Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

GEGER, Pertama Kali dalam Sejarah, Api Abadi Mrapen Padam, Pertanda Buruk?

Masyarakat digegerkan dengan padamnya Api Abadi Mrapen di desan Manggarmas, Kecamatan Godong, Kabupaten Grobogan, Jateng.

Editor: Rasni
Tribunnews
Api Abadi Mrapen 04102020 

TRIBUN-TIMUR.COM - Masyarakat digegerkan dengan padamnya Api Abadi Mrapen di desan Manggarmas, Kecamatan Godong, Kabupaten Grobogan, Jateng

Masalahnya inilah pertama kali dalam Sejarah api tersebut padam. Tak ada sama sekali yang tersisa.

Apakah ini pertanda sesuatu?

tribunnews
Api Asian Games 2018 yang dibawa dari India dan telah digabungkan dengan api abadi Mrapen, Jawa Tengah kini tiba di Puwarkarta, Jawa Barat, Jumat (10/8/2018). (Super Ball/Celestinus Trias HP) (Super Ball/Celestinus Trias HP)

 Ketiadaan suplai gas diduga menjadi penyebab padamnya api Mrapen. 

Api abadi Mrapen diketahui padam pada Jumat (25/9/2020) pekan lalu.

Kepala Desa Manggarmas Achmad Mufid membenarkan kabar tersebut.

Api abadi itu padam secara bertahap. Semula api terlihat meredup.

 

Konsultan GTPP Sulsel: Pengendalian Covid-19 di Sulsel Kian Membaik

Hingga kemudian padam sama sekali.

Menurut Mufid, padamnya api Mrapen telah dia laporkan ke pihak-pihak terkait.

Sementara Kepala Dinas ESDM Wilayah Kendeng Selatan Teguh Yudi Pristiyanto mengaku telah melakukan pengecekan ke lokasi pada Rabu (30/9/2020) lalu.

Hasil pengecekan sementara tidak terdapat gas yang keluar dari lubang api. Diketahui, nyala api abadi Mrapen bersumber dari gas alam yang menyembur di titik tersebut.

 Bonceng Tiga Anaknya dengan Motor Supra, Wanita di Jatinegara Tewas Terseret Truk Trailer

 Rizki DA Menjalani Tahun Terberat dalam Perjalanan Hidupnya

Penjelasan Gubernur Ganjar 

Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo menaruh perhatian khusus soal padamnya api abadi Mrapen. Ganjar telah menugaskan Dinas ESDM Jawa Tengah untuk melakukan pengecekan.

Ganjar menduga padamnya api Mrapen bisa disebabkan sumber gas yang menjadi bahan akar api sudah habis.

"Saya minta ESDM untuk ngecek, apakah ada sesuatu. Apakah karena cadangan sumber daya yang ada di dalamnya habis, atau karena pengaruh eksploitasi dari kanan kirinya. Kita lagi minta dilakukan pengecekan," kata Ganjar, Jumat (2/10/2020), dikutip dari Kompas.com.

Selain itu juga bisa disebabkan adanya aktivitas eksploitasi di sekitarnya.

Halaman
12
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved