupaten Bone, Desa Welado telah mengalokasikan pengunaan dana sebesar Rp 62 juta per tahun untuk anak sekolah.

Ia berharap ini bisa diikuti oleh desa lainnya di Kabupaten Bone maupun di seluruh Indonesia.

"Mudah-mudahan ini bisa diikuti dan diimplemetasikan oleh desa-desa lainnya," harapnya.(*)

Laporan Wartawan TribunBone.com, Kaswadi Anwar

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved