Detik-Detik 7 Pahlawan Revolusi Dievakuasi dari Sumur Lubang Buaya, Ini Foto Terakhir Pierre Tendean
Dari luar, lubang tersebut ditimbuni dedaunan, sampah kain, dan batang-batang pisang.
TRIBUN-TIMUR.COM - Tepat hari ini, 55 tahun yang lalu, tragedi keji pembantaian jenderal TNI yang dikenal dengan Gerakan 30 September (G 30 S), terjadi.
Ada 7 pahlawan revolusi yang jadi korban pembantaian oleh Partai Komunis Indonesia atau PKI
Ketujuh pahlawan itu dimasukkan kedalam sumur yang kita kenal dengan sebutan lubang buaya
Dari luar, lubang tersebut ditimbuni dedaunan, sampah kain, dan batang-batang pisang.
• Kisah Cinta Tragis Pierre Tendean & Rukmini, Prajurit Tampan Itu Rela Masuk Islam, Gugur 1 Oktober
• Tuai Kontroversi, Inilah Deretan Fakta Film G30S/PKI Film dengan Biaya Produksi Termahal di Masanya
Berdasarkan pemberitaan harian Kompas (6/10/1965), proses pengangkatan dimulai hari Minggu, 3 Oktober 1965.
Akan tetapi, karena kendala teknis, pengangkatan jenazah baru dapat dilakukan seluruhnya di hari Senin, 4 Oktober 1965 setelah digunakan tabung zat asam oleh evakuator.
Ya tepatnya 4 Oktober 1965, jenazah 7 orang pahlawan revolusi diangkat dari sumur Lubang Buaya.
Mereka adalah enam jenderal serta satu perwira pertama TNI AD yang menjadi korban.
Yakni Letnan Jenderal Anumerta Ahmad Yani, Mayor Jenderal Raden Soeprapto, Mayor Jenderal Mas Tirtodarmo Haryono, Mayor Jenderal Siswondo Parman, Brigadir Jenderal Donald Isaac Panjaitan, Brigadir Jenderal Sutoyo Siswodiharjo, dan Lettu Pierre Andreas Tendean.
Mereka dibunuh oleh PKI lalu dimasukkan ke dalam sumur Lubang Buaya di Jakarta Timur.
Melansir pemberitaan Kompas.com (1/10/2019), ketujuh korban tersebut dibunuh oleh PKI karena dituduh akan melakukan makar terhadap Soekarno melalui Dewan Jenderal.
Diberitakan harian Kompas 25 September 2016, penemuan korban peristiwa Gerakan 30 September (G 30 S) tidak lepas dari peran Sukitman, anggota kepolisian, yang pada 1 Oktober 1965 sempat dibawa paksa ke Lubang Buaya oleh kelompok G 30 S, tetapi berhasil meloloskan diri.
Melansir dari Berita Yudha dan siaran radio Jakarta yang diterbitkan Cornell University Press (1966), jenazah para pahlawan revolusi dapat ditemukan seluruhnya tanggal 4 Oktober 1965.
Lokasi jenazah ditemukan oleh satuan Resimen Para Anggota Komando Angkatan Darat (RPKAD) di kawasan hutan karet Lubang Buaya.
Jenazah ditemukan di sumur tua dengan kedalaman kurang lebih 12 meter.
Taman Makam Pahlawan
Karena kendala teknis, pengangkatan jenazah baru dapat dilakukan seluruhnya di hari Senin, 4 Oktober 1965 setelah digunakan tabung zat asam oleh evakuator.
Kemudian, sekitar pukul 19.00, jenazah-jenazah tersebut ditempatkan di Aula Departemen Angkatan Darat di Jalan Merdeka Utara.
Ketujuh korban kemudian dianugerahi gelar sebagai pahlawan revolusi.
Bertepatan dengan Hari Ulang Tahun ke-20 Angkatan Bersenjata Republik Indonesia pada 5 Oktober 1965, ketujuh jenazah pun dimakamkan di Taman Makan Pahlawan Kalibata.
Pemberangkatan jenazah-jenazah tersebut didahului oleh kurang lebih 30 truk yang berisi satuan-satuan RPKAD.
Pemakaman juga dihadiri oleh puluhan ribu warga Kota Jakarta, baik dari kalangan sipil maupun militer.
Mereka hadir untuk memberikan penghormatan yang terakhir bagi para pahlawan revolusi tersebut.
Berikut Daftar Pahlawan Revolusi
Peristiwa G30S/PKI identik dengan gugurnya sembilan perwira TNI AD dan satu polisi.
Mereka gugur pada 30 September 1965 malam hari hingga 1 Oktober 1965 dini hari, di Jakarta dan Yogyakarta.
Para prajurit yang gugur kemudian mendapat gelar Pahlawan Revolusi, karena gugur dalam suatu percobaan kudeta yang dikenal dengan nama Gerakan 30 September (G30S) atau Gerakan Satu Oktober (Gestok).
