Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Najwa Shihab Dilapor ke Polisi Oleh Pendukung Jokowi, Simak Fakta Berikut Ini!

Seperti diketahui, sebelumnya melalui tayangan Mata Najwa, Nana sapaan akrabnya Najwa Shihab

Penulis: Desi Triana Aswan | Editor: Imam Wahyudi
Kolase Tribun Timur / Rasni Gani
Najwa Shihab 07102020 

TRIBUNTIMURWIKI.COM - Nama Najwa Shihab dikabarkan dilaporkan oleh pendukung Jokowi.

Pasalnya, Najwa dianggap merendahkan Presiden Republik Indonesia, Jokowi.

Seperti diketahui, sebelumnya melalui tayangan Mata Najwa, Nana sapaan akrabnya Najwa Shihab mewanwancarai kursi kosong.

Kursi kosong tersebut harusnya diisi oleh Menteri Kesehatan, Terawan Agus Putranto.

Namun, beberapa kali Terawan tak menghadiri undangan Najwa Shihab sehingga pada tayangan Mata Najwa sosok Najwa harus mewawancarai kursi kosong.

Justru dianggap rendahkan Jokowi hingga alasan lakukan hal tersebut.

Dilansir dari Tribun Style, aksi Najwa Shihab mewawancarai kursi kosong dalam acara Mata Najwa berbuntut panjang.

Saat itu, Najwa mewawancarai kursi kosong gara-gara Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto tidak datang ke acara Mata Najwa.

Padahal Terawan sudah berulang kali diundang untuk berbincang soal penanganan Covid-19 di Indonesia dalam edisi "Menanti Terawan".

Akibat tindakan Najwa tersebut, pihak Relawan Jokowi Bersatu melaporkan Najwa ke Polda Metro Jaya, Selasa (6/10/2020).

Sederet fakta tentang polemik pelaporan Najwa Shihab tersebut kemudian banyak erungkap ke publik.

Dikutip dari berbagai sumber, inilah 5 fakta Najwa Shihab dipolisikan karena wawancarai kursi kosong selengkapnya.

Dianggap merendahkan Jokowi

Ketua Umum Relawan Jokowi Bersatu, Silvia Dewi Soembarto hendak melaporkan jurnalis sekaligus presenter, Najwa Shihab ke Polda Metro Jaya, Selasa (6/10/2020).

"Saya melaporkan Najwa Shihab atas wawancara kursi kosong," ujar Silvia seperti dilansir Kompas.com.

Menurut Silvia, wawancara Najwa dengan kursi kosong itu dianggap merendahkan Presiden Joko Widodo melalui orang yang membantunya.

"Menteri Terawan adalah representatif daripada Presiden RI. Perlakuan Najwa Sihab di televisi yang ditonton 269 juta jiwa penduduk Indonesia sangat tidak mendidik," katanya.

Silvia menuduh Najwa melakukan cyber bulliying atau perundungan melalui teknologi.

"Itu menyangkut cyber bulliying di mana narasumber tidak hadir itu hak narasumber. Tidak ada kewajiban untuk Menteri Terawan hadir untuk memberikan statement," katanya.

Silvia membawa barang bukti berupa video tayangan wawancara kursi kosong dan jadwal tugas Menteri Terawan pada hari yang sama.

Ditolak kepolisian

Saat ditanya soal nomor laporan, Silvia Dewi Soembarto mengakui belum ada alias ditolak Kepolisian.

Ia diminta untuk berkonsultasi ke Dewan Pers.

"(Nomor LP) Belum. Karena dari SPKT kami dipindahkan ke Cyber terus kami diarahkan konsultasi ke Dewan Pers. Jadi harus sesuai dengan Undang-undang tentang Pers," ujar Silvia.

Ketua Komisi Penegakan dan Pegaduan Etika Pers Dewan Pers, Arif Zulkifli menegaskan, setiap perselisihan masyarakat dengan media ditangani oleh Dewan Pers.

Menurut Arif, hal itu tercantum dalam Undang-Undang Nomor 40 Tahun 1999 Tentang Pers.

"Setiap perselisihan anggota masyarakat dengan media harus diselesaikan dengan Dewan Pers dengan mekanisme yang diatur UU 40/1999," kata Arif dilansir Kompas.com, Selasa (6/10/2020).

Dalam UU Nomor 40 tahun 1999 tentang Pers diatur bahwa penyelesaian kasus-kasus yang berhubungan dengan pemberitaan pers dilakukan di Dewan Pers.

Alasan Najwa Shihab lakukan wawancara kursi kosong

Sebelumnya, jurnalis sekaligus presenter Najwa Shihab mengaku sudah berulang kali mengundang secara resmi Menkes Terawan untuk menjadi tamu dalam acara Mata Najwa yang ia pandu.

Dilansir Kompas.com, undangan tersebut sudah disampaikan Najwa jauh sebelum dibuatnya video Mata Najwa edisi "Menanti Terawan" di media sosial.

"Hampir tiap minggu selalu kirim undangan. Tiap episode soal pandemi," kata Najwa dilansir Kompas.com, Selasa (29/9/2020).

Najwa mengatakan, undangan yang ia sampaikan tidak selalu direspons oleh pihak Menkes.

Sekalinya dijawab, pihak Menkes mengaku tidak bisa hadir dengan alasan padatnya jadwal.

"Pernah menjawab bahwa tidak bisa karena jadwal, dan kemudian kami selalu menawarkan agar wawancara diatur menyesuaikan waktu dengan agenda Pak Terawan," ujar Najwa.

Akan tetapi setelah pihak Mata Najwa menawarkan untuk wawancara menyesuaikan jadwal Menkes Terawan, kembali tidak ada jawaban lanjutan dari pihak Menkes.

"Tapi, tiap minggu kami selalu kirim undangan untuk mengingatkan," tambah Najwa.

Kemenkes sebut Terawan sibuk

Saat dikonfirmasi terkait keberadaan Menkes Terawan, Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Masyarakat Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Widyawati memastikan kondisi dan keadaan Menkes Terawan dalam kondisi yang sehat.

"Pak MK (Menteri Kesehatan, Terawan) alhamdulillah sehat," kata Widyawati dilansir Kompas.com, Selasa (29/9/2020).

Widyawati menyebut, Terawan memang belakangan ini disibukkan dengan berbagai agenda kegiatan di lapangan.

Namun, Widyawati enggan membeberkan lebih jauh terkait kunjungan yang dilakukan Terawan hingga jarang tampilnya ke publik dipertanyakan banyak pihak.

Widyawati juga menyampaikan bahwa pada waktunya nanti, Terawan pasti akan menjelaskan semua kepada publik.

"Bapak (Terawan) sedang banyak jadwal ke lapangan. Ada waktunya Bapak akan menjelaskan semua," katanya.

Bukan kali pertama

Wawancara kursi kosong seperti yang dilakukan Najwa Shihab bukan yang pertama kalinya dilakukan di media televisi.

Sebelumnya telah ada kejadian serupa karena narasumber yang diharapkan tidak hadir memenuhi undangan.

Dilansir NPR, (6/11/2019), pembawa acara televisi di Inggris, Kay Burley, tiba-tiba mendapati dirinya tanpa tamu yang telah direncanakan untuk diwawancara.

Adapun tamu yang diundangnya yakni Ketua Partai Konservatif Inggris, James Cleverly.

Rencananya Burley akan membahas komentar dari House of Commons Leader Jacob Rees-Mogg, seorang Konservatif, di mana dia mengatakan korban kebakaran Menara Grenfell tidak menggunakan akal sehat ketika mereka mengikuti instruksi pemadam kebakaran untuk tetap berada di dalam gedung yang terbakar pada tahun 2017.

Meskipun sang narasumber tidak hadir, Burley tidak membiarkan acara tersebut menjadi tanpa arti.

Burley mengarahkan rentetan pertanyaannya ke kursi kosong yang seharusnya menjadi tempat duduk Cleverly.

Artikel ini telah tayang di Tribun Style dengan judul 5 Fakta Najwa Shihab Dipolisikan Karena Wawancarai Kursi Kosong, Dianggap Rendahkan Jokowi
https://style.tribunnews.com/amp/2020/10/07/5-fakta-najwa-shihab-dipolisikan-karena-wawancarai-kursi-kosong-dianggap-rendahkan-jokowi?page=all

Sumber: Tribun Timur
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved