Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Jejak Karier Puan Maharani, Mulai dari Penghargaan Hingga Kontroversinya

Ia adalah anak dari Megawati Soekarnopoetri, presiden wanita Indonesia pertama dan putri dari presiden

Penulis: Desi Triana Aswan | Editor: Imam Wahyudi
DOK KOMPAS.COM
Ketua DPR RI, Puan Maharani 

TRIBUNTIMURWIKI.COM - Puan Maharani, siapa yang tak mengenalnya.

Ia adalah anak dari Megawati Soekarnopoetri, presiden wanita Indonesia pertama dan putri dari presiden Indonesia pertama, Soekarno.

Puan Maharani kini menjadi Ketua DPR RI.

Sayangnya lebih dari satu tahun menjabat, kontroversi kembali berhadapan dengannya.

Ia kini menjadi sorotan publik.

Dilansir dari Tribun Cirebon, hal itu terjadi lantaran putri Megawati Soekarnoputri, Puan Maharani tersebut diduga mematikan mikrofon anggota Fraksi Partai Demokrat (PD) saat rapat paripurna pengesahan RUU Cipta Kerja.

Cuplikan video saat Puan Maharani diduga mematikan mikrofon itu pun beredar luas di media sosial.

Kini, Rabu (7/10/2020), akun Instagram Puan Maharani @puanmaharaniri bahkan "diserbu" warganet.

Banyak warganet yang memprotes atas apa yang dilakukan oleh Puan.

Terlepas dari hal itu, dihimpun TribunJabar.id dari Tribunnews.com dan Kompas.com, berikut ini adalah profil, biodata, hingga deretan kontroversi Puan Maharani.

Biodata

Nama asli Puan adalah Puan Maharani Nakshatra Kusyala.

Politikus perempuan dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan atau PDIP ini lahir di Jakarta, 6 September 1973.

Puan merupakan putri dari pasangan Taufiq Kiemas dan Megawati Soekarnoputri.

Megawati adalah putri dari presiden pertama Indonesia, Ir Soekarno.

Jadi, Puan merupakan cucu dari Sang Proklamator, Bung Karno.

Puan pernah mengenyam pendidikan di SD Perguruan Cikini, SMP Perguruan Cikini, hingga SMA Perguruan Cikini.

Kemudian, setelah lulus SMA pada 1991, Puan Maharani melanjutkan kuliah di jurusan ilmu komunikasi massa, FISIP Universitas Indonesia.

Pada 1997, dia berhasil menyelesaikan pendidikan sarjananya dan lulus menyandang gelar S.Ikom.

Puan menikah dengan seorang pengusaha bernama Hapsoro Sukmonohadi.

Bersama dengan pria yang akrab disapa Happy Hapsoro itu, ia dikaruniai dua orang anak.

Jejak politik

Puan Maharani lahir di tengah keluarga politik.

Ayahnya, Taufiq Kiemas merupakan Ketua MPR ke-12.

Sementara itu, Megawati Soekarnoputri adalah Ketua Umum PDIP dan presiden kelima RI.

Sudah sejak kecil, politik adalah dunia yang akrab dengan Puan.

Simbol negara, lambang dan bendera partai adalah pemandangan sehari-hari baginya.

Bahkan, Puan sempat ikut berkeliling mendampingi ibunya ketika melawan kekuasaan Soeharto.

Kemampuan politiknya kemudian semakin terasah ketika bergabung dengan Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) di bidang luar negeri.

Hingga akhirnya, Puan bergabung dengan partai ibunya di PDIP.

Barulah pada 2009, ia memutuskan untuk mencalonkan diri sebagai anggota DPR RI.

Dalam pemilu legislatif tahun itu, Puan maju di daerah pemilihan Surakarta, Sukoharjo, Klaten, dan Boyolali.

Dia pun lolos ke Senayan untuk masa periode 2009-2014.

Puan Maharani juga didaulat menjadi Ketua Fraksi PDIP menggantikan Tjahjo Kumolo yang sudah menjabat selama Sembilan tahun.

Kemampuan di bidang politik yang sudah dinilai matang kemudian membuat Puan Maharani ditunjuk sebagai Ketua Bidang Politik dan Hubungan Antarlembaga DPP PDIP.

Selanjutnya, Puan Maharani kembali terpilih dalam Pemilihan Legislatif periode selanjutnya.

Pada Pemilu 2014, Puan Maharani ditunjuk sebagai panglima perang PDIP.

Hasilnya, PDIP berhasil memenangi Pemilu 2014 dengan perolehan suara terbanyak.

Kariernya kemudian berlanjut ketika presiden terpilih pada Pemilu 2014, Joko Widodo menunjuknya sebagai Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan atau Menko PMK.

Puan Maharani menjadi Menko termuda pada usia 41 tahun sekaligus menjadi orang pertama yang mengisi kementerian baru itu.

Pada 2019, dia kembali maju menjadi calon anggota legislatif di daerah pemilihan Jawa Tengah V.

Hasilnya, Puan berhasil melenggang ke Senayan dengan mendapatkan 404.034 suara.

Dalam sidang paripurna di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (1/10/2019) silam, ia juga ditetapkan sebagai Ketua DPR periode 2019-2024.

Berikut ini adalah penghargaan yang pernah diterima Puan:

Bintang Bhayangkara Utama, Polri (2018)
Eminent Women of the Year 2019, Majalah Her Times (2019)
E-Transparency Award 2014, Paramadina Public Policy Institute (2014)

Deretan kontroversi

Selama berkarier di bidang politik, Puan Maharani sempat beberapa kali menuai kontroversi,

Pada 2015, pernyataan Puan mengenai Presiden Joko Widodo menuai kontroversi.

Kala itu, Puan menyebut Jokowi sebagai petugas partai PDIP Perjuangan.

Hal itu dilontarkannya saat mengomentari wacana organisasi Pro Jokowi (Projo) yang berubah jadi partai baru.

Kemudian, saat menjabat sebagai Menko PMK, ia menjadi perbincangan publik lantaran rencananya untuk mendatangkan guru dari luar negeri.

Oleh publik, hal itu dianggap bahwa Puan hendak mengimpor guru asing.

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) kala itu, Muhadjir Effendy kemudian meluruskan apa yang dimaksud Puan.

Menurutnya, Menko PMK bukan bermaskud untuk mengimpor guru asing, melainkan mendatangkan guru dari luar negeri untuk melatih guru-guru maupun instruktur yang ada di dalam negeri.

Menurutnya, hal itu bertujuan untuk meningkatkan kemahiran instruktur atau guru Indonesia, hal itu dinilai lebih efisien daripada harus mengirim guru atau instruktur Indonesia ke luar negeri.

Muhadjir Effendy juga membantah kabar bahwa Puan Maharani hendak mengimpor guru, melainkan mengundang guru atau instruktur luar negeri untuk program Training of Trainers.

Teranyar, pada September 2020 kemarin, Puan menyatakan pernyataan kontroversial mengenai Sumatera Barat.

Dia menyampaikan hal itu saat mengumumkan pasangan calon gubernur dan wakil gubernur untuk Pilkada Sumatera Barat,

Rekomendasi untuk pilkada di Sumbar diberikan kepada Mulyani dan Ali Mukhni.

Setelah mengumumkan pasangan calon tersebut, Puan menyampaikan harapannya kepada Sumatera Barat.

"Semoga Sumatera Barat menjadi provinsi yang memang mendukung negara Pancasila."

"Bismillahirahmannirrahim," ucap Puan saat pengumuman pasangan calon kepala daerah gelombang V secara virtual di Jakarta, Rabu (2/9/2020).

Pernyataan itu membuat beberapa pihak tersinggung.

Hingga akhirnya, Persatuan Pemuda Mahasiswa Minang (PPMM) melaporkan Puan Maharani ke Badan Reserse Kriminal (Bareskrim) Polri.

Artikel ini telah tayang di Tribuncirebon.com dengan judul Deretan Kontroversi Ketua DPR, Puan Maharani, Anak Megawati Disorot Saat Pengesahan RUU Cipta Kerja, https://cirebon.tribunnews.com/2020/10/07/deretan-kontroversi-ketua-dpr-puan-maharani-anak-megawati-disorot-saat-pengesahan-ruu-cipta-kerja?page=all.

Sumber: Tribun Timur
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved