Penjelasan RS Wahidin Makassar Soal Bocah Penderita Hidrosefalus Asal Maluku
Melalui rilis yang dikirim Humas RSWS, Aulia, Senin (28/9/2020) malam, pihaknya menjelaskan layanan yang telah diberikan
Penulis: Muslimin Emba | Editor: Imam Wahyudi
Sebelumnya, Tribun memberitakan, Putra Imanuel Parjala, bocah tujuh tahun asal Kabupaten Pulau Aru, Provinsi Maluku, sudah dua pekan terakhir ditemani Oma Opahnya (Yosina Waite dan Simon Parjala) di Kota Makassar, Sulawesi Selatan.
Kehadiran Putra Imanuel ditemani oma opanya dan bibinya Wati serta seorang pendamping dari kelompok pemuda Kabupaten Kepulauan Aru itu, untuk menjalani pengobatan di RS Wahidin Sudiro Husodo, Makassar.
Pengobatan itu ditempuh setelah mendapat rujukan dari rumah sakit daerah Kepualaun Aru.
Bukannya, mendapatkan layanan sesuai yang diharapkan, Putra Imanuel malah diminta untuk mendatangi klinik pengobatan oleh salah seorang petugas di RS Wahidin Sudiro Husodo Makassar.
Kinik yang tentunya membutuhkan biaya lebih saat mendapatkan layanan.
Padahal, kehadiran Putra Imanuel dan keluarganya di Makassar hanya mengandalkan kartu BPJS Kesehatan dan uang hasil penggalangan dana oleh beberapa kelompok pemuda dan organisasi di Kepulauan Aru.
Jawaban itu, sontak mematahkan semangat Yosina Waite dan Simon Parjala untuk kesembuhan cucunya Putra Imanuel.
Dari rekaman perbincangan pendamping Putra Imanuel, Latif dan seorang petugas RS Wahidin, terdengar jelas oknum petugas itu mengarahkan Putra Imanuel ke klinik pengobatan atau tempat praktek swasta.
"Tidak usah pakai telpon pak, jangan telpin pak. Langsung ke sana saja pagi-pagi, depan Carrefour, Apotek Perintis," kata seorang petugas perempuan saat berbincang dengan Latif.
"Kalau di sini (RS Wahidin Sudiro Husodo Makassar) memang tidak bisa ya bu?" tanya Latif dalam rekaman perbincangannya dengan petugas.
"Tidak bisa, dia (dokter) habis praktek langsung operasi. Dia sekarang operasi di ruangan operasi, dua operasi ini hari dia punya pasien," jawab oknum petugas itu.
"Lebih cepat kalau langsung ke praktek pak, kalau di sini tidak ada waktunya," sambung oknum petugas itu.
"Ibu, kalau di sana (prektek) sistem prabayar ya? "lanut Latif.
"Iya, bayar. Kalau BPJS," sahut oknum petugas.
"Kalau di sini (RS Wahidi) bu? tanya Latif kembali.