Oleh rezim Orde Baru, Partai Komunis Indonesia (PKI) kemudian menjadi tertuduh tunggal sebagai dalang gerakan tersebut.
Dikutip dari berbagai sumber, berikut ini daftar nama 10 Pahlawan Revolusi beserta pangkat dan jabatannya saat Gerakan 30 September itu terjadi:
1. Ahmad Yani
Letnan Jenderal TNI
Menteri/Panglima Angkatan Darat/Kepala Staf Komando Operasi Tertinggi
2. Raden Suprapto
Mayor Jenderal TNI
Deputi II Menteri/Panglima AD Bidang Administrasi
3. Mas Tirtodarmo Haryono
Mayor Jenderal TNI
Deputi III Menteri/Panglima AD Bidang Perencanaan dan Pembinaan
4. Siswondo Parman
Brigadir Jenderal TNI
Asisten I Menteri/Panglima AD Bidang Intelijen
5. Donald Isaac Panjaitan
Brigadir Jenderal TNI
Asisten IV Menteri/Panglima AD Bidang Logistik
6. Sutoyo Siswomiharjo
Brigadir Jenderal TNI
Inspektur Kehakiman/Oditur Jenderal Angkatan Darat
7. Pierre Andreas Tendean
Letnan Satu Czi.
Ajudan Menteri Pertahanan dan Keamanan/Kepala Staf Angkatan Bersenjata Jenderal TNI Abdul Harris Nasution
Dikutip dari akun resmi penulis Biografi Pierre Tendean, hari itu Pierre berencana akan pulang ke Semarang
Sebab bertepatan dengan hari ulang tahun ibunda tercinta
Namun harus tertunda karena masih sedang bertugas
Dia berencana kembali pada keesokan harinya 1 Oktober 1965
Tapi nasib berkata lain, dini hari di tanggal tersebut dia diculik PKI hingga tewas dibantai
Foto ini adalah wajah terakhir Pierre Tendean, dua hari sebelum pembantaian G30S/PKI terjadi
8. Karel Satsuit Tubun
Brigadir Polisi Kepala
Pengawal Kediaman Resmi Wakil Perdana Menteri III Johannes Leimena
9. Katamso Darmokusumo
Kolonel Inf
Komandan Korem 072/Pamungkas, Yogyakarta
10. Sugiyono Mangunwiyoto
Letnan Kolonel Inf
Kepala Staf Korem 072/Pamungkas, Yogyakarta.
Mereka ditetapkan sebagai Pahlawan Revolusi dan dinaikkan pangkat satu tingkat lebih tinggi secara anumerta.
Hal itu berdasarkan Keputusan Presiden No 111/KOTI/1965 tanggal 5 Oktober 1965 (untuk 1-7), No 114/KOTI/1965 tanggal 5 Oktober 1965 (untuk 8), dan No. 118/KOTI/1965 tanggal 19 Oktober 1965 (untuk 9-10).
Gelar Pahlawan Revolusi juga diakui sebagai gelar Pahlawan Nasional Indonesia, berdasarkan UU 20/2009 tantang Gelar, Tanda Jasa, dan Tanda Kehormatan.
Polisi Larang Nobar Film G30S/PKI
Polri melarang kegiatan nonton bersama film Gerakan 30 September (G30S/PKI) di tengah pandemi Covid-19.
Larangan dilakukan untuk menghindari penularan Covid-19 di tempat keramaian.
"Yang jelas Polri tidak akan mengeluarkan izin keramaian."
"Ingat, keselamatan jiwa masyarakat itu yang paling utama."
"Dan ini masih dalam masa pandemi Covid-19," kata Karo Penmas Humas Polri Brigjen Awi Setyono di Mabes Polri, Jakarta, Senin (28/9/2020).
Dia meminta masyarakat menonton film G30S/PKI di rumah masing-masing.
"Sekali lagi Polri tidak akan mengeluarkan izin untuk keramaian."
"Kalau mau nonton ya silakan nonton masing-masing," ucapnya. (CC)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "4 Oktober 1965, 7 Jenazah Pahlawan Revolusi Dievakuasi dari Sumur Lubang Buaya" dan telah tayang di Wartakotalive dengan judul DAFTAR 10 Pahlawan Revolusi Serta Pangkat dan Jabatannya Saat Gugur pada 30 September 1965
Artikel ini telah tayang di serambinews.com dengan judul 7 Pahlawan Revolusi Dievakuasi dari Sumur Lubang Buaya Pada 4 Oktober 1965, Gugur oleh G30S/PKI, https://aceh.tribunnews.com/2020/09/29/7-pahlawan-revolusi-dievakuasi-dari-sumur-lubang-buaya-pada-4-oktober-1965-gugur-oleh-g30spki?page=all